Wednesday 2 August 2017

Cerita Sederhana Kita

Ibaratnya jalan. Tak selamanya lurus ke depan. Tak selamanya mulus bagaikan kulit bintang iklan. Kadang penuh kerikil dan bebatuan. Kadang merupakan penurunan. Kadang juga tanjakan. Kadang kendaraan di atasnya berjalan penuh kelancaran. Kadang terjebak dalam kemacetan. Ada pertigaan, perempatan, bahkan bundaran. 

Begitu juga dengan cerita sederhana kita yang bak jalan yang tak selalu mulus dan lurus. Dengan izin Tuhan, akhirnya sebentar lagi kita dipersatukan. Namun, cerita kita tidak hanya sekian. Tidak semanis kisah para putri Walt Disney yang berakhir dengan pernikahan. Begitu pun dalam perjalanan kita menuju pelaminan. Banyak doa berisi kebaikan yang diuntaikan, namun tak jarang ada perkataan yang menyakitkan. Terkadang, adakalanya saya bertanya kecewa. Mengapa harus kami yang dipersalahkan? Tidak bisakah mereka saling melupakan dan hidup dalam kerukunan? Saya mengerti mereka keberatan. Tapi, tidak bisakah mereka menghapus kebencian. Karena kebencian sejatinya menutup hati kita dari kebaikan insan lainnya dan melupakan diri kita dari kesalahan. 

Tapi biarlah. Saya tak perlu mendengar kata mereka. Selama Papa meridhoi, maka Tuhan akan meridhoi juga. Kata Papa, Ibarat sebatang padi, bulir-bulirnya tak selalu baik semua atau sebaliknya. Cukup ridho Papa. Dan saya pun lega.

(Semoga saya segera bisa move on dan melupakan perkataan yang menyakitkan itu)
 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang