Tuesday 31 July 2012

Maha Adil

Adil itu bukan seperti rumus empat bagi dua sama dengan dua. Adil itu bukan memberikan satu hal yang sama kepada beberapa orang. Adil itu bukan seperti pembagian porsi makan yang sama banyak atau sama besar. Namun, adil itu tentang memberikan sesuatu sesuai porsinya dan keperluannya. Agak abstrak memang, tapi itulah adil. Dan Sang Maha Adil hanyalah Tuhan semesta alam ini. Bukan berarti Dia tidak adil ketika Dia memberi kita musibah dan tidak memberi musibah kepada orang lain. Bukan berarti Dia tidak adil ketika memberikan Si Kaya rizki yang berlimpah daripada Si Miskin. Dia hanya inginkan kita selalu berpikir positif, sabar, dan mengambil hikmah dari segala yang terjadi. Dia hanya inginkan kita menjadi makhluk ciptaannya yang sempurna.


Tuesday 17 July 2012

Tidak Hanya

Hidup tidak hanya tentang seorang bayi yang kemudian tumbuh menjadi anak-anak, masuk TK, SD, SMP, SMA, kuliah, lalu kerja. Hidup tidak hanya tentang menikah, punya keturunan, kemudian menjadi kakek atau nenek hingga ajal menjemput.

Hidup tentang raga dan jiwa yang dapat berguna dan memberi manfaat kepada sesama. Hidup tentang perjuangan yang sarat darah dan air mata, namun bahagia pada akhirnya. Hidup tentang bagaimana mengumpulkan kebaikan dan pahala sebagai bekal di akhirat kelak.

Menikah tidak hanya tentang pesta mewah dan bulan madu keliling dunia. Menikah tidak hanya soal menjadi raja dan ratu sehari yang dibalut dengan busana indah memesona. Menikah tidak hanya soal poto prewedding  atau after wedding yang diatur semesra dan seromantis mungkin.

Menikah adalah tentang dua sejoli yang dipersatukan Tuhan dan cinta. Menikah adalah tentang saling menguatkan antara satu dengan yang lain saat suka maupun duka. Menikah adalah tentang saling menerima kekurangan. Menikah adalah tentang tanggung jawab pada masing-masing pribadi, bahkan pada Tuhan, Sang Maha Pencipta cinta di muka bumi.

Wisuda tidak hanya tentang bahagia menyelesaikan skripsi dan masa studi. Wisuda tidak hanya tentang poto-poto berkebaya dan tersenyum bahagia sambil melempar toga kemudian diunggah ke akun jejaring sosial. Wisuda tidak hanya tentang hari bahagia bersama orang-orang yang dicintai.

Wisuda adalah akhir dari sebuah awal. Awal dimana kita merasakan suka duka kehidupan yang sesungguhnya. Awal untuk berusaha dan bertahan tanpa pasokan dana dari orangtua. Terseok, tertatih, jatuh. Namun, itulah hidup. Harus dijalani dengan hati yang kuat, kesungguhan yang luar biasa, dan doa kepada-Nya....



Monday 16 July 2012

Aku Dan Kamu



Aku dan kamu adalah pribadi yang hampir serupa. Keinginanmu dan keinginanku sama. Tujuan yang kita dambakan pun tak ada bedanya. Hanya jalannya saja yang berbeda. Tak apalah! Tak usah risaukan bagaimana atau dari mana aku dan kamu berjalan masing-masing tanpa saling berpegangan tangan. Percayalah hati ini yang akan saling menguatkan. Semoga aku dan kamu bertemu di tempat tujuan sembari tersenyum satu dengan yang lain. Dan di sanalah kau dan aku akan saling berpegangan tangan tuk menguatkan satu sama lain. Untuk mengisi hari-hari melanjutkan sisa perjalanan ini.

Saturday 14 July 2012

Melawan Takut

Done! Akhirnya 3 bundel skripsi dan semua persyaratan pengajuan ujian pendadaran telah kuberikan kepada staf jurusan. Tinggal menunggu waktu eksekusi alias sidang skripsi. Fiuh. Rasa takut sukses bikin jantung dag dig dug. Padahal jadwal ujiannya aja belum keluar. Rasa takut ini benar-benar sukses menyerangku. 

Sebenarnya pasal takut yang kualami adalah takut "dibantai" sama para penguji. Namanya juga manusia yang diciptakan berbeda. Dosen yang satu pasti punya pendapat tersendiri tentang cara menulis skripsi. Kalo aku baca skripsi beberapa teman, aku merasa takut dan ciut. Pasalnya, dosen mereka menuntut agar teori harus dipertajam dari asal mulanya. Sedangkan kata teman-teman, skripsiku adalah skripsi paling simple, baik dari penulisan teori sampai penulisan hasil penelitiannya. Sebenarnya, aku senang sekali dengan sesuatu yang simple dan langsung ke pokok pembicaraan seide dengan pembimbing skripsiku, namun tidak semua dosen mempunyai pikiran dan pendapat seperti dosen pembimbingku. Di situlah ketakutanku bermula. Bayangkan saja! Jika dosen yang mengujiku adalah dosen yang berpendapat bahwa teori harus ditulis dari sejarah awal mulanya atau hasil penelitian harus sangat detil. Pastilah aku bakal "dibantai" habis-habisan. Sangat menyeramkan mungkin.

Namun, aku tersadar. Jika aku selalu merasa takut dan tidak bisa, kapan aku akan maju? Jika aku terus ketakutan, aku tidak akan pernah mencoba sesuatu yang baru. Dan otomatis, aku tidak akan pernah berani, aku tidak akan pernah belajar, bahkan aku tidak akan pernah sukses. Takut? Wajar dan biasa! Tapi menghilangkan ketakutan adalah luar biasa. Aku nggak boleh takut. Aku harus tetap berusaha dan berani menghadapi semua yang terjadi. Aku yakin bahwa Tuhan selalu bersamaku, melindungiku dan mendengar semua doa-doaku. AKU HARUS BERANI!


Thursday 12 July 2012

Bukan Akhir

Ini bukan akhir dari semua yang telah terjadi. namun, ini adalah permulaan dari semua yang akan terjadi. Bahkan setelah akhir kehidupan kita di dunia ini, kita akan bertemu dengan permulaan kehidupan baru di akhirat. Akhir itu tak kan pernah ada. Tak kan pernah.... Tetaplah semangat, bekerja keras, dan berdoa.





Saturday 7 July 2012

Betapa Merindunya

Beberapa hari yang lalu, air mata saya sempat menetes saat mengetik nama alm. mbak Kakung di halam persembahan skripsi. Saya rindu setengah mati dengan kehadirannya beliau. Sempat berandai-andai sedikit bahwa pasti mbah akan tersenyum bahagia saat saya wisuda dan menjadi seorang yang bermanfaat bagi orang lain.

Mbah kakung adalah sosok yang sangat berjasa bagi saya. Walau rada galak dan disiplin, mbah sangat menyayangi saya. Dari saya bayi, saya dirawat oleh mbah kakung dan mbah putri. Namun, kedekatan saya lebih berintensitas tinggi dengan mbah kakung. Mungkin karena mbah kakung yang sering menemani saya tidur, jalan-jalan sore, beli mainan, dan mengabulkan semua permintaan saya.

Dulu, saat saya kecil, acap kali saya masuk ke dalam pangkuannya dan menjadikan sarung, yang sedang dipakainya, sebuah ayunan. Kemudian perlahan-lahan mbah akan bernyanyi sambil menggoyang-goyangkan kakinya sehingga tubuh saya terbuai lembut. Setiap hari, mbah kakung menemani saya tidur siang sambil bercerita tentang perjuangannya di zaman Jepang dan tentu saja cerita Si Kancil. Walau cerita itu sering diulang-ulang, tapi saya tidak pernah bosan dan selalu menganggapnya menarik. Saat sore tiba, biasanya kami akan jalan-jalan keliling kompleks tempat kami tinggal sambil jajan sate padang, coklat, permen dan semua makanan yang aku sukai. Kalo hari Ahad datang, biasanya kami akan main sepeda ke Siteba, By pass, atau Pantai Padang.

Setelah saya duduk di bangku SD, mbah membeli sebuah motor, dan setelah itu, kami makin sering jalan-jalan dan makin jauh arah tujuan kami. Saat supermarket pertama di Padang buka, kami langsung jalan-jalan ke sana melihat barang-barang yang dipajang di etalase. Saat itu, saya sangat menyukai film "Pokemon" dan tanpa sengaja pandangan saya tertuju pada sebuah jam tangan bergambar tokoh utama "Pokemon", yaitu Pikhacu. Tiba-tiba mbah langsung membeli jam itu dan memberikannya kepada saya. Saya hanya terbengong dan mengucapkan terima kasih kepada beliau. Setelah melihat jam, kami mengunjungi bagian furniture, saat itu saya melihat tempat tidur bertingkat yang sedang ngetrend saat itu. Tanpa sadar, saya berucap bahwa tempat tidur itu bagus karena saya bisa sekamar berdua dengan adik saya saat dia sudah TK kelak. kata mbah, tempat tidur yang kami lihat itu berkualitas buruk. Setelah itu, tanpa bicara panjang lebar lagi, kami meninngalkan plaza itu. Seminggu kemudian, saat saya pulang sekolah, saya dapati kamar saya telah berubah. Tempat tidur biasanya telah berganti dengan tempat tidur bertingkat. Namun, tempat tidur yang ini kokoh dan lebih bagus daripada tempat tidur yang kami lihat di plaza. Betapa senangnya saya saat itu.

Suatu hari, saya memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke sebuah pondok pesantran di Jawa Timur. Papa dan Mama sebenarnya agak keberatan karena masalah ekonomi. Namun mbah kakung langsung berinisiatif mebayar semua biaya itu. Dan akhirnya, aku melanjutkan sekolahku ke pondok pesantren. Suatu hari, mbah kakung datang ke pondok untuk menjengukku. Sebenarnya mbah kakung datang dari jam 7 pagi, namun aku baru bisa bertemu dengan beliau jam 7 malam [bayangkan!]. Saat itu mbah kakung bilang jika akan pergi berangkat haji. Dan sebelum berangakat, mbah ingin ketemu saya dulu. Saat mbah mau pulang, mbah memberi saya meja belajar lipat dan uang 500.000 [jumlah yang sangat fantastis untuk anak sekecil saya saat itu]. Beberapa bulan kemudian, saya dikirimi paket yang berisi sebuah jam tangan hitam sejenis G-shock. Kata orantua jam itu adalah pemberian mbah sebagai oleh-oleh naik haji untuk saya. Ketika saya menelpon ke rumah untuk mengucapkan terima kasih kepada mbah, orang-orang di rumah bilang bahwa mbah sedang tidur. Hal ini mereka lakukan berulang kali sehingga saya merasa ada yang disembunyikan dari saya tentang mbah. 

Suatu hari, orangtua saya datang ke pondok dan mengajak saya ke Yogya karena ada yang akan dibicarakan. Saat sampai di Yogya, saya diberitahu bahwa mbah telah tiada. Mbah meninggal sesampainya di Padang setelah menunaikan ibadah haji. Hanya hanya diam sedikit kesal karena tak ada seorang pun yang pun yang memberitahu saya berita ini. Namun, sebelum berita itu saya dengar, saya sudah punya rasa bahwa mbah telah meninggal.

Mbah... begitu cepat rasanya mbah pergi
Terima kasih untuk semuanya mbah
Terima kasih untuk cinta
sayang
mainan
dipan bertingkat
biaya sekolah dan semuanya yang tidak saya sebutkan satu persatu karena terlalu banyak kasih sayang yang mbah berikan
Maafkan saya juga mbah
karena saya tidak bisa menjaga jam tangan terakhir pemberian mbah
Model jam tangan itu dilarang di pondok dulu
saya sudah berusaha menyembunyikannya, tapi akhirnya ketahuan bagian keamanan pondok. 

Mbah...
sebentar lagi saya pendadaran dan wisuda
Andai mbah masih ada, pasti saya akan melihat senyum bangga mbah karena cucu mbah yang nakal ini menjadi seorang sarjana
Namun, walau mbah telah pergi dari sisi saya, saya bercaya mbah pasti sedang tersenyum bangga di surga sana

Mbah...
saya juga mengikuti jejak profesi mbah. Tapi tentu saja bukan jadi tentara. Saya memilih jadi pengusaha. Bedanya, saya bukan pengusaha burung puyuh seperti mbah. Rasanya ingin bercerita banyak pada mbah. Mungkin suatu saat nanti, kita akan bertemu kembali di tempat yang disebut surga... [amiin]


Wednesday 4 July 2012

Izinkan Aku Tersenyum



Aku terduduk di kursi yang terletak di sudut ruangan kantor INCULS (Indonesian Language and Culuture Learning Service). Tujuan mengunjungi kantor itu bukanlah untuk bertemu dengan teman mahasiswa asing, mengisi absen tutorial, apalagi mengambil jatah honor. Namun, maksud kedatanganku adalah untuk bimibingan skripsi. Pagi itu hawa ruang kantor semakin dingin saja kurasakan. Sofa empuk yang kududuki tak tahan lagi menghangatkanku. Brrr dingin, sedingin wajah pembimibing skripsiku yang diam seribu bahasa sambil menatap tajam ke lembaran-lembaran tulisanku. Tak ada kata. Tak ada suara. Yang ada hanya desiran suara mesin pendingin ruangan yang disebut AC.

Beberapa detik kemudian, pembimbingku bergeming dan menatapku tajam sambil berkata,
"Shinta, penulisan skripsimu salah besar. Masih perlu perombakan besar-besaran. Tulis ulang dari Bab I dan serahkan secepatnya"
"DEG!" Aku tak bisa berkata-kata lagi. Kaki saya lemas. Mata saya berkunang-kunang. Oh Tuhan.... Sudah banyak rencana yang akan kulakukan usai menulis skripsi. Namun semua akan tertunda akibat harus mengulang semuanya. Sedih. Sedih sekali. Teramat sedih. Aku tak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba dunia serasa berputar dan gelap. 

Entah berapa lama aku tertidur. Akhirnya aku terbagun dan mendapati bahwa hari ini adalah hari Rabu tanggal 4 Juli 2012. Itu berarti hari bimbingan skripsi. Olalala... ternyata itu hanya MIMPI! Aku segera berdoa semoga mimpi ini tidak jadi kenyataan. Amin. Baru kali ini aku tak ingin mewujudkan impianku menjadi nyata. Hehe.

Teng! Jam sembilan. Akhirnya aku benar-benar bimbingan skripsi. Masih sedikit trauma karena mimpi tadi malam terbayang-bayang di benakku. Fiuh. Namun syukur berjuta syukur karena apa yang kutakutkan tidak terjadi sama sekali. Pagi tadi, alhamdulillah semua berjalan lancar walau masih ada coretan sana-sini. Yah setidaknya selesailah semua revisi skripsi itu. Tinggal ringaksan bahasa Arab yang bab 2, 3, dan 4. Halaman Motto, persembahan, kata pengatar hingga abstrak pun sudah kuselesaikan semuanya. Walau belum diperiksa. Namun setidaknya sudah kukumpulkan semua. Semoga besok lebih lancar. Amin. Sekarang! Izinkan aku tersenyum sebagai pengganti mimpi buruk tadi malam. Ayo kejar tayang lagi!

GR dikit:
Aku punya bakat nulis ama bahasa Inggris? Amin. Semoga itu benar adanya.
#sambil nyengir plus pipi bersemu merah plus kedua tangan di bawah dagu persis kayak cherybelle
 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang