Saturday 14 May 2011

Sebuah Cara



Suatu hari seorang sobat baik mendatangiku. Wajahnya nan sendu dan suaranya yang bergetar menunjukkan bahwa dirinya sedang bersedih. Keheningan tiba-tiba mengelilingi kami sampai pada akhirnya, dia berbicara pelan dan sendu,


“Sobat, aku hanyalah manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan yang tak luput dari berkeluh-kesah. Aku memiliki penyakit ganas yang bersarang di tubuhku yang membuatku tak akan sama dengan kamu lagi kelak di masa depan. Kini ibuku sedang sakit keras di perantauan, dan ayahku tak punya sepeser uang untuk membiayai ibu. Aku di sini hanya bisa berusaha mengumpulkan selembar demi selembar uang untuk membantu keluargaku di sana. Aku bersabar… tapi kesabaranku ini ada batasnya karena aku manusia, sobat! Aku berusaha untuk tidak mengeluh akan semua cobaan-cobaan yang datang menghantuiku, tapi kini aku tak kuat lagi untuk tidak berkeluh kesah. Cobaan ini sangat berat, sobat!!


Dia terdiam sejenak sambil memandang bulatnya bulan purnama dari jendela kamar kos sederhanaku ini kemudian melanjutkan kata-katanya,


“Sobat, tolong tunjukkan bagaimana caraku untuk selalu bersyukur atas rahmat dan nikmat-Nya walaupun aku sedang didera cobaan-cobaan seperti ini! Aku tak mau menjadi hamba-Nya yang kufur,”


Aku teridam sesaat dan tak tahu harus menjawab apa karena aku akui bahwa aku juga manusia biasa yang selalu bodoh dan hina di hadapan-Nya, aku hanyalah seorang makhluknya yang tak terlalu dalam mengenal-Nya tapi aku hanya bisa berkata pada sobatku tersebut,


“Sobatku, aku ini bukan seseorang yang sangat mengenal Rabb-ku, aku ini sealu merasa kurang dan kurang dan aku juga masih berusaha mencari cara untuk megnenal-Nya lebih dekat… aku hanya bisa meyarankanmu untuk berjalan menyusuri jalanan, kemudian perhatikanlah setiap kejadian yang kau lihat dan maknailah, maka insyaAllah kau akan menemukan cara mensyukuri nikmat Allah yang tak ada bandingannya itu,”


“Ketika kau susuri jalanan itu, maka kau akan menemukan banyak hal. Kau akan melihat mobil-mobil mewah lalu lalang di jalan raya, kau akan melihat mall dan pusat perbelanjaan yang mewah, kau akan melihat wanita-wanita cantik serta pria-pria necis bergandengan tangan atau makan di restoran siap saji dan harganya mahal. Kau juga akan melihat pengemis, pengamen, dan gelandangan yang berkeliaran di bawah terik matahari. Kau akan melihat para kuli bangunan dan buruh-buruh bersusah payah mengangkat barang-barang berat dan masih banyak hal yang akan kau lihat, sobat. Renugilah itu sobat! Mudah-mudahan kau akan menemukan cara bersuyukur atas nikmat-Nya”

0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang