Tuesday 28 June 2011

Arab=Islam?: Coba Pikir Lagi

Suatu hari, seorang teman di facebook menulis suatu pernyataan di kolom komentar sebuah statusku, kira-kira begini katanya, Bagaimana seseorang itu akan masuk surga, jika dia tidak bisa berbahasa Arab. Di lain kesempatan, aku melihat slogan papan sebuah toko, kira-kira seperti ini Toko blank blank (nama disamarkan), Toko bernuansa Timur tengah. Tapi setelah aku masuk ke dalam toko tersebut, gak ada tuh yang berbau Timur Tengah seutuhnya, yang ada cuma obat herbal, baju koko, baju gamis wanita, dan buku-buku Islam. Seandainya toko itu memang toko bernuansa Timur Tengah, pastilah di sana juga ada kaset-kaset lagu cinta Arab, pakaian belly dance, ato video belly dancenya. Jadi... toko itu toko bernuansa Timur Tengah? Atau toko bernuansa Islami?

Melihat contoh kenyataan di atas dan sebagai seorang akademisi yang berkecimpung dalam dunia bahasa, sastra, dan budaya Arab, pikiran saya tergelitik untuk sedikit mengulas tentang masalah ini, masalah mindset kebanyakan masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa Arab adalah Islam. Padahal menurut saya, Islam adalah islam, Arab adalah Arab. Arab dan Islam adalah dua hal yang berbeda. Jujur sangat tidak nyaman jika seseorang bertanya tentang jurusan yang saya ambil, lalu orang tersebut berkomentar, "Wah anak Sastra Arab nih, hapal hadist yang ini gak? Tafsir yang ini hapal gak? dan sebagainya". Dan lagi-lagi kenyataan seperti itu memperkuat pendapat saya tentang mindset kebanyakan masyarakat Indonesia yang menyamakan Arab dan Islam.

Okeh... Islam adalah sebuah agama yang memiliki kitab suci berbahasa Arab dan,bahkan, Islam diturunkan di dunia Arab. Tapi bukan berarti Arab sama dengan Islam. Tidak ada satu pun ayat al-Qur'an yang menyatakan bahwa seseroang tidak bisa masuk surga jika di tidak berbahasa Arab atau hadist Nabi yang menyatakan pernyataan yang serupa. Yang ada hanya pentingnya mempelajari bahasa tersebut untuk memahami ajaran-ajaran agama Islam. Kalaulah Bahasa Arab akan membawa seseorang masuk surga, maka niscaya gak ada orang yang mau beramal baik. Semua orang pasti berpikir untuk belajar Bahasa Arab tanpa mengerjakan kebajikan. Allah juga berfirman dalam surat ar-Rum bahwa salah satu kekuasaan-Nya adalah menciptakan berbagai macam bahasa. Pikir! Jika Allah menetapkan bahwa seseorang tidak akan masuk surga jika tidak bisa berbahasa Arab, mengapa Allah menciptakan berbagai macam bahasa di dunia ini? Pertanyaan malaikat di kubur kelak bisa dijawab oleh seseorang bukan karena dia belajar Bahasa Arab semasa hidupnya, tapi karena kebajikan-kebajikan yang telah dilakukan semasa hidup. Jadi kalau ada pernyataan seseorang tidak akan masuk surga apabila tidak bisa berbahasa Arab adalah sebuah pernyataan yang salah.

Yang sangat fatal karena mindset ini adalah budaya Arab dengan Islam dijadikan satu hal yang sama dan akhirnya berdampak buruk pada ajaran agama Islam dan memperburuk citranya. Padahal agama Islam adalah agama yang indah, rahmat bagi seluruh alam, dan sempurna. akan tetapi, karena mindset kita yang sudah terpatri seperti paparan di atas, maka banyak terjadi kesalahpahaman yang menjadikan citra Islam menjadi tidak baik. Contohnya saja masalah poligami yang terjadi di negeri kita. Memang dalam Islam poligami tidak dilarang, asalkan dengan hukum dan ketentuan yang berlaku. Tapi yang terjadi di Indonesia adalah poligami yang dilakukan penuh kontroversi yang akhirnya menjadikan citra islam tidak baik karena percampuran budaya poligami dalam masyarakat Arab (baca: Perempuan-Perempuan Haremku) dengan poligami dalam ajaran Islam. Atau mungkin anggapan Islam adalah agama teroris karena melihat dari simbol bendera negara Arab yang bergambar dua bilah pedang. Lagi-lagi hal ini berdampak buruk bagi pencitraan Islam. Dalam budaya masyarakat Arab, memang, pedang adalah sebuah simbol yang menunjukkan sebuah keberanian (Tasybih dalam Ilmu Balagah) dan menurut orang Arab, mereka adalah sebuah bangsa yang pemberani. Sekali lagi... karena simbol pedang dalam budaya masyarakat Arab disetarakan dengan Islam, maka muncullah pernyataan bahwa Islam adalah agama teroris atau agama yang penuh dengan kekerasan. Jadi sangatlah penting untuk merubah mindset bahwa Arab dengan Islam adalah satu hal yang sama. Merubah mindset orang banyak, mungkin memang susah tapi gak ada salahnya kita coba dari diri kita sendiri bukan?


*Kutulis hanya karena satu alasan; karena aku mencintai agamaku, Islam rahmatan lil 'alamin

Sunday 26 June 2011

Masih Sekitar Kazim el-Saher dan Nizar Qabbani





كل عام وانتي حبيبتي

كل عام وانتي حبيبتي كل عام وانا حبيبك

اه ياسيدتي لو كان الامر بيدي اذا لصنعت سنه لكي وحدكي

تفصلين ايامها كما تريدين

وتسندين ظهركي على اسابيعها كما تريدين

وتتشمسي وترقصي وتركضي

على رمال شهورها كما تريدين

كل عام وانتي حبيبي اقولها على طريقتي

رافض كل العبارات الكلاسيكيه التي يرددها الرجال على مسامع النساء

كل عام وانتي حبيبتي حبيبتي

سوف لن نشتري هذا العيد شجره ستكونين انتي الشجره

وسأعلق عليكي امنيتي ودعواتي وقناديل دموعي

كل عام وانتي حبيبتي


English translation translated by me with high disorder grammar ^^:

You are my love for all along the year

You are my love for all along the year
I'am your love for all along the year

Hi my lady
If the power were on my hand
I would create the year only for you

You might divine it's days as your wish
Your might depen your back on it's weeks as your wish
You might dry in the sun
You might dance
You might run on the sand of it's months as your wish

You are my love for along the year
I said it to you when I denied each of black explanation being hesitated by the mens on the hearing's womens

You are my love for all along the year
I hope I never buy a holy day like a tree
You will be a tree
I climb you
My peacefull... my callings...
and my light of tears
You are my love for all along the year


This song based on Arabic poem of Nizar Qabbani.

Saturday 25 June 2011

The Story of Pilem Luar

Libur telah tiba dan semua bergembira. Mungkin bergembira karena melepas sejenak kepenatan tugas-tugas akademik. Sebagian anak-anak rantau sudah hengkang dari kota ini dan sebagian lagi mungkin masih bertahan karena ada beberapa hal yang harus diurus. Kalo aku? aku hanya ngedit, nyoba nerjemah, makan lotis, dan nonton pilem di laptop. Ahay... yang terakhir inilah yang lagi getol aku kerjakan hehe...

Aku adalah orang yang gak suka nonton pilem drama apalagi drama Korea, Mandarin, ato Jepang. Sebenarnya pilem drama itu bagus kok tapi entah kenapa aku selalu aja ngantuk kalo nonton pilem drama. Hmm... tapi ada sih pilem drama yang jadi favoritku dan sukses buat aku nangis-nangis bombay gak karuan hiks hiks... Ya contohnya aja pilem The Note Book, August Rush, dan A Walk to Remember. Aku nih memang sebenarnya orang yang mellow abis, makanya aku meminimalisir nonton pilem drama hehehe. Selain drama, aku suka juga nonton pilem animasi dan khayalan ato tentang kerajaan-kerajaan gitu deh. Sebut saja pilem Thinker Bell, Enchaunted, Alice in Wonderland dan Barbie. Hmm... bener-bener selera yang aneh tampaknya...

Tapi yang paling aku gandrungi itu adalah pilem petualangan dan super hero gitu kayak, pilem National Treasure, Pirates of Carribien, Zorro, dan yang pualing aku suka adalah Star Wars dan Star Trek. Hmm... suka suka banget deh ah. Kayaknya seru aja menjelajah luar angkasa, naik pesawat U.S.S Enterprise, ato naik pesawat Millenium Falcon-nya Han Solo. Wuih menarik, fantastik, bombastik, fonetik, semantiklah pokoknya (Loh kok?)

Untuk pilem Star Wars, aku udah nonton semua serinya deh. Terharu hiks hiks... karena baru bisa nonton semuanya setelah 9 tahun penantian. Ini bener loh! Gak bohong! Suer deh! Waktu itu aku masih kecil, jadi gak boleh nonton pilem luar trus waktu udah sedikit gede, eh malah masuk pesantren dan jarang pulang. Hmmm setelah "hengkang" dari pesantren, akhrinya ada Star Wars's week di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia, kira-kira itu tahun 2007. Uhuy!!! I like it so much!!!! Yuhuuu... Aku jadi bisa nonton semua serinya hehehe



Millenium Falcon





Trus pilem yang sering kuputar ulang akhir-akhir ini adalah pilem Star Trek 2009. Entahlah, mungkin udah kali keseribunya pilem itu aku putar ulang hehehe... Tapi tetap gak ngebosenin. Ahay... mungkin pengobat kerinduan untuk mantengin pilem Star Wars lagi kali ya hehehehe. Sebenarnya pilem Star Trek ini juga udah ada dari zaman baheula kayak pilem Star Wars tapi sayang, belum ada kesempatan untuk nonton semua serinya. Selain pilem ini emang seru, aku juga suka sama salah satu tokohnya yaitu Spock, Zhacary Quinto. Ganteng banget dan bibirnya sekseh, kata eva, temenku (kataku juga sih hehe).



USS Enterprise






Spock dan James Tiberius Kirk

Hmm... semoga besok ada Star Trek's Week kayak Star Wars dulu. I wish...

Friday 24 June 2011

Going Home


Libur telah tiba rupanya. Dan kulihat kebanyakan teman-teman kampus yang sangat bersuka cita menyambut libur ini. Libur kali ini memang berbeda. Libur kali ini bukan hanya libur. Libur kali ini bukan seperti libur weekend, Sabtu atau Minggu. Libur kali ini bukanlah long weekend yang disebabkan oleh tanggal merah yang menumpuk. Libur kali ini bukan juga libur karena minggu tenang sebelum kuliah. Tapi libur kali ini adalah libur panjang, panjang sekali karena bertepatan dengan Bulan Ramadhan serta Lebaran.

Semua bersuka cita. Mereka yang tinggal hanya beberapa jengkal dari Yogyakarta, yang selalu pulang saat weekend atau long weekend datang, sangat bersuka cita menyambut libur kali ini. Begitu juga anak-anak perantauan dari luar kota bahkan dari luar Pulau Jawa. Semua bersuka cita dan bergembira karena bisa pulang ke rumah. Going home, bahasa kerennya mungkin.

Kutatap mereka yang sedang besuka cita itu. Kutatap mereka yang satu persatu telah hengkang meinggalkan kota ini dengan kebahagian sangat mendalam. Kutatap mereka. terus, terus, dan terus sampai bayangan mereka hilang ditelan keramaian kota.

Going home? Mungkin kata-kata tersebut adalah kata-kata yang membuat seseorang senang bukan kepalang. Senang bertemu handai taulan, teman-teman, atau mungkin belahan jiwa. Buat mereka yang tinggal hanya beberapa jengkal dari kota ini, mungkin bukan perkara yang sulit. Tinggal menunggu waktu libur dan "cabut", pulang ke rumah pake bus yang harga tiketnya murah meriah dan cocok di kantong seorang mahasiswa.

Buatku, going home itu sulit. Going home? Harus pikir-pikir seribu kali dulu karena itu bukanlah suatu perkara mudah bagiku. Aku harus memikirkan semua yang terjadi setelah going home. Aku harus menghitung dan memastikan harga tiket yang paling murah dan cocok untukku. aku harus menyelesaikan semua tanggunganku yang ada di kota ini. Gak lucu kan kalau aku harus kembali ke kota ini hanya untuk mengumpulkan tugas lalu balik lagi ke rumah? atau kembali lagi ke kota ini hanya karena harus mengisi KRS manual seperti mereka yang tinggal hanya beberapa jengkal dari kota ini? Yup semua harus dipikir matang-matang.

Kadang aku iri. aku ingin seperti mereka. Setiap weekend pulang ke rumah, bermanja-manja dan berkumpul bersama keluarga. Aku? setiap weekend datang, aku hanya bisa menatap kepulangan mereka dengan segenap kebahagian. Aku hanya berkutat membersihkan kamar kostku, mengerjakan tugas-tugas, sekedar berselancar di dunia maya, atau seledar bercengkrama dengan buto ijo sambil menggerakkan jemari-jemariku membentuk beberapa paragraf tulisan sambil makan lotis, tentunya.

Tapi semua ada kelebihan dan kekurangan. mungkin aku tak bisa pulang ke rumah sering-sering. Mungkin aku hanya bisa merasakan berada di tengah keluarga hanya sekali setahun dengan waktu yang minim pula. Tapi Tuhan Maha adil. Dia memberiku suatu hikmah atas masalah going home ini. Yah... kurasakan itu... Karena jarang pulang ke rumah, kuakui aku menjadi pribadi yang pemberani, tak takut harus jauh dari orang tua, dan tentunya mandiri serta tak manja (Narsis sekali bukan?). Tapi itulah yang kurasakan. Karena aku sadar tak selamanya aku akan hidup dengan keluargaku. Tak selamanya aku bergantung pada papa dan mama. Tak selamanya aku akan bercanda sekaligus berantem dengan adik. Jadi, sebelum masa itu datang, dari sinilah aku belajar untuk menghadapi masa yang pasti datang padaku itu. Namun, dalam lubuk hatiku, aku yakin mereka selalu merindukanku dan menyayangiku. Aku memang terbang jauh tapi kasih sayang mereka tetap kurasakan. aku sayang kalian, Sungguh.


Sunday 19 June 2011

KOREOGRAFER


Ketika melihat poto-poto waktu jadi pengajar di Gontor Putri 4 Sul-Tra, aku jadi inget lagi memori-memori yang indah-indah maupun yang pahit-pahit hit... hit.... Tapi kali ini... yang aku inget adalah ternyata aku pernah jadi koreografer. Ahay. Gak nyangka dan aku pun sudah lupa. Kalo gak nemu poto ini, mungkin aku udah gak inget lagi.

Saat itu ada acara besar di pondok yaitu Apresiasi Seni bisa dibilang semacam Drama Arena ato Panggung Gembira di Gontor Putri 1 dan 3 atau Gontor Putra 1. Kalau Drama Arena adalah panggung khusus untuk pertunjukan bakat seni para santriwati kelas V dan Panggung Gembira untuk kelas VI. Berhubung di Gontor Putri 4 jumlah santrinya dikittt banget dibanding Gontor pusat, maka dibuatlah acara Apresiasi Seni yang melibatkan semu civitas akademik Gontor Putri 4. Nah, karena semua kegiatan di Gontor Putri 4 adalah tanggung jawab para ustad dan ustadzah, maka jadilah kita yang bertanggung jawab pula dalam perhelatan besar ini.

Yeah... ada yang kebagian menjadi bagian dekorasi, kostum, acara, penanggung jawab acara, sutradara panggung, humas, dan lain sebagainya (Hmm... hebatnya para ustadzah Gontor Putri 4 ini!!! two thumb up!!! haha narsis). Dan aku sendiri kebagian sebagai penanggung jawab tari dan kostum untuk Fashion Show. Ahayyy... kangen mendisain gaun ala putri raja lagi deh jadinya hehe... Ok balik lagi ke cerita semula... Well akhirnya kukerjakan juga tugasku sebagai... ehm... seorang koreografer tari Pasambahan asli Minangkabau punya hehe. Pertama yang aku lakukan adalah menyeleksi para santriwati. Caranya seleksinya gampang sih... nanti para santri itu akan menari mengikuti gerakan tarianku (hoheho... hueks) dan seorang temanku akan "menculik" beberapa orang di antar apara santri tersebut untuk mengikuti grup tari kecil-kecilan ini.

Setelah menemukan anak-anak yang akan menari, aku mengejarkan kepada mereka satu persatu gerakan tariannya. Waduh... ternyata tangan-tangan mereka sudah sangat gemulai. haha jadi malu sendiri ama tanganku yang gak ada gemulai-gemulainya ini. Tapi biarin aja... cuek is the bestlah yaw. Tiap malam, aku mengajarkan mereka tanpa henti. So jadilah sebulan itu, kegiatanku bertambah lagi, selain ngajar, ngajar sekolah siang, ngajar TPA, jaga guest reception, dan muwajjah. Hmm... seneng juga bisa ngajarin mereka salah satu tarian tradisional Minang hehe... secara, mereka semua penduduk asli Sulawesi. Tampaknya mereka seneng juga karena mengenal tarian baru.

Akhirnya waktu berlalu dan tibalah saatnya untuk meyiapkan kostum. Berhubung gak ada tempat penyewaan kostum untuk pakaian adat Minang, maka aku mengkonsepnya sendiri. Untuk baju, cukup baju kurung biasa aja. Aku pake warna merah dan biru serta kuning biar ngejreng dan mirip warna pakaian adat Minang. Trus, buat bawahahnnya, aku cuma nemu satu biji songket, jadi aku ganti aja dengan kain emas dan kain perak biar keliatan seragam. Karena kain perak dan kain emas itu bahannya tipis, jadi sebelum melilitkan kain, anak-anak tertebut memakai rok hitam terlebih dahulu. Terus untuk aksesoris seperti sabuk, gelang, dan tingkuluak, hiasan seperti tanduk di kepala, aku buat dari kertas karton dan dilapis kertas warna-warni sesuai warna kain bawahan masing-masing. Untuk penari utama, anak yang di tengah, aku pakein sunting tradisonal Sulawesi yang lumayan hampir mirip dengan sunting Minang trus... berhubung gak nemu nampan yang dibawa penari utama, aku ganti aja dengan keranjang yang udah dihias. Sedangkan sirih untuk dipersembahkan kepada tamu kehormatan, aku ganti aja dengan buket bunga kecil. Hehe ditakutkan orang Sulawesi gak doyan makan daun sirih hehe...

Dan hasilnya seperti poto di atas. Gak jauh beda kan sama yang ini:





Ato yang ini (hehe narsis):



----Okeh... Nostalgia kita cukupkan sampai di sini dulu----

Thursday 16 June 2011

Tanya

Yeah... satu hari lagi sudah terlewati dalam perjalanan hidupku. Hari ini dimulai dengan kericuhan yang terjadi gara-gara pelepasan mahasiswa KKN. Kutulis kata "ricuh" karena acara ini membuat geger seluruh civitas akademik UGM. Pasalnya, karena acara ini, dengan sangat sukses, telah menghentikan jadwal UAS untuk hari Kamis dan diganti di lain waktu tergantung kebijakan fakultasnya. Beberapa fakultas keukeuh untuk tetap melaksanakan UAS pada hari itu juga. Beberapa fakultas ada juga yang manut dengan keputusan Pak Rektor kemudian mengganti UAS pada awal libur semester. Kalo aku? Bodo amat... hari ini memang aku gak ada ujian. Toh kalopun ada dan diganti pada awal libur, juga gak masalah... kan emang gak pulang ke rumah hehehe... Karena tidak ada yang dikhawatirkan, sebaiknya aku diem aja. manut. Plegmatis bangetlah. Sebegitu pentingkah acara itu? hmm... katanya penting karena yang akan melepas mahasiswa KKN adalah Pak Budiono, Wakil Presiden RI.

Penting gak penting buatku gak penting. Yang aku permasalahkan adalah ratusan pertanyaan yang menari-nari di benakku dan mengetuk-ngetuk pintu hatiku. Aku tanyakan dalam hati, kenapa sih harus disambit eh... disambut ding, dengan begitu amat? Kenapa harus pake tentara yang seabrek dan harus melewati mesin pendeteksi yang kayak di bandara itu? Hmm... sebegitu berbahayakah menjadi seorang pejabat? Tapi satu hal yang membuatku merinding hebat waktu pelepasan tadi, yaitu ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ya Tuhan... lagi-lagi sejuta pertanyaan bergelantungan di benakku. Aku anak Indonesia? Apa yang sudah aku perbuat untuk negara ini? Apakah aku mampu menjadi putri bangsa yang kelak akan berguna bagi bangsa ini? Apa tanganku ini bisa mengangkat dan menjunjung harga diri bangsa ini? Apakah aku mampu membalikkan lembaran keboborokan negeri ini ke lembar kemakmuran, makmur semakmur-makmurnya? Apakah negeriku ini tetap menjadi negeri seperti yang digambarkan dalam lirik-lirik lagu nasional kita? Tuhan... hanya padaMu, aku mengadu dan meminta...

Tapi satu hal yang kurang kusuka di acara itu yaitu saat penyerahan topi KKN secara simbolis. Saat itu salah satu yang maju adalah seorang mahasiswa berkebangsaan Malaysia. Ketika nama dan asal negara mahasiswa itu membahana di seantaro GSP, banyak sekali orang-orang yang bersorak-sorak mengejek, sepertinya. Mungkin, masih ingat pada masalah pengklaiman batik, Reog, wayang, atau Tari Pendet oleh Malaysia. Hmm... lagi-lagi. Pertanyaan berpendar-pendar mengelilingi kepalaku. Apakah itu sifat sebuah bangsa yang mempunyai slogan gemah ripah lok jinawi dan bhineka tunggal ika? Apakah itu sifat bangsa yang dikenal sebagai bangsa yang ramah tamah? Menurutku, pengklaiman itu bukan sepenuhnya salah mereka. Kita juga salah karena kita sudah terbuai oleh semilir angin globalisasi yang menggoda. Dari segala sisi. Dari segala aspek kehidupan. Dari segala lini... Bukankah kita lebih bangga ketika berbicara cap cis cus Bahasa Inggris? Bukankah kita lebih bangga menghabiskan uang untuk makan di restoran cepat saji ala barat? Bukankah kita lebih bangga untuk menarikan modern dance ketimbang Tari Lilin atau Reog Ponorogo? Bukankah kita lebih bangga bernyanyi mendendangkan lagu-lagu asing? Sebenarnya tak ada yang salah dengan itu semua. Pandai berbahasa asing atau ahli dengan kesenian bangsa asing itu wajar dan bagus karena, tak kupungkiri, aku adalah seseorang yang tergila-gila untuk mempelajari dan mendalami bahasa-bahasa asing dan merasa bangga ketika menguasainya dan bercap cis cus dengan bahasa asing yang kukuasai. Akan tetapi... bukankah sebaiknya kita tetap ingat pada bangsa kita yang kaya ini? Mungkin kita harus seimbang, mengikuti arah angin globalisasi tetapi juga tak lupa memegang erat kebudayaan kita agar tak terbawa angin tersebut. Kalaulah boleh aku mendeskripsikan, kita ini bagaikan seorang yang tertidur lelap. Teramat lelap akibat semilir angin yang melenakan. Lalu, tiba-tiba terbangun dan marah karena disenggol seseorang. Mungkin bisa jadi begitu? Yah... ini hanya pendapatku saja. Semua orang bebas berpendapat bukan? Karena katanya ini adalah zaman reformasi. Zaman bebas mengungkapkan pendapat.

Akhirnya acara telah selesai. Saatnya balik ke kos. Pulang dan megerjakan pekerjaan lain. Tapi aku malas untuk mengerjakan apapun. Aku hanya menulis dan merenung. Tiba-tiba... pikiranku melayang ke masalah beasiswa. Tanpa sengaja, aku melihat surat keterangan tidak mampu dalam sebuah berkas permohonan beasiswa seorang temanku. Surat keterangan tidak mampu? Hatiku mulai bertanya-tanya. Lagi. Dan lagi. Surat keterangan tidak mampu itu berarti untuk orang yang tak mampu kan? Samakah dengan orang misikin? Definisi miskin itu adalah orang yang masih mampu tapi hidup pas-pasan kan? Batasan miskin itu bagaimana sih? Kenapa harus ada surat keterangan tidak mampu di berkas permohonan beasiswanya itu? Padahal... motor dia punya, handphonenya juga bagus. Laptop... juga dia punya. Apakah sekarang yang dimaksud dengan tidak mampu itu sudah naik satu peringkat? Apakah orang yang mengeluarkan uang untuk dana cicilan motor atau laptop tiap bulannya masih didefinisikan sebagai orang tidak mampu? Kalaulah barang-barang itu dibeli dengan uang hasil jerih payahnya sendiri, apa gak sebaiknya diberikan kepada orang tua untuk mengurangi beban orang tua? Ah... entahlah... aku pun tak tahu siapa yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaanku ini.

Sore hari. Aku merasa bosan. Teramat bosan. Aku berpikir untuk melakukan sesuatu. Jalan-jalan mungkin. Well... akhirnya, aku tunggangi si jago merahku dan terpikirlah untuk pergi ke masjid kampusku, sekalian shalat Ashar pikirku. Ketika hendak shalat beberapa mbak-mbak berkerudung panjang memperhatikanku. Mungkin mereka gerah melihat penampilanku yang acak kadut ini. Jilbab yang biasa aja, gak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek, celana gunung longgar, jaket cowok belang-belang, serta sendal jepit tanpa kaos kaki. Risih? iyalah, tapi kan masjid rumah Allah, siapa pun boleh bertamu bukan? Lagi. pertanyaan tercipta di benakku. Oh... Tuhan... apakah style pakaian seperti itu yang akan memasuki surgaMu? ataukah aku juga bisa masuk? Tapi aku yakin bahwa Kau adalah sang Maha Tahu dan hanya Kau yang tahu... aku hanya berusaha. Ikhtiar, begitulah istilah yang mereka gunakan.

Setelah melipat rukuh, aku turun dari tangga-tangga mesjid lalu menelusuri rerumputan dan akhirnya sampai di tempat parkir. Tiba-tiba mataku tertuju pada suatu pengumuman yang berisi tentang perencanaan pembangunan menara masjid setinggi 86 M, kalo gak salah. Lalu mataku tertuju ke arah maket menara yang terpajang di tengah lorong masjid. Di bawah maket itu, terletak sebuah box bening lumayan besar. Di dalam box itu, aku lihat berlembar-lembar uang kertas pecahan 20 ribu, 50, ribu, bahkan 100 ribu. Lagi-lagi pertanyaan tercipta di alam pikiranku. Untuk apa uang itu? Apakah uang itu dipakai untuk mengumpulkan sumbangan pembangungan menara? Oh... Tuhan... jangan sampai itu terjadi. Menara hanya menara. Menara hanya hiasan. Daripada mengumpulkan uang untuk mendirikan menara bak menara-menara di Kairo, apakah tak sebaiknya dipakai untuk membina kaum papa agar terhentas dari mental minta-minta? memberi pembinaan ketrampilan mungkin? Semoga ini hanya ketakutanku.

Masih banyak sebenarnya tanya yang berpendar, menari-nari, menyanyi-nyanyi mengelilingi pikiran ini tapi apalah daya... tangan tak kuasa lagi menulisnya...


Wednesday 15 June 2011

Sekedar Merindu


Temen sebelah kamar kos lagi jatuh cintrong for the first time in her own life. Hmmm... tiba-tiba jadi keinget ama my first love yang akhirnya bertepuk sebelah tangan... hahaha jadi senyam-senyum sendiri dah. Tapi ingat ato kangen bukan berarti masih punya rasa yang sama loh ya. Aku hanya sekedar rindu... ya hanya sekedar aja... gak lebih dan gak kurang...

Ahay... jadi mesam-mesem sendiri aja inget-inget kejadian yang lucu sampe kejadian yang nyebelin bersama dia, ya hanya berdua saja, bersamanya. Entahlah... perasaanku mungkin tak seperti dulu lagi. Rasa cinta yang kupendam habis-habisan dulu, kini telah meluap, pergi entah kemana tapi... kenangan-kenangan yang terjadi antara aku dan dia tak kan bisa kulupakan. Karena dia adalah seorang sahabat terbaik yang pernah kupunya.

Di kala sepi sendiri, memori-memori itu seakan menari-nari di benakku, menggodaiku hingga aku tersenyum sendiri bak orang gila. Masih terekam di benakku saat-saat bersamanya. Saat dia mengayunkan jemari-jemarinya nan lincah di atas kertas putih membentuk sebuah untaian ayat suci-Nya. Indah... hanya itu yang bisa kudeskripsikan. Ya... dia punya segudang kelebihan dalam hal kesenian termasuk kaligrafi. Mungkin orang lain tak kan percaya jika dia bisa membuat kaligrafi karena tampangnya yang kayak preman itu (hehe peace!). Masih kuingat saat matanya berkutat dan tangan bergerak kian kemari berkosentrasi membuat sebuah disain bangunan, perencanaan kota dan entah apalah itu... aku pun tak mengerti.

Masih terngiang dalam benakku tawanya yang cempreng dan tak enak didengar itu. Masih teringat juga kata-katanya yang menggebu-gebu tentang keinginannya berwirausaha dan segala macamnyalah, aku tak terlalu mengerti saat itu. Yah... dia mungkin titisan ayahnya yang memang seorang pengusaha. Aku masih ingat tempat-tempat yang kami lewati berdua, Malioboro, benteng Vredebugr, dan satu lagi... sungai Winongo.

Ah... ngomong-ngomong tentang sungai Winongo, aku jadi malu sendiri. Saat itu aku menemaninya mencari bahan untuk kuliahnya. Kami menyusuri rumah-rumah penduduk sepanjang bantaran sungai Winongo itu dan keluar masuk gank-gank sempit yang terletak di anatra rumah-rumah itu. Ketika aku berjalan membelakanginya, dia mengeluarkan suaranya berkata,"You are different from the other girls that I ever met, Aku suka kamu yang seperti ini,"
Ups... pipiku bersemu merah. GR. Gede Rasa, Gigi Rontok, atau mungkin Gejala Rabies? hah kacau. Untungnya dia tak melihatnya. Hahaha... Ya sudahlah itu semua hanya kenangan-kenangan indah masa lalu dan dia adalah sahabat terbaikku walau rada-rada sableng.

Aku merindumu, wahai titik kecil masa lalu
Hanya merindu... tak kurang dan tak lebih...
Karena rasa itu telah berlalu pergi jauh entah kemana... sungguh ini hanya rasa rindu biasa
Rasa rindu kepada sobat lawas


Tuesday 14 June 2011

Arabic Boys Band

Sudah dua hari ini aku begadang menyelesaikan terjamahan cerpen yang notabene menjadi tugas akhir mata kuliah Terjemah II dan menyelesaikan dua proposal skripsi untuk tugas akhir mata kuliahKajian Sastra Arab plus buat calon skripsi kelak. Dan dengan adanya tugas-tugas itu, pastilah aku mengerjakannyalah (anak raji hehe). Untuk tugas proposal skripsi sih sebenarnya gak terlalu ada masalah sih. Yah... walaupun sering kena omel sama dosen pengampu mata kuliah tersebut karena aku gak bisa ngutip padahal cara mengutip udah diajarin dan diulang-ulang hmmm... mungkin otakku ini bebal kali ya... jadi gak enak sendiri sama dosennya nih.

Tapi yang bikin aku uring-uringan, jungkir-balik, dan stres berat yang mengakibatkan aku melampiaskannya pada makanan-makanan pedas seperti penyetaan Mas Kobis, sambel gang buntu, ato mie ayam yang sambelnya bejibun, tentunya, tanpa kecap, serta ngegadoin sambel lotis adalah tugas terjemah. Hmmm... kenapa? karena tugas ini baru aku kerjakan hari Jum'at malam dan harus dikumpulkan hari Senin pagi. Ya Allah... memang namanya penyesalan itu belakangan yak hmm... tapi itulah manusia, termasuk aku, sukanya tobat sambel.

Well... selama hari Jum'at malam sampe hari Senin pagi, aku masih terus-menerus mengerjakan tugas itu. Cari kosa kata, nyocokin pola, tenses, sampe nyocokin kosa kata yang kadang artinya gak dimengerti kalo udah diterjemahin ke Bahasa Indonesia Raya Merdeka-Merdeka (loh?). Bete?? Bangetlah... dan satu-satunya yang bisa dilakukan pada saat genting yang seperti itu adalah dengerin musik. Akhirnya aku buka folder mp3 dan Yup!!! ketemu lagu-lagu Arab. Aku setelah lagu-lagu itu. Yang kupikir hanya satu bahwa aku akan tambah semangat mengerjakan terjemah karena ndengerin lagu-lagu Arab Dan... sugestinya tepat sasaran!!! hehehehehe

Aku setel dan kuulang-ulang lagu-lagu itu terus menerus sampe-sampe aku sedikit hapal liriknya dan nyoba nulis lirik itu. Dan akhirnya ngerjain terjemah sambil mendendangkan lagu-lagu Arab itu dengan suara yang ancur lebur, amburadul. Tak apalah... yang penting enjoy!!! hohoho. Saat itu yang aku setel adalah lagu-lagunya Amr Diab, Kazem el-Saher, dan Yuri Mrakadi. Tiba-tiba... hayalanku terbang, pikiranku melayang... (ah lebay) kalo seandainya mereka bertiga atau ditambah dengan penyanyi Arab pria yang lain bikin group dan bergabung dalam sebuah boys band. Arabic Boys Band. Widih!!! Pati keren banget deh. Suju lewat, westlife juga liwat, smash juga lewat, boys band laen sampe blue band ato green band semuanya pasti lewat deh (hah lho? gak nyambung). Tergambar dibenakku Amr Diab, Kazim, dan Yuri menyanyikan lagu Arobiyyun ana atau Kullu am wa antum habibati, ato neih ol eh bertiga dan pake acara nari-nari kayak boy band yang ada. Keren banget deh kayaknya (sambil mengatupkan kedua tangan di depan dada dan mata bersinar-sinar kayak di komik). Tapi tampaknya... itu semua mustahil terwujud deh... hehehe... Ya sudahlah... tak apa... menghayal tentang Arabic Boys Band aja...., bagiku, udah sangat menyenangkan dan menambah semangat mengerjakan tugas akhir ini hehehe.... Well selamat tinggal semester VI sebentar lagi kita berpisah.

Aku berharap semster ini
mendapat nilai terbaik
agar aku dapat membahagiakan kedua orang tuaku
walaupun hanya dengan nilai yang bagus

Saturday 11 June 2011

Say I Love You--Catatan Manusia Galau--

Panas, lapar, dan jenuh... itulah tiga kata yang mendeskripsikan keadaanku siang ini. Dan untuk menghilangkan tiga kata itu, aku berbuat keisengan lagi. Iseng-iseng aku dengerin lagunya Kasem El-Saher yang kudapat dari hasil "palakan"ku kemaren waktu workshop terjemah. Lumayanlah... gak usah pusing-pusing download di warnet hehehehehe. Setelah dengerin lagunya, ternyata yang dipake bahasa Fusha, jadi... iseng-iseng aku catat lirik-liriknya dengan metode sima'iku yang masih asal-asalan. And this is it!!! Nyok Cekidot!!!



ﻘﻭﻟﻲﺃﺤﺑﻙﻛﻰ ﺘﺯﻴﺩ ﻮﺴﺎﻤﺗﻲ

ﻔﺑﻐﻳﺭﺤﺑﻙﻻ ﺃﻜﻭﻦ ﺠﻤﻳﻼ

ﻘﻭﻟﻲﺃﺤﺑﻙﻜﻰﺘﺼﻳﺭﺃﺼﺎﺒﻌﻲﺬﻫﺒﺎ

ﻮﺘﺼﺑﺢ ﺠﺑﻬﺗﻲ ﻘﻧﺩﻴﻼ

ﺍﻻﻦ ﻘﻭﻠﻳﻬﺎ ﺍﻻﻦ ﻘﻭﻠﻳﻬﺎ

ﻮﻻﺘﺗﺭﺪﺩ

ﺒﻌﺽ ﺍﻠﻬﻭﻯ ﻻ ﺘﻗﺑﻝ ﺘﺘﺟﻳﻼ

ﺴﺄﻏﻳﺭ ﺘﻗﻭﻴﻤﺎ ﻠﻭﺃﺤﺑﺑﺗﻧﻲ

ﺃﻤﺢ ﻔﺼﻭﻻ ﺃﻮﺃﺪﻴﻑ ﻔﺼﻭﻻ

ﻮﺴﻳﻧﺗﻬﻰﺍﻠﻌﺻﺭﺍﻠﻗﺪﻴﻡﻋﻠﻰﻴﺩﻱ

ﻮﺃﻘﻳﻡﻋﺎﺼﻣﺔﺍﻠﻧﺳﺎﺀﺒﺩﻴﻼ

ﻤﻠﻙﺃﻨﺎ ﺇﺬﺍ ﺘﺼﺑﺣﻳﻥ ﺤﺑﻳﺑﺗﻲ

ﺃﻏﺯﻮﺸﻤﻭﺴﺎﻤﺭﺍﻜﺑﺎﻮﻘﻳﻭﻻ

ﻻﺘﻌﺟﻟﻲ ﻤﻧﻲ ﻭﻫﺫﻩ ﻔﺭﺼﺗﻲ

ﻠﻳﻛﻭﻥ ﺑﻳﻥ ﻋﺷﻗﻳﻧﺎ ﺮﺴﻭﻻ





So kemudian aku coba-coba nerjemahin ke bahasa Inggris, yah... walau masih amburadul... dan inilah dia versi english acak kadutnya,

Say I Love You

Say I love you, I will become more handsome
Without yor love I'am not beautiful
Say I love you, my fingers will be turn to gold
And my brow will light up like a candle
Say it now, Say it now
Don't hesitate
Some loves can't be wait

I will change the calender if you love me
I will wipe up the seasons and add the season
The old era will ends under my hand
And I will built the capital of woman as the change

I'am king if you were be my lover
I invade the suns with cavalry
Don't be shy cause this is my chance
to be among our loves a prophet

Oh iya... lirik lagu ini juga diambil dari puisi Nizar Qabbani tap sayangnya aku belum nemu puisi ini ada di antologi puisi NIzar yang mana. Ada yang tahu?

Thursday 9 June 2011

Hare Gene!!!

Yeah... udah hampir mau tamat dari Jurusan Sastra Asia Barat, tapi masih aja aku denger ejekan-ejekan dari teman-teman masa mudaku dulu (haha kayak udah tua aja dah) tentang pilihanku masuk dan berkecimpung dalam dunia Bahasa Arab. But... whatever!!! (pake gaya ngomong Cinta Laura) I just follow my heart which choose Arabic Language as my way. And this is a right way... I believe it!!!

Entah kenapa... aku pun tak mengerti mengapa mereka meremehkan pembelajaran Bahasa Arab, padahal, dulu, mereka berkecimpung sampai jatuh bangun hanya untuk belajar Bahasa Arab.It's was long time ago sih. Mungkin mereka sudah bosan dan jemu mempelajarinya atau mereka merasa cukup mempelajarinya dalam jangka waktu kurang lebih 6 tahun atau mindset mereka telah terkontaminasi dengan tulisan kesempatan kerja yang terdapat di buku panduan pemilihan PTN di Indonesia tapi entahlah... aku hanya menduga-duga saja.

Tapi... di jalanku inilah aku menemukan banyak ilmu baru yang belum kutahu sebelumnya. Di jalanku ini, aku bisa tahu lebih dalam tentang kesusastraan Arab. Aku bisa kenal dengan Nizar Qabbani, Nazik al-Malaikah, Ahmad Syauqi, Najib Mahfudz, dan berderet-deret nama penyair-penyair Arab lainnya. Di jalanku ini, aku tahu bagaimana meneliti dan mengupas rahasia-rahasia keindahan kesusastraan Arab dengan berbagai teori dan metode, dari metode struktural sampe post kolonial atau dengan menggunakan paradigma kebudayaan juga bisa. Terserah. Tinggal pilih sesuka hati. Selain sastra, aku juga menemukan ilmu-ilmu baru tentang tata bahasa Arab yang lebih mendalam dari sekedar membaca amsilah tasrifiyyah atau nahwu wadih. Di jalaku ini, aku mendapat ilmu tentang tenses dalam bahasa Arab yang gak pernah aku tahu sebelumnya. Di jalanku ini, aku juga mendapat kesempatan untuk mengeksplor minatku dalam mempelajari bahasa-bahasa lain. Terlalu banyak yang kudapat sampai aku tak bisa meneliskannya semua.

Aku sangat menikmati itu semua sampai aku merasa benar-benar jatuh cinta pada bahasa, khususnya Bahasa Arab. Maaf... kali ini aku tak kan mendengarkan ocehan mereka karena terkadang, kita perlu mengikuti kata hati kita. Than... hare gene masih ngejek jalan gue?? Ke laut aje sono!! hahahahahahahahahahahaha.... I just follow my heart because my own self who will walk in that way.




Di bawah lembayung senja Yogyakarta
kuluapkan rasa sesakku ini

Monday 6 June 2011

Dua Jam

Siang ini, di bawah teriknya sinar matahari, aku merasa teramat kesal, kesal banget sampe-sampe aku mencucurkan air mata. Pasalnya karena waktu dua jam yang kuhabiskan tanpa berbuat apa-apa. Waktu dua jam yang sebenarnya bisa kupergunakan untuk membaca buku di atas kasur, atau untuk menyetrika baju-bajuku, atau untuk menulis proposal skripsi, dan pekerjaan yang lain.

Dua jamku yang malang ini kuhabiskan dengan menunggu, menunggu, dan menunggu, dengan teramat setia, sebuah fax dari Perpustakaan Nasional RI yang memeberitahukan nomor ISBN buku-buku yang akan diterbitkan oleh penerbit yang kurintis bersama teman-teman. Sepuluh menit pertama, kuhabiskan waktuku untuk mengobrak-abrik tumpukan fax sambil berharap aku menemukan fax itu tapi ternyata... hasilnya nihil. Setengah jam telah berlalu dan fax itu belum juga datang. Akhirnya... aku mencoba menelepon ke pelayanan ISBN. Setelah mencoba, setidaknya memakan waktu setengah jam pula, akhirnya telepon diangkat dan mengabarkan fax akan segera dikirim. Hatiku lega karena sebentar lagi amanah yang dijatuhkan padaku ini akan selesai terlaksanakan. Namun, lagi-lagi fax yang kutunggu-tunggu itu belum juga menari di mesin penerima fax wartel. Akhirnya... setelah menunggu lama dan ternyata tepat dua jam, aku menelepon lagi ke sana dan ternyata fax itu akan dikirim besok pagi, entah besok pagi kapan? benar-benar besok pagi tanggal 7 Juni atau besok pagi dan besok pagi dan besok pagi lagi. Entahlah... setelah mendapat kabar itu rasanya kesal, marah, kecewa sekali banget amat!!!!!

Huff... memang benar ya... betapa lucunya negeri ini... kok segala pelayanannya susah amat dan buat orang males aja. Contohnya aja masalah ISBN ini. Gak jelas.... Aku ngedumel dalam hati mengutuk dua jamku yang malang yang hanya kuhabiskan untuk duduk dan menunggu sesuatu yang tak kan datang walau sudah kutunggu dengan teramat setia dan penuh pengharapan. Pokoknya aku kesel banget dan cuaca hari ini pun sepertinya mendukung rasa kesalku ini. Huff...

Dan akhirnya aku berhenti mengutuk dan ngedumel dalam hati karena aku sadar ngutuk dan ngedumelku itu akan sia-sia. Who care?? Gak ada yang denger toh? Adanya aku juga yang capek. Ya sudahlah... semoga saja dua jam yang sia-sia ini akan diganti-Nya dengan sesuatu yang membahagiakan tanpa batas waktu di kemudian hari, tentunya sesuatu yang membahagiakan lebih dari dua jam. Amin...

Kutulis di sudut sebuah warnet
sambil menunggu waktu mengajar privat

Ratapan Seorang Pengajar Privat

Okeh... tres... dos... uno...!!!
Hmm... sekarang giliran anak SD yang lagi puyeng ngadepin ujian kenaikan kelas dan otomatis kepuyengan anak SD tersebut berimbas pada para pengajar privat di seluruh negara (Ahahaha lebay). Itu pula yang saya rasakan sebagai pengajar privat karena biasanya hanya bertemu dua kali seminggu, kini menjadi tiap hari. Hmmm... makin intens aja dah waktu bertemu ama anak didik.

Okeh, aku skip dululah tentang intens-intens itu. Suatu malam, anak didikku bilang kalo besok dia akan menghadapi ujian al-Qur'an. Sebelum mengajar, aku membuka-buka soal-soal latihan yang berkaitan dengan materi ini. Soal-soalnya kebanyakan tentang melengkapi ayat al-Qur'an, kebanyakan dari surat ad-Dhuha, As-syams dan beberapa surat pendek yang lumayan banyak jumlah ayatnya. Tapi... ketika aku mengujikan beberapa soal tentang surat-surat itu, ternyata si anak gak tahu satu pun. Dan ternyata, anak itu belum bisa baca al-Qur'an dan pelajaran mengajinya baru sampe Iqra' 5 padahal anak tersebut sudah kelas 4 SD. Astaga!!! aku shock dibuatnya!!!! Gimana bisa materinya tidak sesuai dengan kemampuan murid? Ada-ada aja.

Di lain waktu, aku mengujinya menghapalkan perkalian dan ternyata, lagi-lagi aku kaget, dia gak hapal. Satu kali dua aja, dia masih bingung... dan inilah yang membuatku shock!!! sangat shock!!! Perkalian aja belum bisa, apalagi pembagian. Itu pikirku. Dan ternyata dugaanku tepat! Dia juga gak bisa pembagian. Hmm lengkaplah sudah... Aku makin bertanya-tanya kenapa bisa anak 4 SD belum hapal perkalian dan cara pembagian. Astaga!!

Akhirnya... aku buatkan perkalian dari perkalian satu sampe perkalian sepuluh, persis kayak punyaku waktu SD dululah. Trus, aku minta dia untuk menghafalkan perkalian tersebut dan ternyata hasilnya nihil. Ketika aku melaporkan ini ke pihak bimbingan belajarnya, mereka malah memintaku untuk lebih memperhatikannya. Aku sih cuma bisa manyun dengernya dan cuma bisa tersenyum sinis sambil mengutuk dalam hati, "Emang gw siapa? Gw cuma seorang guru privat yang ketemunya cuma dua kali seminggu dengan waktu gak lebih dari 90 menit. Apa gw bisa memperhatikannya selalu?"

Well... bagaimana bisa dengan pertemuan yang hanya satu setengah jam dalam dua kali pertemuan seminggu, aku bisa memperhatikannya dan selalu mengingatkannya untuk mengulang pelajaran atau sekedar menghapal perkalian??? Sempet dalam hati aku menyalahkan guru-guru di sekolahnya dan bertanya apa sih kerja guru-guru di sekolah itu sampe-sampe adak anak kelas 4 SD belon hapal perkalian, pembagian, bahkan belum bisa al-Qur'an karena sekolah tersebut adalah sekolah Islam. Tapi gak jadi nyalahin guru juga karena aku percaya guru-guru mungkin telah berusaha. Nyalahin orang tua si anak? hmmm... jangan juga kali ya ato nyalahin si anak? Hmmm bingung deh.

Tapi dipikir-pikir gak ada yang salah yang ada adalah kesadraan kita sebagai WNI asli yang harus lebih membuka mata kita tentang pendidikan di negeri kita ini yang sangat "Maksa" sekali. Masudnya maksa? ya itu seperti paparanku di atas tadi itu atau lebih lengkapnya baca buku "Masyarakat (Tanpa) Sekolah" yang mo terbit bentar lagi (ahahahahahaha nulis sekalian promosiin barang dagangan).

Sebagai WNI yang baik, tidak sombong, dan rajin menabung, sebaiknyalah kita menyadari keadaan pendidikan Indonesia yang ehm... rada "maksa" kayak gini walau mungkin kita sering berpikir seperti ini: Mikir dunia pendidikan? hello! emang siapa gw? kan udah ada Dinas Pendidikan? Yeah... mungkin kita bukan orang yang berpengaruh di lingkungan sekitar tempat tinggal kita bahkan di RI. Tapi ada baiknya, kita sebagai generasi muda, yang katanya adalah agent of change, untuk ikut menyadari dan menjadikan semua yang terjadi saat ini sebagai kaca perbandingan kita ke depan karena, gak bisa dipungkiri lagi, bahwa suatu saat, kita akan menjadi orang tua yang akan membesarkan dan mendidik anak-anak kita kelak.


Thursday 2 June 2011

Mencoba Selalu Berpikir Positif

Kecewa dan Sedih. Itulah dua kata yang mampu mendeskripsikan diriku saat ini. Sebenarnya, perkaranya hanya sepele sih, hanya tentang dua permohonan beasiswaku yang ditolak semuanya. Aku sedih karena tahun ini aku belum bisa meringankan beban orang tuaku untuk sekedar membayar biaya SKS sendiri. Aku kecewa karena aku merasa kalau semua usaha mengurus permohonan beasiswa, yang lumayan ribet ini, sia-sia dan hanya capeknya aja yang kudapat.

Tapi... ketika aku pikir-pikir lagi... untuk apa sih harus sedih dan kecewa? Yah... berpikir positif ajalah dari peristiwa permohonan beasiswa yang ditolak ini. Dan akhirnya aku berpikir, mungkin aja Allah telah menyiapkan pengganti beasiswa ini, dengan jumlah yang lebih banyak, di kemudian hari atau mungkin aja Allah akan memeriku rezki di tempat lain, bukan melalui beasiswa ini atau mungkin aja rezki orang tuaku bertambah, atau mungkin juga rezkiku di beasiswa KSE, dan juga mungkin rezkiku ada di Parapluie Publishing. Yah... harapan itu pasti ada walau hnya setitik cahaya yang masuk melalui sebuah celah yang sangat kecil. Aku percaya itu... Aku percaya dengan kebesaran-Nya dan kuasa-Nya...

EnBe: Tetap semangat!!! ^-^b


Wednesday 1 June 2011

DUNIAKU

Kata tante-tanteku, aku ini adalah anak yang penuh hayalan. Maksudnya, aku adalah seorang anak yang suka berhayal, menciptakan dunia baru dalam hayalku sendiri sesukaku semauku. Menciptakan tokoh-tokoh dan skenario semauku juga. (hampir mendekati autis mungkin ya? hehe) Dan yang pasti, sifatku yang satu ini--ntah kenapa aku pun tak mengerti-- menurun kepada adik-adik sepupu.

Well... aku sendiri pun menikmati dunia hayalku ini. Menurutku dunia tersebut sangat menyenangkan karena aku bisa mengatur segalanya sesuai kehendakku sendiri. Jika aku sedang senang, aku akan membuat kisah yang sangat menyenangkan. Jika sedang marah, aku bebas meluapkan kemarahanku kepada tokoh yang kutuju. Hmmm... pokoknya sangat menyenangkan deh.

Karena dunia hayal inilah, aku suka menuangkannya lewat tulisan. Aku suka menulis, menulis apa saja karena, menurutku, menulis adalah media untuk mengekspresikan hayalku dan memaparkan keinginanku.

Aku jatuh cinta pada menulis tapi aku gak mau dikekang dengan aturan-aturan penulisan yang ada. Sebagian orang menjadikan dunia tulis menulis sebagai lahan mendapatkan rejeki tapi kalo aku, untukku, sih menulis tuh sebuah kebutuhan untuk mengekspresikan diriku, mengeluarkan pendapat, dan melenyapkan uneg-uneg yang terkadang suka bergelantungan di pikiranku.

Kadang terpikir untuk berani mem-publish tulisan-tulisan yang telah kutoreh tapi ada rasa tak pede dan tak ingin diusik oleh pendapat yang aneh-aneh bin ajaib. Yang kuingin hanya menulis, menulis, dan menulis sesuka hatiku dan setinggi hayalku. I Love writing!! J' adore ecrire!!! Yo amo escribir!!! Aku suka menulis




 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang