Friday 25 May 2012

Anak dan Perkembangan Zaman

Barusan nonton program "Laptop Si Unyil". Episode kali ini kebetulan ngambil setting di kab. Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Seperti biasa, tempat tersebut masih sangat alami. Gunungnya masih hijau, air kalinya masih bersih bening, dan sawah-sawah pun masih terhampar luas, nggak ketinggalan juga rumah gadang berdiri di antara pepohonan, sawah,  atau parak pisang membentuk suatu perkampungan. Seru banget ya.

Waktu nonton program itu, tiba-tiba jadi kepikiran sesuatu. Hmm. Ada katakutan tersendiri hidup pada zaman yang terus berubah dan kemajuan teknologi yang terus menerus berkembang seperti saat ini.  Semua berubah dan semua makin berkembang termasuk dunia anak-anak. Dulu, saat aku masih kecil, aku nggak kenal sama yang namanya komputer, telepon, handphone, laptop, dan lain-lain itu.Namun sekarang faktanya, anak TK aja sudah pada mahir menggunakan alat-alat tersebut. Sepupuku yang masih SD aja, sudah bisa pakai internet, bahkan punya akun jejaring sosial dan juga blog. Hmm. Ckkk. Kalah deh aku soalnya aku ngerti tentang dunia maya ya waktu tamat dari pondok pesantren. Hehehe.

Di satu sisi, ada positifnya sih kalo anak-anak sudah mengerti cara memakai barang-barang elektronik. Bisa dibilanglah anak-anak tersebut nggak gaptek dan cerdas karena ngerti tetek bengek berbau teknologi tersebut. Namun, sepertinya sisi negatif lebih dominan dalam masalah ini. Contohnya saja masalah pornografi yang beredar di dunia maya. Kalo seusia kita yang lihat atau nggak sengaja lihat sih, nggak masalah karena kita bisa ngebedain mana yang baik, mana yang buruk ato mana yang boleh dan yang nggak boleh. Belum lagi masalah penculikan anak yang rentan karena si anak yang dibekali handphone yang bagus oleh orangtuanya. Ato masalah yang lain adalah pengarh pada kepribadian si anak. Bayangkan jika si anak sibuk dengan dunia mayanya, maka ini akan sangat berpengaruh dengan cara bersosialisasinya.

Memang gaswat ya tantangan menjadi orangtua di masa mendatang itu. Hmm. Kalo suatu saat aku jadi seorang ibu dan punya anak-anak. Aku pengen banget anak-anakku tetap kenal pada agama dan budaya bangsanya. Contoh terkecilnya, ya permainan tadisional kita. Aku pengen anak-anakku tau permainan yang dulu dimainkan ibu dan ayahnya. Sebut saja cak bur, cik mancik, en, atau lompat tali. Aku pengen anak-anakku nggak hanga duduk di depan layar komputer berselancar di dunia maya. Aku pengen anak-anakku tau bahwa negerinya ini kaya dan indah. Aku pengen mereka merasakan petualangan-petualangan seperti yang ibu ayahnya rasakan. Main di kali, mancing ikan di tabek, atau sekedar duduk-duduk di sungai belakang rumah (tentu saja ini dilakukan tidak luput dari perhatianku). Satu lagi, aku pengen mereka tetap mengenal dan menyayikan lagu anak-anak dan lagu daerah. Buat yang satu ini, aku mulai download lagu anak-anak zaman aku masih kecil soalnya takut nanti lagu anak-anak semakin punah. Hehehe.


0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang