Thursday 5 May 2011

Aku Memanggilnya MAMA

Allah memberi cobaan pada umat-Nya berupa rezki yang berlimpah dan cobaan yang bertubi-tubi. Seperti pagi ini. Allah melimpahkan rezki-Nya berupa hujan dan angin dingin yang sangat melenakan dan membuat kita malas melakukan aktifias. Dan dengan hujan dan cuaca yang nyaman inilah Allah menguji kita. Allah menguji kita seberapa mampukah kita menjalankan aktifitas tanpa terlena oleh rezki yang diberikan-Nya.


Aku juga terlena dengan rezki Allah itu. Aku masih bermalas-malasan di atas kasur sambil mendengarkan lagu-lagu dari handphone. Selimut aku tarik rapat ke sekujur tubuhku agar aku merasakan kehangatan. Aku sempat sangat terlena, amat terlena.


Tiba-tiba handphoneku berdering kencang. Ketika aku angkat ternyata mama yang menelepon. Aku katakan ke beliau bahwa aku ada kuliah pagi dan aku belum berangkat karena hujan yang sangat lebat dan hawa yang dingin. Mama marah padaku dan menyuruhku untuk tetap pergi kuliah dengan cara apapun. Aku langsung bangkit dari tempat tidurku, mandi, sarapan, dan berangkat kuliah dengan payung hasil pinjaman neng Ana, teman sekos dan sejurusanku. Aku dan neng Ana berangkat menuju kampus dengan payung pinjaman yang ukurannya sangat kecil sehingga mengakibatkan separuh bagian baju kami basah kuyup.


Aku merasa gak nyaman dengan baju dan sepatuku yang basah kuyup ini. Rasanya tambah malas saja kaki ini melangkah masuk ke halaman kampus yang sudah terlihat di pelupuk mata. Akan tetapi tiba-tiba aku mengingat tentang orang-orang yang berjuang untuk menuntut ilmu dengan berbasah-basah kuyup karena menyebrangi sungai sambil meletakkan tas-tas mereka di atas kepala. Aku menjadi malu pada mereka itu. Demi menuntut ilmu mereka rela berbasah kuyup dan menahan dinginnya air sungai setiap hari sedangkan aku yang selalu diberi kemudahan malah cepat meyerah hanya karena diberi satu hari yang basah dan lembab. Akhirnya aku berhasil melawan rasa malasku dan masuk ke dalam kelas mengikuti semua perkuliahan dengan lancar sampai waktu pulang ke kos tiba. Alhamdulillah!!! Akhirnya lulus dalam cobaan Allah ini hehehe *pede...


Dan di sinilah aku sekarang, meringkuk di atas tempat tidur mungilku, bercengkrama dengan buto ijo butut sambil mendengarkan lagu-lagu dari mp3 handphoneku.
Ketika bercengkama dengan buto ijo, aku teringat pada seseorag yang sangat aku cintai dan aku hormati sepanjang usiaku, Insyaallah. tiba-tiba jari-jariku mengikuti perintah otakku untuk menuliskan sesuatu di sini, di tempat ini.
Aku menuliskan sebuah kata yang singkat dan tidak asing lagi bagi semua manusia di muka bumi yaitu kata ’Mama’
Sebagian orang, mungkin memanggil mama dengan sebutan mbok, ibu, mom, mami, bunda, dan lain sebagainya tapi bagiku, hanya ada satu panggilan yaitu Mama.





Di mataku mama adalah soerang wanita terbaik dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mama adalah seorang wanita perkasa karena perjuangan hidup yang dijalaninya tidaklah mulus seperti yang aku dan adikku rasakan sekarang.


Dulu mama harus bekerja keras membanting tulang jika ingin jajan, membeli barang, atau membutuhkan uang untuk iuran sekolah. Mama juga harus bangun pagi dan melakukan seluruh pekerjaan rumah tangga serta mencuci semua pakaian anggota keluarga mama yang lain. Ketika beranjak dewasa, mama ingin melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran. Akan tetapi saat itu, di daerah kami belum ada fakultas Kedokteran. Fakultas Kedokteran hanya ada di Medan. Mama ingin sekali pergi ke Medan untuk kuliah di Kedokteran tapi orang tua mama melarang mama untuk menuntut ilmu jauh-jauh karena mereka bepikir bahwa pada akhirnya seorang perempuan akan kembali ke rumah jua. Jadi menuntut ilmu jauh-jauh akan menjadi sebuah pekerjaan yang sia-sia. Akhirnya mama mengalah dan melanjutkan kuiahnya di daerah kami mengambil jurusan tata boga dan menjadi seorang guru SMKK di kota Padang.


Mungkin dengan perjalanan hidupnya yang tidak mulus itulah mama mendidik kami dengan tegas. Mama tidak pernah memanjakan kami tapi bukan berarti mama membenci kami. Mama hanya ingin aku dan adikku menjadi wanita-wanita yang kuat menghadapi kehidupan kami di masa depan karena suatu saat nanti mama dan papa tidak akan mendampingi kami lagi. Mama selalu melarangku dan adikku untuk mengeluh. Mama selalu mengatakan bahwa kerjakan saja dan jangan mengeluh karena pekerjaan itu harus dilakukan bukan diomongkan terus menerus. Karena jika pekerjaan itu hanya diomongkan, maka pekerjaan itu tidak akan selesai. Dan mungkin inilah kata-kata mama yang sangat terpatri dalam jiwa dan benakku.

Satu lagi yang aku kagumi dari mama, selain pandai memasak, mama juga memperbolehkan kami berdua menuntut ilmu setinggi-tinnginya dan sejauh-jauhnya asalkan kami suka dan bertanggung jawab dengan pilihan kami.


Mungkin mama tidak sesempurna ibu-ibu yang lain. Mungkin mama memiliki kekurangan Tapi bagaimana pun mama, aku tetap mencintai mama.

AKU CINTA MAMA
أحب ماما
I LOVE YOU, MOM
YO TE AMO, MADRE
JE T’AIME BIEN, MERE






0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang