Monday 30 November 2015

Teruntuk Teman Part 2

Dan gak kerasa sudah jam setengah enam gara-gara terlalu khusyuk ngerjain tugas terakhir plus presentasi di semester tiga. Padahal pengen posting sesuatu sebagai penutup bulan November yang sebenernya lebih tepat jika disebut Lovember (abaikan istilah maksa ini). Yaps. Banyak hal yang terjadi di bulan November 2015. November kali ini sukses banget bikin adrenalin terpacu dan jantung berdetak dua kali lipat lebih kencang. Penuh dengan tawa, tapi tidak luput juga dengan duka. Kalau diibaratkan makanan, bulan ini berasa gado-gado (lapar!). Hal-hal konyol, koplak, geblek, sedih, pahit, asem, asin, manis sampai romantis berseliweran sepanjang bulan ini. Namanya juga hidup. Penuh dengan misteri dan hal-hal yang nggak pernah kita duga sebelumnya. Entah ada kejutan apa lagi di bulan esok dan selanjutnya? Semua tetap misteri dan lebih baik tetap menjadi misteri agar manusia tidak cepat puas dan terus berusaha mencari.

Hai kamu. Terima kasih telah hadir di dalam kehidupanku. Jangan pernah menyerah dan jangan pernah berhenti untuk menjadi insan yang lebih baik lagi. Entahlah... tiba-tiba jemariku kelu. Ide-ide di otakku terbang berlalu. Mungkin tak ada satu patah kata pun yang dapat mengungkapkan rasa. Mungkin karena rasa ini tercipta begitu saja tanpa rekayasa. Datang tanpa rencana dan tak terduga sebelumnya. Mungkin ada benarnya judul lagu Agnes Monica. Cinta Tak Ada Logika. Mari kita terus berusaha dan tentu saja selalu mengingat Dia, Sang Penguasa hati manusia, dalam kondisi dan situasi apapun kita. Memohon yang terbaik untuk masa depan kita. 



*Tiba-tiba pengen nyungsep di bawah bantal sambil selimutan

Thursday 26 November 2015

Teruntuk Teman

Siang itu Jogja kembali romantis dan syahdu. Titik-titik hujan mulai menyapa pepohonan satu persatu dan merayap mengendap-endap di kisi-kisi jendela berkaca biru. Entah apa yang harus kukatakan. Aku hanya bisa terdiam menerima kenyataan. Kenyataan yang mungkin tak kuinginkan. Tapi satu yang pasti, aku adalah manusia yang menghormati kejujuran. Lebih baik jujur yang menyakitkan daripada bahagia yang terbangun karena kebohongan. Terima kasih kuhaturkan untuk seluruh kejujuran.

Manusia memang makhluk lemah. Tempatnya lupa dan salah. Termasuk diri ini dan juga dirimu, teman. Tapi, manusia berhak mendapat kesempatan kedua. Bukankah Tuhan yang Kuasa saja mengampuni hamba-Nya? Apalagi kita yang lemah dan bukan apa-apa dibandingkan Dia. Yang terpenting adalah penyesalan yang terdalam dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Yang tak kalah penting juga adalah penerimaan terhadap mereka yang bertaubat dan menyesal atas kesalahannya. Sebagai manusia yang berstrata sama di hadapan-Nya, bukan hak kita untuk menghakimi kesalahan mereka. Tugas kita hanya menggenggam jemari mereka agar tidak terjatuh ke lubang yang sama. Begitulah seharusnya muamalah sesama manusia.

Manusia itu penuh cela. Tak habis-habis bila dirincikan kata perkata. Namun di sisi lain, manusia memiliki segudang kebaikan yang terkadang tertutup begitu saja karena noktah kecil noda. Begitu juga aku dan kamu. Cela kita tak kan pernah habis, tapi berhentilah sejenak untuk membersihkan noda. Lihatlah berlian yang terkubur di dalam kubangan lumpur hitam pekat.

Hei teman! Kamu mungkin menganggap dirimu tidak layak berteman denganku. Terpuruk dalam penyesalan kisah masa lalumu. Menganggap remeh dirimu bahkan terkesan tidak percaya pada kebaikan yang tersimpan di dalam jiwamu. Mari kita lupakan keburukanmu! Bagiku, kamu adalah seorang teman yang mengajarkan arti tegar. Jika aku berada di posisimu, mungkin aku tidak setegar jiwamu. Mungkin aku malah terpuruk dan menyalahkan Tuhan yang sejatinya adalah tempat kita mengadu. Di saat teman sebayamu masih hura-hura dengan harta orang tua, kau memutuskan untuk bekerja demi keluarga tercinta. Merasakan sakitnya terhina dan mungkin bahkan terlunta-lunta. Mungkin jalanmu memang terjal, mungkin jalanmu memang penuh dengan duri. Ini bukan karena Tuhan murka padamu, malah sebaliknya karena Tuhan menyayangimu dan ingin menjadikanmu hamba-Nya yang akan selalu memuja kebesaran-Nya. Jangan pernah merendahkan dirimu. Jangan pernah lagi. Karena kita sama di hadapan-Nya.

Hei teman! Semoga kamu tak kan pernah lelah untuk berjuang mendapatkan sesuatu yang kamu yakini harus kamu perjuangkan. Jangan pernah lelah memperbanyak sujudmu pada-Nya. Jangan pernah bosan untuk mengadukan segala kesahmu kepada-Nya. Tetap berjuang, berdoa, dan berserah pada Dia, Sang Penguasa hati Manusia. Wish you all the best. Semoga Tuhan selalu meringankan setiap langkahmu dan melapangkan masalah-masalahmu.

Wednesday 25 November 2015

Misteri

Bukannya narsis, tapi saya memang suka berteman dengan siapa pun selama pertemanan itu memberi dampak positif bagi saya. Yang saya rasa unik adalah teman-teman saya tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok. Ada mereka-mereka yang khusus menjadi teman-teman diskusi persoalan serius, teman-teman ngocol hore-hore, teman-teman yang menjadi tempat curhat saya, teman-teman yang membagi tips tentang seluk-beluk pekerjaan rumah tangga, bahkan teman-teman yang memberi nasehat persoalan 'relationship' dengan lawan jenis.

Entah kenapa, di sore dengan hujan yang lebat itu saya terdampar di salah satu rumah teman saya. Kebetulan ia menikah dengan teman masa kecil saya dan sudah dikaruniai seorang bayi laki-laki berumur 9 bulan. Sambil mengeringkan badan dan guling-gulingan dengan si Kecil, teman saya mulai membuka percakapan tentang 'relationship'. Tiba-tiba ia berujar ke saya: "Nta, tahu nggak? Betapa beruntungnya kamu nggak pernah pacaran loh! Saran saya, jangan pernah pacaran". Oke, tiba-tiba suasana jadi serius dan saya bertanya mengapa. Kemudian ia pun menjawab, "Rugi dan sia-sia. Menghabiskan waktu kamu aja. Kita mana tahu sih, ternyata jodoh kita adalah orang yang tiap hari seliweran di depan mata kita".

Dipikir-pikir, memang ada benarnya pernyataan teman saya yang satu ini. Pertama, mungkin saya memang wajib bersyukur belum pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran walaupun sebenarnya saya tidak mempermasalahkannya. Kedua, memang benar kalau jodoh adalah misteri. Bisa jadi orang yang 'gue banget' ternyata bukan jodoh kita. Bisa jadi juga orang yang seliweran di depan mata kita ternyata adalah jodoh kita. Yaps. Semua bisa terjadi karena semua masih misteri. Ini juga bisa terjadi pada saya pribadi. Saya tidak tahu, mungkin saja jodoh saya adalah salah seorang teman saya yang jadi tempat curhat saya tentang laki-laki yang 'gue banget' versi saya. Mungkin juga jodoh saya adalah orang yang hanya papasan sekali di jalan. Bisa jadi juga, jodoh saya adalah seseorang yang sering saya jutekin mati-matian. Ya. Semua bisa terjadi karena masih misteri.

Jadi, nikmati saja kejombloan ini dan proses lika-liku jalan bertemu jodoh! Tidak perlu malu dan misuh-misuh sendiri kalau dikatai masih berstatus jomblo. Kata seseorang yang baru menjomblo, menjadi jomblo itu keren kok. Oke baiklah. Selamat menikmati hari kawan-kawan dan teman semangat!

Sunday 22 November 2015

Transformasi Perempuan

Kata Bang Tere Liye perempuan yang pernah tersakiti hatinya dan berhasil bangkit, maka perempuan itu tidak lagi seperti perempuan yang kita kenal sebelumnya. Perempuan tersebut akan lebih tangguh, lebih kuat, dan lebih mandiri. Yap. Saya setuju binggo dengan pendapat Bang Tere di atas. Pengalaman tersakiti memang total mengubah perempuan dari segala sisinya. Pemikirannya lebih luas mendalam menyimpan banyak pertanyaan, logikanya berjalan, instingnya menjadi tajam, perasaannya lebih sensitif, sikapnya menjadi tegas, bahkan hatinya tidak ia berikan seluruhnya pada lelaki manapun hingga perhelatan akad nikahnya kelak.

Transformasi perempuan. Bukan berarti perempuan menjadi dominan. Hanya saja mereka menjaga diri dan mencari lelaki yang tepat yang tidak akan pernah mempermainkan dan menyakitinya untuk kedua kali. Ia akan lebih keras berusaha dan bahkan tawakal dalam doa-doa panjangnya. Memohon lelaki terbaik dari Tuhan untuknya Yaps! Hanya lelaki yang tulus, sabar, dan jujur yang akan mendapatkan seluruh hati perempuan tersebut.

Wednesday 18 November 2015

Galau, Never Ending

Bagi saya, manusia itu unik dengan berbagai kelebihan yang diberikan Tuhan dan juga dengan keterbatasannya. Memang benar manusia itu tidak akan pernah merasa puas dan cukup. Begitu juga dengan rasa galau. Yap. Kalau Jogja adalah 'Never Ending Asia', maka Galau adalah 'Never Ending Manusia'. Hahaha. Abaikan istilah yang terdengar memaksa itu.

Tidak jauh-jauh menilai atau mengamati prilaku orang. Kali ini, pengalaman sendiri cukup merepresentasikan galau yang never ending. Hahahaha. Hidup memang lucu dan penuh misteri tentu. Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di hari esok. Kesedihan dan kebahagiaan bisa datang silih berganti bahkan malah bisa stagnan untuk beberapa lama. Begitu juga dengan hal-hal konyol yang terjadi. Bahkan hal-hal yang tidak pernah diduga dan kita prediksikan sebelumnya.

Entah saya mimpi apa, tiba-tiba ada seseorang yang kirim pesan berisi ungkapan untuk serius ke jenjang pernikahan. Saya baca pesan itu dengan rasa cengok mania. Terdiam tanpa kata-kata. Lalu nangis di kolong meja. Hahahahaha. Terlepas pesan itu serius atau nggak, ya itu masih dalam proses analisa saya. Yang saya ingin sampaikan adalah bahwa saya merasa galau. Nah di sinilah galau itu never ending bagi manusia. Kenapa galau hingga menangis? beginilah kisahnya....

Menikah itu adalah suatu kata yang ajaib dan sakral bagi saya. Tidak boleh dibuat permainan apalagi candaan. Menikah itu ya gak cuma senang-senang jadi raja dan ratu sehari. Ada konsekuensi setelah menikah yang tentu saja berhasil membuat kita berubah. Selama ini kita hanya peduli pada diri kita sendiri, tapi di saat menikah, kita harus membagi kepedulian diri kita dengan indivudu lain, ya tentu saja pasangan kita. Di sinilah yang bikin galau. Galau kalau kita tidak bisa semerdeka dulu, galau bertemu dengan calon mertua, galau kalau kita bukan lagi tanggung jawab orang tua kita bahkan galau karena mengingat kegalauan kita saat kita masih berstatus single happy. Hahahaha. Tuh kan... galau is never ending.

Bayangkan ketika sudah berstatus menikah, kita pasti akan galau mengingat kenangan-kenangan saat berstatus masih single happy yang penuh dengan kegalauan juga. Galau untuk merasakan cinta, galau ketika memendam rasa, bahkan galau akibat patah hati. Dan mungkin sebagian lagi, kita pernah melakukan galau masal dengan teman-teman single happy lainnya dengan kegiatan yang berguna bagi nusa dan bangsa (lebay) seperti masak-masak atau hanya bobok bareng sambil nonton film horor Thailand atau bobok bareng sambil ngrumpi tentang perasaan terpendam kita terhadap lawan jenis yang 'gue banget'nya kita.

Yap! Galau is never ending thing in our life. Just enjoy it! Bahkan ketika kita menua, mungkin kita juga akan galau mengingat indahnya kegalauan saat masih berstatus single happy dan nikmatnya kegalauan saat kita memutuskan untuk mengakhiri masa lajang. 
 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang