Friday 30 December 2011

Alphawife

Akhir-akhir ini, aku lagi keranjingan baca buku terbitan Gagas media. Selain covernya yang menarik, ceritanya pun juga asyik. Apalagi sekarang aku lagi keranjingan baca novel yang bercerita tentang masalah-masalah yang terjadi dalam sebuah rumah tangga. salah satu yang menarik adalah novel yang berjudul "Alphawife".

Yup. Alphawife yaitu seorang istri yang sangat bereperan dominan dalam rumah tangga. selain itu, alphawife diidentikkan dengan pendapatan si istri yang lebih besar dari suami. Dan terkadang, masalah ini dapat menimbulkan banyak konflik rumah tangga. Contohnya saja si istri menjadi egois dan memandang rendah si suami karena si istri merasa mampu melakukan semua hal tanpa si suami, gunjingan dari orang-orang sekitar, atau suami yang merasa tidak dihargai lagi.



Alphawife mungkin saja dapat terjadi pada kita semua. jadi... nggak ada salahnya baca novel yang satu ini. Selain menceritakan tentang konflik-konfliik yang terjadi karena masalah alphawife, kita juga akan menemukan solusi-solusinya.


Friday 23 December 2011

Talk Less, Do more

Seminggu yang lalu, tanpa sengaja aku nonton malam Inagurasi. Di sana banyak sekali penampilan dari berbagai jurusan di fakultas tempatku menuntut ilmu.Dan yang buat aku tergelitik untuk menulis tulisan ini adalah ketika aku menonton sebuah pertunjukkan dari salah satu jurusan di fakultasku. Pertunjukan tersebut, kalau gak salah, berjudul "Pemuda Dari Masa Ke Masa". Formatnya seperti drama yang menggambarkan pemuda dari zaman pra kemerdekaan sampai saat ini.

Dari pertunjukkan itu, aku menangkap bahwa pemuda dulu dan pemuda sekarang sangat berbeda. Para pemuda dulu digambarkan sebagai sosok-sosok yang sangat peduli pada bangsa dan negara. Mereka digambarkan turun ke jalan berdemonstrasi menuntut pemerintah, misalnya saja kejadian bulan Mei 1998 (kalo gak salah) atau penuntutan kaum muda atas Bung Karno untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Namun, pemuda pada saat ini digambarkan dengan sosok-sosok yang apatis dan egois serta hanya memikirkan diri mereka masing-masing.

Hmm. Tapi menurutku, peduli pada bangsa kita, bukan hanya dengan turun ke jalan ikut aksi demonstrasi. Yah. Walaupun pemuda zaman sekarang banyak yang apatis dengan lingkungan sekitar, termasuk negara kita tercinta ini, tapi di sisi lain, masih banyak kok yang peduli pada negara dengan cara yang berbeda. Menuruku pribadi, cara yang mereka gunakan lebih ampuh dan lebih kelihatan manfaatnya daripada turun ke jalan dan berkowar-kowar. Ya. Mending kalau pemerintah mendengar aspirasi kita, kalau nggak? Sia-sia kan? Mungkin karena aku adalah seseorang yang sangat menjunjung tinggi pribahasa "Talk Less, Do more" hahaha.

Kalau kita sudi melihat ke sekitar kita, kita akan menemukan pemuda-pemuda yang masih peduli dengan negaranya. Contohnya usaha hunian murah yang diperkenalkan oleh Elang Gumilar. Usaha ini sangat berguna demi membantu masyarakat menengah ke bawah untuk memiliki penghunian yang layak dengan harga terjangkau. Contoh satu lagi yaitu, pemuda-pemuda yang mau terjun ke pedalaman Indonesia untuk mengajar lewat program Indonesia mengajar.

Than... banyak kok hal-hal yang bisa kita lakukan sebagai pemuda-pemudi Indonesia untuk membela tanah air kita. Dan sekarang, kembali ke diri kita masing-masing. Mau pilih yang mana?

Diselesaikan di perpustakaan FIB
sebelum kuliah Seminar Sastra dan Bahasa Arab

Tuesday 13 December 2011

Luz Clarita

Lo que más te hace falta
si quieres estar en el sol y el aire
Lo que más te hace falta
si lo bello de este mundo es gratis

Si corre en ti una ilusión
se amanece y te empapas de amor
si mi mano te da su calor
lo que màs te hace falta

Luz clarita, luz clarita
en la oscuridad Dios puso una luz
una lágrima se vuelve flor

Luz clarita, luz clarita
por el amor que habita en tu corazón
una lágrima se vuelve flor




Sunday 4 December 2011

Ukuran Sebuah Kepuasan

Ini sudah masuk awal bulan Desember dan artinya kurang lebih dua bulan aku mengajari Judy bahasa Indonesia sambil "mangkal" di ruang minum INCULS. Well. Dulu pernah ngersa nggak nyaman di INCULS gara-gara si cewek odong-odong itu (yah begitulah aku menjulukinya). Konon katanya cewek itu anak Sastra Inggris angkatan 2011. Anak baru yang udah berasa lama aja idup di FIB dan berasa menyatu aja dengan INCULS padahal bukan tutor INCULS. Cewek yang kerjanya ngerecoki tutorial orang dan gak mau kalah karena saat ketemu bule yang bisa bahasa Turki eh minta diajarin bahasa turki. Ketemu orang yang bisa bahasa Prancis, eh minta diajarin bahasa Prancis (kayaknya lama-lama tuh cewek minta diajarin bahasa kalbu kali yah). Dan yang paling nyebelin banget, tuh cewek suka ngerecoki jam tutorial seperti ngajak breakfast saat jam tutorial, ikutan nimbrung saat jam tutorial, dan minta diajarin bahasa si bule saat jam tutorial. Uhhh. Bener-bener buat BT dah.

Tapi terlepas dari itu semua, aku seneng banget karena gak nyangka kalo Judy, orang yang aku tutori, termasuk cepat menguasai bahasa Indonesia. Padahal baru dua bulan dia belajar bahasa Indonesia. Senang banget denger Judy rajin mempraktekkan bahasa Indonesianya walaupun masih terbata-bata dan salah ucap. But it's okey. No problem. Namanya juga belajar, apalagi belajar sebuah bahasa yang bukan bahasa ibu kita.


Dari sedikit pekerjaan yang sedang kulakoni ini, aku mendapat sebuah pelajaran berharga, yaitu jangan pernah malu untuk mencoba berbicara bahasa yang sedang kita pelajari walaupun masih acak kadut. Semuanya kan memang butuh proses dan gak pernah bisa instan. selain itu, aku makin mantap untuk berpendapat bahwa kepuasan dalam mengerjakan suatu pekerjaan bukan karena gaji yang didapatkan, tetapi manfaat apa yang bisa dibagikan.


Aku berharap semoga aku bisa berbuat lebih dalam pengajaran bahasa Indonesia ini dan semoga aku masih mampu untuk mengajari Judy bahasa Indonesia dan berbagai budaya Indonesia. Yah. Aku pasti bisa!

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang