Sunday 29 May 2011

GOING OUT

Well, kemaren aku udah kowar-kowar ngalor ngidul tentang pentingnya untuk keluar dari comfort zone atau zona nyaman. So... hari ini, dengan tak lupa menyebut nama-Nya, aku langkahkan kaki keluar (lagi dan lagi) dari zona nyamanku.


Bismillah...


Zona tidak nyamanku kali ini adalah kelompok KKNku. Ini kali pertamanya, aku ikut kumpul dengan anggota KKN tersebut. Sebelum berangkat menuju TKP yaitu Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), perasaanku bercampur aduk bak gado-gado. Ada rasa khawatir kalo nanti orang-orangnya galak, jutek, dan nyebelin dan pastinya ada rasa minder yang gak ketulungan karena... ehm... kelompok KKNku itu adalah gerombolan anak FISIPOL yang notabene, di mata kami, anak FIB, beda derajat dari segi materi dan pergaulan. Sempet surut sih karena udah ketakutan duluan, tapi kulangkahkan kakiku karena tiba-tiba aku sadar kalo rasa itu hanya ketakutan sesaat dan ada sedikit rasa bahwa KKN adalah sebuah kewajibanku agar bisa lulus dari universitas ini, dan aku memang ingin cepat lulus hehe.


Hari ini, si jago merah aku talak satu dulu karena aku memutuskan untuk pergi ke TKP dengan berjalan kaki. Alasannya sih karena kalo hari Minggu jalanan di UGM rame banget soalnya ada pasar Sunmor. Selain itu, aku udah lama gak jalan kaki dan kangen untuk jalan kaki. Di tengah pasar Sunmor, tiba-tiba perutku keroncongan, padahal jam menunjukkan pukul setengah sepuluh dan kayaknya gak bakalan cukup untuk behenti makan. Akhirnya aku putuskan untuk membeli lima tusuk tempura dan es teh, minuman favoritku.
Setelah kenyang, aku berjalan menyusuri bunderan UGM, melewati Fakultas Filsafat, berbelok ke sebelah Fakultas Hukum, dan belok lagi menuju Fakultas Teknologi Pertanian, and this is it!!! TKP sudah di depan mata.


Aku masuk ke dalam sebuah gedung lima lantai di Fakultas itu. Ayyuwah... ana nafsii fahasb... aku gak kenal siapa-siapa di sana dan aku harus naik menuju lantai tiga dengan menggunakan lift, kalo gak mau capek naik tangga. Tapi aku adalah seseorang yang phobia berat sama yang namanya lift. Huff... biasanya kalo ke gudang eh ke gedung ini aku selalu bersama teman-teman comfort zoneku yang selalu ikhlas meminjamkan bahu mereka untuk tempatku bersandar saking aku takut naik lift. Tapi kali ini aku sendirian karena aku sedang melangkah keluar dari comfort zoneku. It’s mean... I have no friends from my comfort zone anymore. Akhirnya aku memutuskan untuk naik tangga saja. Terserah kata orang deh, yang penting aku tak terkurung di dalam lift itu. Hehehe....


Sesampainya di ruangan yang kutuju, aku masuk dan menemukan wajah-wajah baru di sana. Rasa takut itu datang lagi. Tiba-tiba seorang cewek berkerudung hitam menyapaku dan ternyata dia adalah Ria, salah satu kenalananku ketika menjadi mahasiswa SP2MP. Kemudian aku berkenalan dengan seorang cewek berbaju ungu. Sebut saja namanya Sundari. Anaknya baik serta ramah, menurutku. Trus aku berkenalan dengan beberapa orang. Yah... walaupun masih canggung tapi lumayanlah setidaknya aku gak jadi kambing congek. Hehehe


Beberapa saat kemudian, kulihat wajah yang tak asing lagi berjalan memasuki ruangan tersebut dan ternyata itu Yohan, anak Sastra Prancis. Dan satu lagi orang yang membuatku terbengong-bengong adalah seorang cowok tinggi gede dan sepertinya dia mirip seseorang dan stylenya juga sama. Aku berpikir sejenak mengingat-ingat, dan Aha!!! Setelah kuingat-ingat, cowok tinggi gede itu mirip dengan Ivan Gunawan. Ya... Irvan Gunawan yang seorang disainer kondang Indonesia. Sungguh! Aku tak mengada-ada. Well... bertambah giranglah hatiku karena ternyata ada anak FIBnya juga! Di zona ini kutemukan orang-orang dengan wajah-wajah yang baru kulihat, karakter yang belum kupahami, dan cara berbusana yang beda. Intinya, hari ini aku menemukan orang-orang baru dengan berbagai macam keunikan mereka di zona tidak nyamanku kali ini.


Dari seidikit cerita di atas, kutemukan sebuah materi pelajaran hidup terbaru yang tak kan pernah diajarkan oleh sekolah-sekolah negeri atau bahkan sekolah-sekolah bertaraf internasional sekalipun. Pelajaran hidup hanya ada di sekolah dunia. Lingkungan dan pengalamanlah yang menjadi Ibu dan Bapak Gurunya.
Va le... pelajaran hidup kali ini adalah pentingnya berpikir positif dan berani. Berani keluar dari zona nyaman dan berpikir positif tentang zona yang baru kita masuki.


Baiklah, Well, Ayyuwah, Va le, Bon...Semoga zona tak nyamanku ini benar-benar menyenangkan kelak and become my new comfort zone.... Amin.... Yeah! For the several times, I’am going out from my comfort zone. I will pass it with my full happiness, faithful, positive thinking, and bravery.

Yeah!!! Are you ready to rock!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! (hahahahaha... gak nyambung)



EnBe: Lagi-lagi torehan kalimat-kalimat ini hanya untuk memuaskan nafsu pengekspresian diriku dan gak ada maksud pamer serta menggurui. Suer tekewer-kewer deh!

0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang