Sunday 29 May 2011

GOING OUT

Well, kemaren aku udah kowar-kowar ngalor ngidul tentang pentingnya untuk keluar dari comfort zone atau zona nyaman. So... hari ini, dengan tak lupa menyebut nama-Nya, aku langkahkan kaki keluar (lagi dan lagi) dari zona nyamanku.


Bismillah...


Zona tidak nyamanku kali ini adalah kelompok KKNku. Ini kali pertamanya, aku ikut kumpul dengan anggota KKN tersebut. Sebelum berangkat menuju TKP yaitu Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), perasaanku bercampur aduk bak gado-gado. Ada rasa khawatir kalo nanti orang-orangnya galak, jutek, dan nyebelin dan pastinya ada rasa minder yang gak ketulungan karena... ehm... kelompok KKNku itu adalah gerombolan anak FISIPOL yang notabene, di mata kami, anak FIB, beda derajat dari segi materi dan pergaulan. Sempet surut sih karena udah ketakutan duluan, tapi kulangkahkan kakiku karena tiba-tiba aku sadar kalo rasa itu hanya ketakutan sesaat dan ada sedikit rasa bahwa KKN adalah sebuah kewajibanku agar bisa lulus dari universitas ini, dan aku memang ingin cepat lulus hehe.


Hari ini, si jago merah aku talak satu dulu karena aku memutuskan untuk pergi ke TKP dengan berjalan kaki. Alasannya sih karena kalo hari Minggu jalanan di UGM rame banget soalnya ada pasar Sunmor. Selain itu, aku udah lama gak jalan kaki dan kangen untuk jalan kaki. Di tengah pasar Sunmor, tiba-tiba perutku keroncongan, padahal jam menunjukkan pukul setengah sepuluh dan kayaknya gak bakalan cukup untuk behenti makan. Akhirnya aku putuskan untuk membeli lima tusuk tempura dan es teh, minuman favoritku.
Setelah kenyang, aku berjalan menyusuri bunderan UGM, melewati Fakultas Filsafat, berbelok ke sebelah Fakultas Hukum, dan belok lagi menuju Fakultas Teknologi Pertanian, and this is it!!! TKP sudah di depan mata.


Aku masuk ke dalam sebuah gedung lima lantai di Fakultas itu. Ayyuwah... ana nafsii fahasb... aku gak kenal siapa-siapa di sana dan aku harus naik menuju lantai tiga dengan menggunakan lift, kalo gak mau capek naik tangga. Tapi aku adalah seseorang yang phobia berat sama yang namanya lift. Huff... biasanya kalo ke gudang eh ke gedung ini aku selalu bersama teman-teman comfort zoneku yang selalu ikhlas meminjamkan bahu mereka untuk tempatku bersandar saking aku takut naik lift. Tapi kali ini aku sendirian karena aku sedang melangkah keluar dari comfort zoneku. It’s mean... I have no friends from my comfort zone anymore. Akhirnya aku memutuskan untuk naik tangga saja. Terserah kata orang deh, yang penting aku tak terkurung di dalam lift itu. Hehehe....


Sesampainya di ruangan yang kutuju, aku masuk dan menemukan wajah-wajah baru di sana. Rasa takut itu datang lagi. Tiba-tiba seorang cewek berkerudung hitam menyapaku dan ternyata dia adalah Ria, salah satu kenalananku ketika menjadi mahasiswa SP2MP. Kemudian aku berkenalan dengan seorang cewek berbaju ungu. Sebut saja namanya Sundari. Anaknya baik serta ramah, menurutku. Trus aku berkenalan dengan beberapa orang. Yah... walaupun masih canggung tapi lumayanlah setidaknya aku gak jadi kambing congek. Hehehe


Beberapa saat kemudian, kulihat wajah yang tak asing lagi berjalan memasuki ruangan tersebut dan ternyata itu Yohan, anak Sastra Prancis. Dan satu lagi orang yang membuatku terbengong-bengong adalah seorang cowok tinggi gede dan sepertinya dia mirip seseorang dan stylenya juga sama. Aku berpikir sejenak mengingat-ingat, dan Aha!!! Setelah kuingat-ingat, cowok tinggi gede itu mirip dengan Ivan Gunawan. Ya... Irvan Gunawan yang seorang disainer kondang Indonesia. Sungguh! Aku tak mengada-ada. Well... bertambah giranglah hatiku karena ternyata ada anak FIBnya juga! Di zona ini kutemukan orang-orang dengan wajah-wajah yang baru kulihat, karakter yang belum kupahami, dan cara berbusana yang beda. Intinya, hari ini aku menemukan orang-orang baru dengan berbagai macam keunikan mereka di zona tidak nyamanku kali ini.


Dari seidikit cerita di atas, kutemukan sebuah materi pelajaran hidup terbaru yang tak kan pernah diajarkan oleh sekolah-sekolah negeri atau bahkan sekolah-sekolah bertaraf internasional sekalipun. Pelajaran hidup hanya ada di sekolah dunia. Lingkungan dan pengalamanlah yang menjadi Ibu dan Bapak Gurunya.
Va le... pelajaran hidup kali ini adalah pentingnya berpikir positif dan berani. Berani keluar dari zona nyaman dan berpikir positif tentang zona yang baru kita masuki.


Baiklah, Well, Ayyuwah, Va le, Bon...Semoga zona tak nyamanku ini benar-benar menyenangkan kelak and become my new comfort zone.... Amin.... Yeah! For the several times, I’am going out from my comfort zone. I will pass it with my full happiness, faithful, positive thinking, and bravery.

Yeah!!! Are you ready to rock!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! (hahahahaha... gak nyambung)



EnBe: Lagi-lagi torehan kalimat-kalimat ini hanya untuk memuaskan nafsu pengekspresian diriku dan gak ada maksud pamer serta menggurui. Suer tekewer-kewer deh!

Saturday 28 May 2011

Perencanaan

Wah... Akhir-akhir ini, anak-anak kelas 3 SMA yang sudah pada lulus sedang sibuk mencari-cari tempat untuk melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi. Begitu juga yang terjadi dengan adik-adik teman kuliahku. Iseng-iseng aku minjem buku panduan tentang pemilihan jurusan di PTN yang didapat oleh seorang adik temanku di bimbelnya. Aku baca buku itu halaman demi halaman. Ternyata buku panduan itu sama aja dengan buku panduanku ketika bimbel dulu. Buku itu masih berisi nama unversitas, jurusan-jurusannya, passing gradenya, daya tampung, dan satu kolom lagi, yaitu peluang kerja.

Tulisan tentang peluang kerja inilah yang tiba-tiba menggelitik pikiranku. Kenapa menggelitik? Karena, ketika aku pikir-pikir, tulisan tentang peluang kerja ini, telah membentuk sebuah mindset di alam pikiran kita, bukan kita saja tetapi juga para orang tua kita.

Mindset apakah yang tercipta dan terpaku dalam pikiran kita?
Mindset tersebut adalah mindset yang menganggap kalo kuliah di kedokteran, pasti nanti akan jadi dokter, kalo nanti kuliah di Ekonomi pasti nanti jadi seorang akuntan, kalo kuliah di Fisipol pasti nanti akan jadi diplomat, kalo kuliah di Sastra pasti nanti (cuma) jadi guru, kalo kita kuliah di Filsafat pasti nanti jadi pengangguran dan lain sebagainya.


Yeah... aku ingat betul ketika aku keterima di jurusan Sastra Arab. Orang tuaku sempat bertanya dan takut jika nanti setelah lulus aku jadi pengangguran atau mentok-mentoknya jadi guru ngaji karena peluang kerja jurusanku yang masih kurang diminati di negeri ini. Aku pribadi sih sebenarnya juga takut membayangkan semua yang akan terjadi tapi aku niatkan bahwa aku kuliah untuk memperdalam ilmuku khususnya tentang Bahasa Arab bukan untuk mencari kerja. Rejeki itu sudah diatur sama Allah, itulah salah satu pedoman hatiku dan bismillah... aku tetap melangkah walau banyak cacian dan omongan tak mengenakkan untuk didengar.


Dan kini sedikit demi sedikit, sejalan dengan 6 semester yang kulalui, Allah membuka mataku melihat realita yang ada. Banyak sarjana-sarjana yang terlahir dari jurusan-jurusan terpandang malah menganggur dan hidup luntang-lantung.

Dan lagi-lagi, keadaan seperti di atas, menciptakan sebuah mindset baru. Mindset yang berpendapat bahwa tidak usah lulus kuliah cepat-cepat karena belum tau nanti mau kerja dimana atau takut jadi penganguran, seperti realita yang terjadi di sekitar kita saat ini, atau lebih enak jadi mahasiswa karena status kita masih aman dan masih bisa minta "pasokan hidup" dari orang tua kita karena kita masih berstatus mahasiswa sehingga kita tidak mau keluar dari zona nyaman kita (kutipan perkataan dari seorang dosen). Kita terus-terusan berada di zona nyaman sehingga terciptalah mental takut untuk mencoba sesuatu yang baru yang ada di luar zona nyaman kita. Kapan kita akan berkembang kalo kita terus-terusan berada di zona nyaman kita? Padahal hidup ini terlalu indah jika kita hanya berada dan menghabiskan sisa hidup ini di zona nyaman kita. Apa salahnya kita lulus kuliah cepat dengan catatan kita telah merancang dengan matang dan tepat apa saja yang akan kita lakukan ke depan.


Dari sinilah, aku simpulkan bahwa perencanaan hidup itu sangat penting. Memang kita tahu bahwa kehidupan di dunia ini teramat singkat karena kita memiliki kehidupan selanjutnya di akhirat. Akan tetapi, jika kita memikirkan kehidupan kita di dunia ini, maka kita harus berpikir bahwa kehidupan ini sangat panjang dan perlu sebuah perencanaan yang matang dan telah diperhitungkan. Dengan perencanaan matang, optimisme, usaha, berani, berdoa dan bertawakal pada-Nya, mudah-mudahan kita bisa meraih mimpi-mimpi kita. Tapi ingat, bahwa kita tidak bisa hidup hanya dengan mimpi. Akan tetapi bermimpilah dan berusahalah untuk mengejar mimpi agar mimpi tak hanya sekedar mimpi.

Semangat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!



Kutorehkan tulisan ini untuk menyulut api semangatku dan menyulut api keberanianku untuk berani keluar dari zona nyaman ini... bismillah...



Wednesday 25 May 2011

Yang Terlewati

Sekilas judul posting kali ini kayak judul lagu salah satu grup band Indonesia favoritku, Sheila on 7 tapi... isi posting kali ini berbeda jauh dengan judul lagu atau makna serta cerita dalam lirik-liriknya. Posting kali ini adalah cerita tentang kejadian yang aku lewati dalam beberapa hari ini.

Entah kenapa, aku merasa beberapa hari yang aku lewati akhir-akhir ini adalah hari-hari yang membuatku tegang dan tak tenang. Membuat nafsu makan hilang, imajinasi terbang, dan tidur tak tenang. Beberapa hari yang kulewati ini sangat menyiksaku dan finally... hari ini adalah hari terakhir aku melewati siksaan ini. Hmmm... rasanya lega... lega banget... bagaikan orang yang kentut setelah sehari semalam dilarang kentut (sambil jejingkrakan).

Hari-hari yang terlewati itu dimulai dari ujian wawancara untuk menjadi tentor INCULS alias Indonesian Language and Culuture Learning Service di tempatku menimba ilmu. Tentor INCULS akan mendampingi beberapa mahasiswa asing untuk belajar dan mengenal bahasa maupun budaya Indonesia. Aku sih seneng aja berkenalan dan beriteraksi dengan orang baru apalagi sasaran kali ini adalah mahasiswa asing. So...iseng-iseng aku daftar jadi tentor, kayak keisenganku dulu ikutan seleksi mahasiswa SP2MP, tapi ternyata keisengan itu berbuah karena aku lolos dari lubang jarum ujian tulis. Dan itu artinya aku harus mempertangungjawabkan "keisenganku" itu untuk ikut tes wawancara.

Ya... WAWANCARA, sodara-sodara!!!! aku ulangi sekali lagi: W-A-W-A-N-C-A-R-A dan aku adalah orang yang selalu dibuat parno dengan WAWANCARA. Sampai saat ini pun aku tak tahu kenapa aku sangat "alergi" dengan namanya WAWANCARA padahal tidak sekali dua kali saja aku mengalami proses WAWANCARA. Dari masuk pondok dulu sampai sekarang ini, aku sudah lupa berapa kali aku mengalami proses itu, saking seringnya (he..lebay). Entahlah... yang jelas, kata tersebut selalu membuatku parno, parno, dan parno. Huaaaaaaa!!!! Do you know, brader and sista?? pada akhirnya keisenganku ini berbuah lagi. Yeah! it's me!!! tentor INCULS celelean (kalem ah).

So... selanjutnya yang membuat jantungku dag dig dug dan gak karuan adalah sehari setelah aku melewati proses WAWANCARA. Hmm... hari itu, aku harus melaporkan tulisanku untuk tugas akhir sebuah mata kuliah. Well, tugas akhirnya adalah menulis PROPOSAL SKRIPSWEET eh... maksudnya SKRIPSI. Sebenarnya, aku sudah nulis sih, dua proposal malah (sok!! hehe) tapi belum aku print dan masih harus kudempul dan kutambal di sana sininya. Gimana nggak?? Tulisan yang kubuat itu masih kurang referensi dan aku masih bingung untuk merangkai kata-katanya hehe.... Dan ternyata... ketika sang Dosen menagih tulisan kami, banyak teman-teman di kelas yang tidak membawa atau tidak mengerjakan tugas tersebut, yeah... tugas tersebut harus dikonsultasikan sebelum dikumpulkan dan saat itu adalah waktu untuk konsultasi. Sesaat beliau tampak murka, aku dibuat ketakutan mengingat tugasku belum aku print dan masih berbentuk soft copy. Aku pucat pasi. Tanganku dingin. Jantungku berdetak kencang tapi pada akhirnya, beliau memperbolehkan kami untuk memperlihatkan tulisan itu dengan format soft copy. Fiuhh( sambil ngelap keringat di jidat)... sesaat aku lega. Untungnya hari itu aku membawa serta si buto ijo, laptop butut pinjeman dari ortu--gak sia-sia aku menggendong si buto ijo itu dari Ring Road Barat hehe--

Tapi kelegaanku itu hanya sesaat karena aku disuruh nahan kentut lagi hehehe. Nggaklah dink! Kelegaanku ilang karena aku harus nunjukin hasil tulisanku ke dosen pengampu mata kuliah itu. You knowlah... tulisanku masih acak kadut gak keruan dan kalo diibaratkan bagaikan kain yang robek-robek ato ban yang bocor he... (garing... nyengir aja ah) Fiuhh... selesai juga deh, beliau membaca tulisanku itu. Mau taruhan? kayaknya beliau ngakak dalam hati deh ngeliat tulisan acak kadut itu. hehe

Dan hari inilah penyiksaan itu OVER. Penyiksaan terakhir ini adalah pemaksaan untuk ikut meramaikan lomba DEBAT Bahasa Arab di kampus. Beuh!!! terserah pendapat orang deh! Pokoknya aku gak demen sama kegiatan yang satu ini. DEBAT juga membuatku parno kayak WAWANCARA tapi aku tahu alasan yang menyebabkanku parno (lagi) ini. Pertama karena aku orangnya cinta damai (alasan yang gak masuk akal haha). Kedua, karena tema yang kuhadapi bersangkutan dengan dunia politik. Hmm... secara... dari dulu aku gak pernah tertarik sama politik walau IPS dan Sejarah adalah pelajaran favoritku dulu. Terakhir, memang aku gak suka hehehe

Maksud hati ingin lari dari kenyataan pahit ini (ishh lebay) tapi apa dayaku? malaikat putih dengan senyumannya yang tulus berhasil membujukku. Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Kurang lebih beginilah kata-katanya: "Ayo Shin, hadapin aja! Masak kamu mau lari sih?! Kamu cemen donk! Ayolah, sayang! Tunujukkan pada dunia kalau kamu bisa! Buktikan pada dunia bahwa kamu mampu! Yang terpenting adalah PEMBUKTIAN untuk dirimu sendiri bahwa kamu adalah manusia yang mempunyai sifat pantang mundur dalam mengarungi hidup,"

Well... aku terpengaruh dengan kata-katanya dan aku ikut menjadi peserta DEBAT tersebut walaupun tersisih di babak penyisihan hehehehehehehehehe... menang kalah gak masalah yang penting aku bisa membuktikan pada diriku bahwa aku adalah manusia yang pantang menyerah (hiii narsis)


So... setelah keluar dari ruangan tempat acara itu berlangsung, hatiku lega... lega dan teramat lega. Akhirnya... bisa kentut sepuasnya (??? gak nyambung)




Jari-jariku menari merangkai tulisan ini di sebuah warnet kecil nan pengap diiringi dengan laku Sheila on 7 yang berjudul Jadikanlah Aku Pacarmu
Rabu 14:24


Tuesday 24 May 2011

Segala Sesuatu di Dunia ini Memiliki Kelebihan dan Kekurangan

Ketika aku rebahkan tubuhku di atas kasur dan kedua mataku menatap ke langit-langit kamar mungilku, tiba-tiba pikiranku melayang-layang dan memori lamaku, tentang peristiwa-peristiwa lampau yang kulalui, menari-nari mengelilingi kepalaku.

Tiba-tiba, aku teringat akan sebuah tempat. Sebuah tempat yang sangat nyaman untuk aku berlindung dari kejamnya dunia. Sebuah tempat yang telah mengenalkanku dan mengajariku Bahasa Arab serta ilmu agama. Sebuah tempat yang mengajariku hidup mandiri dan tak mengandalkan orang tua. Sebuah tempat yang mengajari aku tentang ketulusan persahabatan. Sebuah tempat yang mengajarkanku tentang arti disiplin, hidup tegar, dan lain sebagainya. Yang penting, tempat itu adalah tempat belajar tentang ilmu hidup. aku mencintai tempat itu, teramat mencintai malah. Akan tetapi di tempat itu, aku menemukan sebuah kesombongan dan cara berpikir yang aneh. Yah... wajar sajalah karena segala sesuatu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Akhirnya suatu hari sang nasib menghembusku ke suatu tempat berbeda. Suatu tempat yang mengajariku bagaimana kejamnya dunia nyata. Suatu tempat yang mengajariku berinteraksi dan berelasi lebih luas. Suatu tempat yang mengajari ilmu pengetahuan yang canggih dan tidak aku temukan di tempat semulaku. Suatu tempat dimana aku diajarkan menjadi pribadi yang lebih, baik, matang, dan selalu berpikir panjang serta jauh ke depan. Suatu tempat yang mengajariku bagaimana cara meghargai dan menghormati keputusan orang lain. Aku juga sangat mencintai tempat itu sebagaimana aku mencintai tempat semulaku. Akan tetapi di tempat itu, aku menemukan ketidakdisiplinan dan kesewenangan. Yah... wajar (juga) karena segala sesuatu memiliki kelebihan dan kekurangan.


Hanya saja, jangan sampai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, menimbulkan sebuah perselisihan, dengki, dan iri tapi jadikanlah kelebihan dan kekurangan itu sebagai pelengkap di antara satu dengan yang lain....


*Dan kedua tempat itu adalah Gontor dan UGM...


Monday 23 May 2011

Saudara Seimanku di Belahan Dunia yang Lain

Okeh... Sudah dua hari ketika weekend kemaren, aku menulis sesuatu yang real dan ilmiah, apalagi kalo bukan proposal skripsi dan iseng-iseng melanjutkannya ke Bab II, walaupun masih acak kadut.

Jenuh??? Yaiyalah!! Banget malah! sampe akhirnya aku keluar dan duduk-duduk santai sendirian di food court menikmati angin sore dan membaca kembali modul bahasa Spanyol yang aku terlantarkan selama Vanesa pulkam ke Spanyol kemudian jalan-jalan bersama si jago merah, skuter matik pinjaman ortu, di sekitar GSP. Akhirnya... jenuhku sedikit hilang... ya cuma sedikittt aja.

Selanjutnya kutunggangi si jago merah menuju warnet dan entah kenapa, tanganku menari di atas keyboard komputer warnet dan menuliskan sebuah keyword, Yusuf Islam, di youtube dan akhirnya keluarlah video klip lagu Yusuf Islam seperti Bismillah, My Mother, dan I look I see. Rasanya seneng banget lihat video itu, video dimana aku melihat saudar-saudara seimanku dari belahan dunia yang lain. Saudara-saudaraku yang berbeda bahasa, berbeda postur tubuh, berbeda warna rambut dan perbedaan yang lain tetapi dipersatukan olehISLAM. Lagu-lagu itu dulu, ketika aku mondok di Gontor Putri 1, sangat familiar di telingaku dan lagu itu telah mengingatkanku akan sebuah mimpi, mimpi yang sangat kudamba-dambakan.

Well... karena weekend yang lalu, aku udah menulis sebuah tulisan real dan ilmiah, maka sore ini, aku ingin menulis mimpi- tapi aku berharap mimpi ini tidak hanya sekedar mimpi-

Aku punya keinginan ato mimpi untuk menginjakkan kakiku dan mengukir jejak langkahku di atas tanah semua benua di dunia ini. Alasannya sih hanya satu, aku ingin melihat secara langsung saudara-saudara seimanku yang berbeda rupa denganku tersebut. Aku ingin menyapa mereka dan bertanya tentang kehidupan mereka. Aku juga ingin bercerita tentang kehidupan umat Islam di negeriku. Hmm... betapa indahnya jika impianku ini menjadi nyata. Saat ini aku hanya bisa mengenal mereka dan budaya mereka hanya dari karya sastra dan foto-foto di Google tapi suatu saat aku langsung bertatap muka dengan mereka dan mengabadikan kegiatan beribadah mereka secara langsung dengan kameraku. he..

Amin ya Rabb...

ini poto tim sepak bola saudara-saudara seiman kita di Paris




Moslems in Spainsh





Saudara seiman di Milan (jadi inget novel The Last Supper)



Saudari seiman dari Amerika


India




Moslem kids in Brisbane

Saturday 21 May 2011

Nizar Qabbani dan Kadim el-Saher

Sepertinya waktu enggan memperlambat langkahnya sehingga tak terasa aku ternyata sudah berada di semester akhir dan yang harus aku kerjakan di sisa semester ini pastilah mempersiapkan SKRIPSI. Berhubung tugas mata kuliah Kajian Sastra Arab adalah membuat proposal skripsi dalam bidang sastra, maka aku pun mencari-cari dan memilah-milih calon objek material dan juga objek formal untuk SKRIPSI kelak. Sebenarnya sih untuk saat ini, aku masih lebih tertarik ke bidang linguistik tapi tak apalah ya... hehe


Ok... dalam tugas akhir yakni proposal skripsi, aku mau mengambil sebuah puisi Nizar Qabbani yang berjudul Asyhadu 'An La Imra'atan Illa Anti. Berhubung setelah aku baca dan aku terjemahkan, aku berkesimpulan bahwa puisi ini adalah puisi cinta jadi....(sesuai kata dosen bahwa puisi cinta sangat susah untuk dianalis dengan Semiotik) rencananya aku mau menganalisis puisi ini dengan analisis Struktural atau analisis Norma Roman Ingarden.


Ketika aku memberikan sang objek penelitian ini pada dosen pengampu mata kuliah Kajian Sastra Arab tersebut, beliau berkata bahwa puisi ini dinyanyikan. Kata-kata dosen itu, terngiang-ngiang di benakku dan aku sangat penasaran. Masa sih puisi ini bisa dinyanyikan? bagus gak ya?
Ini dia puisi tersebut:


أشهد أن لا امرأة

أتقنت اللعبة إلا أنت

واحتملت حماقتي

عشرة أعوام كما احتملت

واصطبرت على جنوني مثلما صبرت

وقلمت أظافري

ورتبت دفاتري

وأدخلتني روضة الأطفال

إلا أنت ..

2

أشهد أن لا امرأة ً

تشبهني كصورة زيتية

في الفكر والسلوك إلا أنت

والعقل والجنون إلا أنت

والملل السريع

والتعلق السريع

إلا أنت ..

أشهد أن لا امرأة ً

قد أخذت من اهتمامي

نصف ما أخذت

واستعمرتني مثلما فعلت

وحررتني مثلما فعلت

3

أشهد أن لا امرأة ً

تعاملت معي كطفل عمره شهران

إلا أنت ..

وقدمت لي لبن العصفور

والأزهار والألعاب

إلا أنت ..

أشهد أن لا امرأة ً

كانت معي كريمة كالبحر

راقية كالشعر

ودللتني مثلما فعلت

وأفسدتني مثلما فعلت

أشهد أن لا امرأة

قد جعلت طفولتي

تمتد للخمسين .. إلا أنت

4

أشهد أن لا امرأة ً

تقدرأن تقول إنها النساء .. إلا أنت

وإن في سرتها

مركز هذا الكون

أشهد أن لا امرأة ً

تتبعها الأشجار عندما تسير

إلا أنت ..

ويشرب الحمام من مياه جسمها الثلجي

إلا أنت ..

وتأكل الخراف من حشيش إبطها الصيفي

إلا أنت

أشهد أن لا امرأة ً

إختصرت بكلمتين قصة الأنوثة

وحرضت رجولتي علي

إلا أنت ..

5

أشهد أن لا امرأة ً

توقف الزمان عند نهدها الأيمن

إلا أنت ..

وقامت الثورات من سفوح نهدها الأيسر

إلا أنت ..

أشهد أن لا امرأة ً

قد غيرت شرائع العالم إلا أنت

وغيرت

خريطة الحلال والحرام

إلا أنت

Akhirnya dengan semangat 45, aku browsing dan mencari-cari... so akhirnya ketemu deh!!! Dan yang menyanyikan lirik puisi itu bernama Kadim el-Saher








Ternyata bagus banget puisi Nizar itu dinyanyikan!!! hehehehehee...keren. Ketika aku lihat list lagu-lagunya yang lain, ternyata ada puisi Nizar lain yang dinyanyikan juga oleh Kadim dan usut punya usut, ternyata Nizar Qabbani adalah orang yang menulis lagu-lagu Kazim el-Shaher. Kira-kira ada 30 judul yang liriknya diciptakan oleh Nizar Qabbani, termasuk juga beberapa puisinya.

Hmmm... Pantesan aja yak kalo beberapa lagunya Kadim el-Shaher itu dari puisi Nizar Qabbani dan pantesan aja ada beberapa lagu dimana mereka berduet. Hehehehehehe....

Okehh... Mungkin segini dulu berbagi ceritanya untuk hari ini. Semangat!!! Semangat!!!








Sunday 15 May 2011

Perbedaan itu indah

Kita berbeda: mungkin watak kita berbeda, Mungkin visi kita berbeda dan mungkin arah jalan hidup kita berbeda tapi tak ada salahnya kan kalau kita berpegangan tangan untuk saling menguatkan sampai kita berpisah di persimpangan jalan hidup kita?

Perbedaan itu indah



Saturday 14 May 2011

Sebuah Cara



Suatu hari seorang sobat baik mendatangiku. Wajahnya nan sendu dan suaranya yang bergetar menunjukkan bahwa dirinya sedang bersedih. Keheningan tiba-tiba mengelilingi kami sampai pada akhirnya, dia berbicara pelan dan sendu,


“Sobat, aku hanyalah manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan yang tak luput dari berkeluh-kesah. Aku memiliki penyakit ganas yang bersarang di tubuhku yang membuatku tak akan sama dengan kamu lagi kelak di masa depan. Kini ibuku sedang sakit keras di perantauan, dan ayahku tak punya sepeser uang untuk membiayai ibu. Aku di sini hanya bisa berusaha mengumpulkan selembar demi selembar uang untuk membantu keluargaku di sana. Aku bersabar… tapi kesabaranku ini ada batasnya karena aku manusia, sobat! Aku berusaha untuk tidak mengeluh akan semua cobaan-cobaan yang datang menghantuiku, tapi kini aku tak kuat lagi untuk tidak berkeluh kesah. Cobaan ini sangat berat, sobat!!


Dia terdiam sejenak sambil memandang bulatnya bulan purnama dari jendela kamar kos sederhanaku ini kemudian melanjutkan kata-katanya,


“Sobat, tolong tunjukkan bagaimana caraku untuk selalu bersyukur atas rahmat dan nikmat-Nya walaupun aku sedang didera cobaan-cobaan seperti ini! Aku tak mau menjadi hamba-Nya yang kufur,”


Aku teridam sesaat dan tak tahu harus menjawab apa karena aku akui bahwa aku juga manusia biasa yang selalu bodoh dan hina di hadapan-Nya, aku hanyalah seorang makhluknya yang tak terlalu dalam mengenal-Nya tapi aku hanya bisa berkata pada sobatku tersebut,


“Sobatku, aku ini bukan seseorang yang sangat mengenal Rabb-ku, aku ini sealu merasa kurang dan kurang dan aku juga masih berusaha mencari cara untuk megnenal-Nya lebih dekat… aku hanya bisa meyarankanmu untuk berjalan menyusuri jalanan, kemudian perhatikanlah setiap kejadian yang kau lihat dan maknailah, maka insyaAllah kau akan menemukan cara mensyukuri nikmat Allah yang tak ada bandingannya itu,”


“Ketika kau susuri jalanan itu, maka kau akan menemukan banyak hal. Kau akan melihat mobil-mobil mewah lalu lalang di jalan raya, kau akan melihat mall dan pusat perbelanjaan yang mewah, kau akan melihat wanita-wanita cantik serta pria-pria necis bergandengan tangan atau makan di restoran siap saji dan harganya mahal. Kau juga akan melihat pengemis, pengamen, dan gelandangan yang berkeliaran di bawah terik matahari. Kau akan melihat para kuli bangunan dan buruh-buruh bersusah payah mengangkat barang-barang berat dan masih banyak hal yang akan kau lihat, sobat. Renugilah itu sobat! Mudah-mudahan kau akan menemukan cara bersuyukur atas nikmat-Nya”

Saturday 7 May 2011

Kelinci dan Kura-kura


Pagi ini bermalas-malasan di atas kasur sambil menerawang jauh ke alam imajinasiku dan tiba-tiba entah kenapa, pikiranku terbang ke sebuah fabel dunia yang cukup terkenal tentang kelinci dan kura-kura. Kelinci digambarkan sebagai sosok yang sombong karena larinya cepat (huff...sebenernya rada gak setuju dengan penokohan kelinci karena saya pecinta kelinci haha) sedangkan kura-kura digambarkan sebagai sosok yang rendah hati, optimis, dan gigih.

Singkat cerita, mereka berdua sepakat untuk bertanding dalam kecepatan berlari. Si kelinci yang sombong meremehkan kemampuan kura-kura yang dikenal dengan sebutan binatang yang lamban dan tak bisa berlari.


Si kelinci berlari dengan cepat meninggalkan si kura-kura di belakangnya. Ketika kelinci menoleh ke belakang, dia belum melihat kura-kura dan dia berpikir bahwa kura-kura masih jauh tertinggal di belakangnya. Akhirnya si kelinci tidur di bawah sebuah pohon rindang. Dia tertidur pulas dan ketika terbangun, dia sadar bahwa kura-kura yang terkenal lamban itu sudah mencapai garis finish. Rabbit is a looser and turttle is a win!!!


Kalau tak dipikir secara dalam fabel ini hanyalah fabel biasa atau dongeng anak-anak sebelum tidur. Kita, sebagai orang dewasa, terkadang menganggap remeh fabel atau dongeng-dongeng anak-anak salah satunya tentang kelinci dan kura-kura ini. Akan tetapi, jika kita telaah lebih dalam, fabel ini mengandung makna yang cukup besar bagi kita semua. Bukan untuk anak-anak saja tetapi untuk kita yang sudah dewasa ini. Fabel ini mengajarkan kita beberapa materi atau mata pelajaran hidup yakni rendah hati, kegigihan dan percaya diri.


Jika kita mempunyai kemampuan lebih, maka kita sebaiknyalah kita menggunakannya dengan sebijak mungkin dan tetap rendah hati pada orang lain serta jangan segan untuk berbagi kemampuan yang kita miliki apabila kemampuan itu bisa dibagi seperti kemampuan berbahasa asing, matematika, dan lain sebagainya. Jangan seperti tokoh kelinci yang sombong.

Jika kemampuan kita tak sebaik kemampuan orang lain tapi kita ingin memiliki kemampuan yang sama dengan mereka, maka kita harus percaya bahwa kita bisa dan selalu gigih untuk belajar, belajar, dan belajar serta jangan mudah meyerah seperti tokoh kura-kura.

Maka, mari tetap bersemangat, percaya diri, optimis, dan gigih untuk mengarungi samudra kehidupan yang ganas ini. Semangat!! Semangat!!

Thursday 5 May 2011

Aku Memanggilnya MAMA

Allah memberi cobaan pada umat-Nya berupa rezki yang berlimpah dan cobaan yang bertubi-tubi. Seperti pagi ini. Allah melimpahkan rezki-Nya berupa hujan dan angin dingin yang sangat melenakan dan membuat kita malas melakukan aktifias. Dan dengan hujan dan cuaca yang nyaman inilah Allah menguji kita. Allah menguji kita seberapa mampukah kita menjalankan aktifitas tanpa terlena oleh rezki yang diberikan-Nya.


Aku juga terlena dengan rezki Allah itu. Aku masih bermalas-malasan di atas kasur sambil mendengarkan lagu-lagu dari handphone. Selimut aku tarik rapat ke sekujur tubuhku agar aku merasakan kehangatan. Aku sempat sangat terlena, amat terlena.


Tiba-tiba handphoneku berdering kencang. Ketika aku angkat ternyata mama yang menelepon. Aku katakan ke beliau bahwa aku ada kuliah pagi dan aku belum berangkat karena hujan yang sangat lebat dan hawa yang dingin. Mama marah padaku dan menyuruhku untuk tetap pergi kuliah dengan cara apapun. Aku langsung bangkit dari tempat tidurku, mandi, sarapan, dan berangkat kuliah dengan payung hasil pinjaman neng Ana, teman sekos dan sejurusanku. Aku dan neng Ana berangkat menuju kampus dengan payung pinjaman yang ukurannya sangat kecil sehingga mengakibatkan separuh bagian baju kami basah kuyup.


Aku merasa gak nyaman dengan baju dan sepatuku yang basah kuyup ini. Rasanya tambah malas saja kaki ini melangkah masuk ke halaman kampus yang sudah terlihat di pelupuk mata. Akan tetapi tiba-tiba aku mengingat tentang orang-orang yang berjuang untuk menuntut ilmu dengan berbasah-basah kuyup karena menyebrangi sungai sambil meletakkan tas-tas mereka di atas kepala. Aku menjadi malu pada mereka itu. Demi menuntut ilmu mereka rela berbasah kuyup dan menahan dinginnya air sungai setiap hari sedangkan aku yang selalu diberi kemudahan malah cepat meyerah hanya karena diberi satu hari yang basah dan lembab. Akhirnya aku berhasil melawan rasa malasku dan masuk ke dalam kelas mengikuti semua perkuliahan dengan lancar sampai waktu pulang ke kos tiba. Alhamdulillah!!! Akhirnya lulus dalam cobaan Allah ini hehehe *pede...


Dan di sinilah aku sekarang, meringkuk di atas tempat tidur mungilku, bercengkrama dengan buto ijo butut sambil mendengarkan lagu-lagu dari mp3 handphoneku.
Ketika bercengkama dengan buto ijo, aku teringat pada seseorag yang sangat aku cintai dan aku hormati sepanjang usiaku, Insyaallah. tiba-tiba jari-jariku mengikuti perintah otakku untuk menuliskan sesuatu di sini, di tempat ini.
Aku menuliskan sebuah kata yang singkat dan tidak asing lagi bagi semua manusia di muka bumi yaitu kata ’Mama’
Sebagian orang, mungkin memanggil mama dengan sebutan mbok, ibu, mom, mami, bunda, dan lain sebagainya tapi bagiku, hanya ada satu panggilan yaitu Mama.





Di mataku mama adalah soerang wanita terbaik dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mama adalah seorang wanita perkasa karena perjuangan hidup yang dijalaninya tidaklah mulus seperti yang aku dan adikku rasakan sekarang.


Dulu mama harus bekerja keras membanting tulang jika ingin jajan, membeli barang, atau membutuhkan uang untuk iuran sekolah. Mama juga harus bangun pagi dan melakukan seluruh pekerjaan rumah tangga serta mencuci semua pakaian anggota keluarga mama yang lain. Ketika beranjak dewasa, mama ingin melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran. Akan tetapi saat itu, di daerah kami belum ada fakultas Kedokteran. Fakultas Kedokteran hanya ada di Medan. Mama ingin sekali pergi ke Medan untuk kuliah di Kedokteran tapi orang tua mama melarang mama untuk menuntut ilmu jauh-jauh karena mereka bepikir bahwa pada akhirnya seorang perempuan akan kembali ke rumah jua. Jadi menuntut ilmu jauh-jauh akan menjadi sebuah pekerjaan yang sia-sia. Akhirnya mama mengalah dan melanjutkan kuiahnya di daerah kami mengambil jurusan tata boga dan menjadi seorang guru SMKK di kota Padang.


Mungkin dengan perjalanan hidupnya yang tidak mulus itulah mama mendidik kami dengan tegas. Mama tidak pernah memanjakan kami tapi bukan berarti mama membenci kami. Mama hanya ingin aku dan adikku menjadi wanita-wanita yang kuat menghadapi kehidupan kami di masa depan karena suatu saat nanti mama dan papa tidak akan mendampingi kami lagi. Mama selalu melarangku dan adikku untuk mengeluh. Mama selalu mengatakan bahwa kerjakan saja dan jangan mengeluh karena pekerjaan itu harus dilakukan bukan diomongkan terus menerus. Karena jika pekerjaan itu hanya diomongkan, maka pekerjaan itu tidak akan selesai. Dan mungkin inilah kata-kata mama yang sangat terpatri dalam jiwa dan benakku.

Satu lagi yang aku kagumi dari mama, selain pandai memasak, mama juga memperbolehkan kami berdua menuntut ilmu setinggi-tinnginya dan sejauh-jauhnya asalkan kami suka dan bertanggung jawab dengan pilihan kami.


Mungkin mama tidak sesempurna ibu-ibu yang lain. Mungkin mama memiliki kekurangan Tapi bagaimana pun mama, aku tetap mencintai mama.

AKU CINTA MAMA
أحب ماما
I LOVE YOU, MOM
YO TE AMO, MADRE
JE T’AIME BIEN, MERE






Monday 2 May 2011

MASA LALU DAN MASA DEPAN

”Tak selamanya lembaran masa lalu itu harus ditutup rapat dan tak dibuka kembali. Tapi simpanlah dia di sudut hatimu karena, mungkin, suatu saat kau akan memerlukannnya untuk menghadapi masa depanmu, kawan...” (nta)


MASA LALU

Masa lalu
Masa lalu...
Di sana ada suka dan haru...
Di sanalah kebahagian dan kesedihan berlalu...
Ketika aku mengingatmu, wahai masa lalu
Aku kadang tertawa dan kadang terharu
Masa lalu
Masa lalu
Beberapa kenangan masa lalu
Ingin kuhapus dari benakku
Karena kenangan-kenangan itu
Membuatku terbelenggu dan malu
Tapi ketika aku raba hatiku
Ketika aku merenung di atas peraduanku
Aku memutuskan untuk tidak menghapus masa lalu dari benakku
Kan kusimpan masa laluku di sudut hatiku
Karena bagiku
Masa lalu akan berguna untuk meyambut dan menghadapi masa depanku (nta)







Tak bisa dipungkiri, aku suka berselancar di dunia maya, khususnya di jejaring sosial. Kenapa? Karena aku bisa bertemu kembali dengan sobat-sobat lawas baik dari pesantren dulu atau sobat-sobatku yang lebih lawas, yaitu teman-teman pasukan merah putihku dulu.
Suatu hari, tanpa sengaja, aku membaca status dari beberapa sobatku itu yang inti dari isinya adalah ingin melupakan masa lalu. Dan dari sinilah inspirasi penulisan beberapa untai kata-kata ini datang. Yah... bisa dibilang status-satus mereka adalah hipogram tulisan ini kalau dilihat dari kajian Semiotik hehe...
Kalau berbicara tentang masa lalu, aku yakin masa lalu kita akan terbagi menjadi dua kenangan yaitu kenangan buruk dan kenangan indah. Kita cenderung ingin selalu mengingat dan ingin mengulang kembali kenangan-kenangan indah di masa lalu. Akan tetapi, kita selalu ingin melupakan dan mengubur dalam kenangan-kenangan buruk yang kita alami di masa lalu itu. Berharap amnesia agar kita lupa pada kenangan-kenangan buruk tersebut (naudzubillah)
Menurutku kenangan-kenangan buruk masa lalu yang kita alami tidak perlu dilupakan atau dikubur jauh-jauh. Dengan adanya kenangan buruk masa lalu, kita akan belajar dari kenangan buruk tersebut untuk menghadapi masa depan kita kelak. Dengan adanya kenangan-kenangan buruk masa lalu, kita tidak akan terperosok untuk kedua kalinya dalam lubang yang sama.
Jadi, sayangilah masa lalu dan masa depan kita secara seimbang agar kita dapat memaknai kehidupan ini lebih dalam lagi.

Sunday 1 May 2011

Alam Semesta, Secarik Kertas, dan Sebatang Pena



Aku susuri tempat ini
Aku perhatikan semua yang terjadi
Di sini kutemukan berbagai macam tingkah polah makhluk bumi
Aku perhatikan mereka satu persatu dengan teliti

Di sini kutemukan banyak fakta kehidupan nyata
Di sini kutemukan duka nestapa
Di sini kujumpai kegembiraan tiada tara
Di sini kujumpai makna-makna

Ya… kutemukan semuanya hanya di sini
Di tempat ini
Tempat yang sangat luar biasa rasa-rasanya
Tempat yang bernama alam semesta

Betapa aku sangat ingin berbagi
Betapa aku ingin bercerita tentang alam semesta ini
Betapa aku ingin mengungkapkan semua yang terjadi
Agar kalian tahu apa yang ada dalam benakku ini

Hatiku resah
Jiwaku gelisah
Hasratku membuncah
Ingin bercerita tentang alam semesta nan indah dan payah

Kupandang sekali lagi alam semesta
Dan tiba-tiba saja
Tangan ini bergerak-gerak berusaha
Mencari secarik kertas tanpa noda
Dan meraih sebatang pena

Kemudian aku mulai menulis dengan sebatang pena
Kemudian aku mulai menulis di atas secarik kertas tanpa noda
Kutulis dan kuungkapkan semua yang kulihat di alam semesta
Agar suatu saat nanti kalian tahu apa yang kurasa
Tentang kehidupan di alam semesta

Aku tuliskan semuanya
Aku gerakkan penaku di atas kertas tanpa noda
Sedikit demi sedikit dan akhirnya terciptalah kata-kata
Aku pandangi kata-kata itu
Dan kurasakan hatiku melega

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang