Friday 24 June 2011

Going Home


Libur telah tiba rupanya. Dan kulihat kebanyakan teman-teman kampus yang sangat bersuka cita menyambut libur ini. Libur kali ini memang berbeda. Libur kali ini bukan hanya libur. Libur kali ini bukan seperti libur weekend, Sabtu atau Minggu. Libur kali ini bukanlah long weekend yang disebabkan oleh tanggal merah yang menumpuk. Libur kali ini bukan juga libur karena minggu tenang sebelum kuliah. Tapi libur kali ini adalah libur panjang, panjang sekali karena bertepatan dengan Bulan Ramadhan serta Lebaran.

Semua bersuka cita. Mereka yang tinggal hanya beberapa jengkal dari Yogyakarta, yang selalu pulang saat weekend atau long weekend datang, sangat bersuka cita menyambut libur kali ini. Begitu juga anak-anak perantauan dari luar kota bahkan dari luar Pulau Jawa. Semua bersuka cita dan bergembira karena bisa pulang ke rumah. Going home, bahasa kerennya mungkin.

Kutatap mereka yang sedang besuka cita itu. Kutatap mereka yang satu persatu telah hengkang meinggalkan kota ini dengan kebahagian sangat mendalam. Kutatap mereka. terus, terus, dan terus sampai bayangan mereka hilang ditelan keramaian kota.

Going home? Mungkin kata-kata tersebut adalah kata-kata yang membuat seseorang senang bukan kepalang. Senang bertemu handai taulan, teman-teman, atau mungkin belahan jiwa. Buat mereka yang tinggal hanya beberapa jengkal dari kota ini, mungkin bukan perkara yang sulit. Tinggal menunggu waktu libur dan "cabut", pulang ke rumah pake bus yang harga tiketnya murah meriah dan cocok di kantong seorang mahasiswa.

Buatku, going home itu sulit. Going home? Harus pikir-pikir seribu kali dulu karena itu bukanlah suatu perkara mudah bagiku. Aku harus memikirkan semua yang terjadi setelah going home. Aku harus menghitung dan memastikan harga tiket yang paling murah dan cocok untukku. aku harus menyelesaikan semua tanggunganku yang ada di kota ini. Gak lucu kan kalau aku harus kembali ke kota ini hanya untuk mengumpulkan tugas lalu balik lagi ke rumah? atau kembali lagi ke kota ini hanya karena harus mengisi KRS manual seperti mereka yang tinggal hanya beberapa jengkal dari kota ini? Yup semua harus dipikir matang-matang.

Kadang aku iri. aku ingin seperti mereka. Setiap weekend pulang ke rumah, bermanja-manja dan berkumpul bersama keluarga. Aku? setiap weekend datang, aku hanya bisa menatap kepulangan mereka dengan segenap kebahagian. Aku hanya berkutat membersihkan kamar kostku, mengerjakan tugas-tugas, sekedar berselancar di dunia maya, atau seledar bercengkrama dengan buto ijo sambil menggerakkan jemari-jemariku membentuk beberapa paragraf tulisan sambil makan lotis, tentunya.

Tapi semua ada kelebihan dan kekurangan. mungkin aku tak bisa pulang ke rumah sering-sering. Mungkin aku hanya bisa merasakan berada di tengah keluarga hanya sekali setahun dengan waktu yang minim pula. Tapi Tuhan Maha adil. Dia memberiku suatu hikmah atas masalah going home ini. Yah... kurasakan itu... Karena jarang pulang ke rumah, kuakui aku menjadi pribadi yang pemberani, tak takut harus jauh dari orang tua, dan tentunya mandiri serta tak manja (Narsis sekali bukan?). Tapi itulah yang kurasakan. Karena aku sadar tak selamanya aku akan hidup dengan keluargaku. Tak selamanya aku bergantung pada papa dan mama. Tak selamanya aku akan bercanda sekaligus berantem dengan adik. Jadi, sebelum masa itu datang, dari sinilah aku belajar untuk menghadapi masa yang pasti datang padaku itu. Namun, dalam lubuk hatiku, aku yakin mereka selalu merindukanku dan menyayangiku. Aku memang terbang jauh tapi kasih sayang mereka tetap kurasakan. aku sayang kalian, Sungguh.


2 komentar:

  1. aku juga sama mbak uni, jarang pulkam.
    Tapi pas ada waktu utk going home, ada satu sensasi yg aku rasa gak pernah dirasain sama teman2 yg sering pulkam. iya kan.. :) :)

    ReplyDelete

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang