Wednesday 30 May 2012

Ibu Pintar Wanna Be

Kata orang kalau jadi seorang entrepreuner nggak usah sekolah tinggi-tinggi, tapi saya nggak sependapat dengan pendapat itu. Pendidikan adalah suatu yang sangat penting bagi saya. Pendidikan merupakan investasi nutuk masa depan apapun profesi yang kita geluti kelak. Perempuan pun berhak mendapatkan pendidikan yang tinggi. Untuk yang satu ini, saya sangat bersyukur karena berada di tengah-tengah keluarga yang selalu mendukung untuk menggapai ilmu setinggi-tingginya. Alhamdulillah.

 Pasalnya, beberapa tahun lalu, saya sempat maen ke pondok pesantren tempat dulu saya bersekolah. Saat itu saya hanya menemani teman seangkatan saya yang mau maen ke pondok. Suatu malam, saat kami jalan-jalan di lingkungan pondok, tanpa sengaja kami bertemu seorang usatad senior. Ustad ini adalah sosok ustad yang cerdas, baik, dan suka menasehati kami. Dan satu lagi, ustad ini adalah tempat anak-anak minta dicarikan jodoh atau tempat konsultasi jodoh. Teman saya langsung curhat tentang jodoh dan pernikahan, sedangkan saya hanya diam dan mendengarkan wejengan sang ustad dan curhatan teman saya. Krik-krik juga sih karena saya belum kepikiran untuk menuju ke arah sana walaupun saya sadar bahwa suatu saat saya akan memasuki fase kehidupan pernikahan juga.

Di tengah-tengah percakapan, ustad itu melihat ke arah saya dan tiba-tiba bilang kalau saya jangan terlalu memikirkan untuk belajar setinggi-tingginya karena jihad perempuan yang sesungguhnya adalah ketika dia menikah dan menjadi seorang istri serta seorang ibu. Saya hanya mendengarkan perkataan beliau Tapi, semua orang punya pendapat masing-masing. Saya sadar bahwa zaman telah berubah. Teknologi semakin canggih dan semuanya serba instan. Saat saya memutuskan untuk menikah dan menjadi seorang ibu, saat itu saya pasti dituntut agar menjadi seroang ibu pintar karena zaman yang makin berkembang dapat mempengaruhi perkembangan anak juga. Bayangkan saja! Dulu saya baru bisa mengoprasikan internet dan handphone saat saya tamat dari pesantren. Sekarang, anak SD aja udah bisa pake internet dan handphone yang canggih. Hmm.  Apalagi saat saya punya anak nanti ya. Pasti perkembangan anak lebih cepat dari sekarang.

Dari fenomena yang ada, mau nggak mau kita dituntut untuk lebih cerdas menghadapi kemajuan zaman seperti ini termasuk dalam mendidik anak-anak kelak. Jadi, saya rasa, saya dituntut untuk lebih pintar agar saya menjadi seorang ibu pintar yang mampu membesarkan, merawat, dan mendidik anak-anak saya.  Dan caranya adalah dengan menimba ilmu sebanyak-banyaknya, setinggi-tingginya. Semoga saya bisa menjadi seorang ibu pintar kelak. Amin.

Friday 25 May 2012

Anak dan Perkembangan Zaman

Barusan nonton program "Laptop Si Unyil". Episode kali ini kebetulan ngambil setting di kab. Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Seperti biasa, tempat tersebut masih sangat alami. Gunungnya masih hijau, air kalinya masih bersih bening, dan sawah-sawah pun masih terhampar luas, nggak ketinggalan juga rumah gadang berdiri di antara pepohonan, sawah,  atau parak pisang membentuk suatu perkampungan. Seru banget ya.

Waktu nonton program itu, tiba-tiba jadi kepikiran sesuatu. Hmm. Ada katakutan tersendiri hidup pada zaman yang terus berubah dan kemajuan teknologi yang terus menerus berkembang seperti saat ini.  Semua berubah dan semua makin berkembang termasuk dunia anak-anak. Dulu, saat aku masih kecil, aku nggak kenal sama yang namanya komputer, telepon, handphone, laptop, dan lain-lain itu.Namun sekarang faktanya, anak TK aja sudah pada mahir menggunakan alat-alat tersebut. Sepupuku yang masih SD aja, sudah bisa pakai internet, bahkan punya akun jejaring sosial dan juga blog. Hmm. Ckkk. Kalah deh aku soalnya aku ngerti tentang dunia maya ya waktu tamat dari pondok pesantren. Hehehe.

Di satu sisi, ada positifnya sih kalo anak-anak sudah mengerti cara memakai barang-barang elektronik. Bisa dibilanglah anak-anak tersebut nggak gaptek dan cerdas karena ngerti tetek bengek berbau teknologi tersebut. Namun, sepertinya sisi negatif lebih dominan dalam masalah ini. Contohnya saja masalah pornografi yang beredar di dunia maya. Kalo seusia kita yang lihat atau nggak sengaja lihat sih, nggak masalah karena kita bisa ngebedain mana yang baik, mana yang buruk ato mana yang boleh dan yang nggak boleh. Belum lagi masalah penculikan anak yang rentan karena si anak yang dibekali handphone yang bagus oleh orangtuanya. Ato masalah yang lain adalah pengarh pada kepribadian si anak. Bayangkan jika si anak sibuk dengan dunia mayanya, maka ini akan sangat berpengaruh dengan cara bersosialisasinya.

Memang gaswat ya tantangan menjadi orangtua di masa mendatang itu. Hmm. Kalo suatu saat aku jadi seorang ibu dan punya anak-anak. Aku pengen banget anak-anakku tetap kenal pada agama dan budaya bangsanya. Contoh terkecilnya, ya permainan tadisional kita. Aku pengen anak-anakku tau permainan yang dulu dimainkan ibu dan ayahnya. Sebut saja cak bur, cik mancik, en, atau lompat tali. Aku pengen anak-anakku nggak hanga duduk di depan layar komputer berselancar di dunia maya. Aku pengen anak-anakku tau bahwa negerinya ini kaya dan indah. Aku pengen mereka merasakan petualangan-petualangan seperti yang ibu ayahnya rasakan. Main di kali, mancing ikan di tabek, atau sekedar duduk-duduk di sungai belakang rumah (tentu saja ini dilakukan tidak luput dari perhatianku). Satu lagi, aku pengen mereka tetap mengenal dan menyayikan lagu anak-anak dan lagu daerah. Buat yang satu ini, aku mulai download lagu anak-anak zaman aku masih kecil soalnya takut nanti lagu anak-anak semakin punah. Hehehe.


Wednesday 23 May 2012

Hay Que Visitar India

Tengo un illusion. Yo quero visitar India. Hmm. Algun dia voy a ir a India. Insyaallah. Amin. Voy a visitar el palacio de Taj Mahal. Voy a tomar los fotos en unos monumentos en India. Voy a aprender la danza de India. Voy a eschucar las musicas de India. Hmm. Lo mas importante voy a encontrarse con los actores de Bollywood. Ellos son Aamir Khan, Sah Ruh Khan, Aksay Kumar, Riteish Desmukh y otros. Voy a comprar los recuerdos por mi familia y mis amigos. Oh ya! Voy a vestirse sari, un vestuario tradicional de India. (Desearia que mi illusion se hace realidad)


Saturday 19 May 2012

Heyy Babyy

Libur panjang telah tiba. Berarti bisa nonton satu atau dua film. Kali ini aku pengen nonton film yang ringan dan lucu aja. Karena mengingat otakku yang setiap hari diperas untuk berpikir nulis skripsi, jadi harus ada obat penyegarnya. Pikir-pikir, kayaknya asyik deh nonton pilem Bollywood tapi yang ber-genre komedi biar nggak terlalu mikir kayak dulu pas nonton film "Khabi Alvida Nah Kehna". Akhirnya dapet satu film jdulnya "Heyy Babyy". Pertama nonton sih, ada perasaan underestimate sama film ini, tapi ternyata bagus dan lumayan sarat akan pesan terutama untuk para cowok yang suka mempermainkan cewek. Hehe. Ceritanya ringan, lucu, tapi tetap ada pesan yang ingin disampaikan. Film ini adalah film yang disadur dari sebuah film Prancis tahun 1985 yang berjudul "Trois Hommes et Un Couffin" (Three Mans and The Baby).



Film "Hey Babyy" ini bercerita tentang tiga orang cowok bernama Arush (Aksay Kumar), Tanmay (Ritesh Desmukh), dan Ali Haider (Fardeen Khan) yang playboy abis. Setiap hari mereka bersenang-senang dengan para cewek yang berbeda-beda sampai pada akhirnya suatu pagi mereka menemukan seorang bayi perempuan di pintu apartemen mereka. Mereka merasa kerepotan dan merasa kehidupan mereka diganggu oleh kehadiran bayi perempuan tersebut. Puncaknya adalah ketiga mereka kehilangan pekerjaan mereka dan kalah berjudi. Mereka merasa bayi itu adalah pembawa sial. Kemudian mereka memutuskan untuk membuang bayi itu di depan sebuah gereja pada malam natal dan langsung menuju club malam untuk bersenang-senang. Namun mereka tidak merasa bahagia, mereka malah memikirkan nasib bayi tersebut. Tiba-tiba hujan pun turun dan mereka cemas jika ternyata tidak ada yang membukakan pintu gereja itu. Akhirnya mereka kembali ke gereja dan menemukan bayi itu pingsan terendam air hujan di dalam box-nya.

Ternyata bayi tersebut dalam keadaan kritis dan nyawanya terancam. Mereka bertiga merasa sangat bersalah dan menangis sejadi-jadinya. Ketika Arush dan Tanmay akan keluar menuju ruang tunggu rumah sakit, mereka melihat Ali aka Al sedang shalat berdoa memohon kesembuhan si bayi. Arush dan Tanmay sangat kaget karena selama ini Al bukanlah seorang muslim yang taat. Kejaiban doa ternyata terkabul. Bayi tersebut dapat diselamtkan dan mulai saat itu mereka berjanji akan merawat bayi tersebut sepanjang hidup mereka.

Semenjak kehadiran bayi itu, hidup mereka berubah. Mereka tidak minum minuman keras lagi, tidak berjudi lagi, tidak kencan dengan wanita lagi, dan Al telah menjalankan kewajibannya mengerjakan shalat sampai suatu sore ibu si bayi datang dan mengambil bayi perempuan tersebut. Akhirnya terkuaklah ayah dari anak tersebut dan dimulailah konflik untuk merebut hati wanita tersebut agar mereka kembali bersama. Seru, lucu, sedikit ada harunya. Pokoknya baguslah.

Bukan film Bollywood juga kalau nggak ada nyanyi-nyanyinya. Dalam film ini ada satu lagu yang aku suka banget. Judulnya adalah "Meri Duniya Tu Hi Re" dan dinyanyikan oleh Sonu Nigam, Shan Santanu, dan Shankar Mahadevan. Mereka ini juga para penyanyi yang telah banyak menyanyikan lagu-lagu untuk soundtrack film Bollywood. Lagu ini menceritakan tentang kehidupan mereka yang berbuah menjadi baik setelah kedatangan bayi perempuan tersebut. Ini dia video klipnya. Cekidot!




Friday 11 May 2012

Kangen

Barusan pergi ke toko alat-alat tulis, tanpa sengaja, saya menemukan buku-buku diary yang unik dan lucu-lucu. Ah jadi inget dulu waktu menulis di buku diary sambil senyam-senyum sendiri atau terkadang nangis atau terkadang tanpa ekspresi. Itu masa-masa di pondok sampe semester tiga sepertinya. sebenernya tahun 2008, saya sudah punya blog sih, tapi lebih enak nulis diary, sekalian melatih tulisan tangan. Jadi kangen nulis pake tangan lagi. Hehehe. Kapan ya? Semoga ajaada yang mau kasih buku diary lucu di ulang tahun saya #ngarep.

Thursday 10 May 2012

First Anniversary

Ini memang first anniversary saya, namun bukan dengan seorang lelaki.
Melainkan dengan PARAPLUIE
Parapluie? Itu nama penerbitan yang saya rintis dengan lima oramg teman saya. Ada Ana, Eva, Iman, Irul, Yayun, dan saya.
Semoga langgeng selalu untuk selamanya. Amin

Tuesday 8 May 2012

Hidupku Bukan Hidupnya


Selamat pagi menjelang siang!!!! Sudah tanggal 8 Mei 2012. Sebelum kembali berkutat dengan skripsi, saya ingin menulis sedikit paragraf tentang sesuatu yang akhir-akhir ini berterbangan di pikiran saya. Beberapa hari ini, tanpa sengaja, saya bertemu dengan orang-orang galau bin bimbang. Pasalnya sih macam-macam. Mulai yang ribut belum dapet pacar sampe umur 24 tahun atau yang diminta sang pacar untuk ngelanjutin kuliah bareng-bareng. katanya sih biar selalu bersama untuk selamanya. *Lebai yang belakang.

Sebenernya hal yang begini gak perlu dibuat galau bin bimbang. Saya sering banget diketawain karena menjomblo hampir 24 tahun (curcol bo!). Hehe. Kaget? Biasa aja tuh. Really! menurut saya sih, dalam hal jodoh gak ada yang namanya sistem 'siapa cepat, itu yang dapat'. Maksudnya, belum tentu orang-orang yang udah berpacaran lama atau dapet pacar sebelum saya akan menemukan jodohnya lebih dulu daripada saya kelak. Pacar kan sekedar pacar. Semacam perkenalan lebih dalem aja tentang diri masing-masing. Kalau cocok ya lanjut, kalo nggak cocok ya... loh guweh end! 

Jadi, jangan sampai kita terlalu sayang dengan pacar sehingga sampai memberi yang sebenernya belum patut kita beri karena kita gak tahu apa yang akan terjadi nanti. Nggak hanya soal,virgin aja sih. Soal lain juga banyak dan ini fakta. Contohnya si cewek tiap hari Ahad operasi semut di kos cowoknya; bersihin kamarnyalah, ngepel, sampe nyuci bajunya. Bayangkan! Kita bukan apa-apanya mereka. Kalo saya, mending bersihin kos saya atau ngerjain tugas kuliah yang numpuk deh, lebih kerasa manfaatnya buat saya. Hehe.

Nah, karena terlalu sayang inilah yang membuat kita lalai untuk merencanakan masa depan kita sendiri. Menurut saya, hidupku bukan hidupnya (pacar). Bayangin aja, misalnya kita pengen jadi dosen. Setelah lulus ada tawaran untuk jadi dosen plus dikuliahin lagi GRATIS TIS TIS! Tapi, sang pacar menginginkan kita melanjutkan kuliah di kota tempat dia kuliah. sayangnya, jika mengikuti keinginan sang pacar, kita kuliah pake duit sendiri dan nggak dapat kesempatan untuk menjadi apa yang kita inginkan. Hayoo mau pilih yang mana? Kalo saya sih pasti pilih yang pertama. Karena saya harus merencanakan dan menjalani masa depan sendiri, kecuali jika sudah menikah. Itu lain lagi urusannya hehe. Tapi, kalo sekedar pacaran... ya sayang banget untuk menghabiskan hidup kita dengan selalu patuh dengan pacar. Iya kalau si dia itu adalah orang yang nemenin kita di pelaminan, kalau putus di tengah jalan? Piye?

Kedua orangtua saya sebenernya bukanlah tipe yang melarang anak-anaknya pacaran. Saya pun begitu. Saya bukan orang yang mengharamkan pacaran. Tapi, setidaknya ada prinsip-prinsip yang harus kita pegang. Saat kita memutuskan untuk berpacaran, seharusnya kita perpikir bahwa pacaran bukanlah suatu ikatan resmi antara perempuan dan laki-laki sehingga kita tidak terjerumus dalam hal-hal yang tidak diinginkan. Sekali lagi, ini tidak hanya kasus virginitas semata. Sekarang sudah ada loh KDHP alias Kekerasan Dalam Hubungan Pacaran. Ini sangat penting. Saat menjalani hubungan pacaran, seharusnya kedua pasangan harus saling menghormati jalan hidup masa depan masing-masing sampai masa depan kita dan pasangan kita bersatu kelak. Karena kita tidak tahu apa yang terjadi nanti. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa memohon yang terbaik dari-Nya.Tapi, kalo kita gak mau terjerumus, lebih baik kita gak usah pacaran. Ingat! Mencegah lebih baik daripada mengobati loh!

Sunday 6 May 2012

Skripsi Shinta

Bulan Mei telah tiba. Yang terpikir oleh saya adalah kapan skripsi saya akan selesai. Fiuh. Banyak sekali yang terjadi dalam fase kehidupan akademik saya kali ini. Setiap hari sibuk membaca, buka kamus, ngelamun, atau malah main game. Terkandang saya begitu semangat untuk mengerjakannya, terkadang saya males banget melirik skripsi saya itu. Terkadang, ide brilian untuk penulisan skripsi baru mampir pas mepet waktu bimbingan. Ckckckckckck. Parah banget ya saya? Tapi saya tidak menyalahkan siapa-siapa tentang hal ini. This is all my fault! Yang dengan mudah terbujuk dengan hal-hal yang nggak bermanfaat untuk penyelesaian skripsi saya.

Saya harus semangat! Saya harus segera menyelesaikan skripsi ini agar saya bisa mengerjakan semua planning yang sudah saya susun dengan rapi. Namun untuk mengerjakan planning-palnning tersebut, saya harus melewati skripsi. Bagaimana untuk melewatinya? Ya otomatis dengan mengerjakannya. Karena satu-satunya jalan untuk menghadapi sesuatu, ya mesti dengan menjalaninya. Semangat Shinta!!!!!!


 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang