Sunday 24 April 2011

HIDUP INI INDAH

(terinspirasi dari puisi Ilya Abu Madi yang berjudul لم تشتكى)







”Kenapa sih hidupku tak seberuntung dia? Sepertinya hidupnya sangat enak, gak ada tugas, uang selalu ada, badan sehat-sehat aja, bisa pergi dan beli bermacam-macam barang yang bagus-bagus. Kapan aku sebahagia dia? Kapan aku beruntung seperti dia? Argghtt... aku adalah orang termalang di dunia ini!!!”

Teman...
Pernahkah kalian merasakan hal seperti ilustrasi di atas? Kalau aku sih, jujur aja, pernah ngerasain hal seperti itu. Apalagi setelah aku kehilangan STNK dan kehabisan duit bulanan. Aku dibuat pusing oleh itu semua. Ketika aku melirik ke seorang temanku, aku dapati dia selalu bahagia tanpa beban. Makannya enak dan gak perlu banting tulang, uang kirimannya gak pernah habis. Kalau pergi ke mall selalu belanja perak-pernik yang lucu khas cewek-cewek. Bajunya bagus-bagus. Laptopnya keren, pacarnya tajir mampus dan lain sebagainya.

Jujur...aku jadi sedih dan sempat berpikir bahwa hidupku gak bahagia karena selalu didatangi musibah dan cobaan yang silih berganti. Hmm... berasa bahwa aku adalah pelanggan tetap sang musibah. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Sudah uang bulanan habis, tugas banyak, dan STNK hilang pula.

Suatu malam aku, yang sedang gundah gulana, beranjak keluar kamar kos dan duduk di atas atap memandangi hamparan bintang di langit sambil merana dan menangisi musibah-musibah yang silih berganti menghampiriku tanpa bosan.
Aku pandangi langit dan bintang-bintang itu tanpa jemu. Indah... Indah nian mereka...bagaikan kumpulan mutiara putih yang menyebar di atas sehelai sutra hitam. Tiba-tiba, aku ingat beberapa bait syair Ilya Abul Madi yang berjudul لم تشتكى

Intinya syair itu menjelaskan bahwa kita jangan merasa miskin dan tidak punya apa-apa karena semua benda di bumi dan di langit adalah milik kita. Asalkan kita, sebagai makhluk yang tinggal di bumi ini, harus menjaga dan melestarikan bumi.

Bait-bait syair itu membuatku tambah merenung dan menyesali pendapat hatiku yang mengatakan bahwa hidupku ini menyedihkan dan tak seberuntung orang lain.

Seandainya kita berpikir dalam, maka kita akan mengetahui hikmah dari segala sesuatu yang kita alami. Segala kebaikan mempunyai hikmah tersendiri dan segala keburukan yang menimpa kita juga memiliki hikmah tersendiri. Ketika kita dilimpahi kebaikan oleh Allah, maka hikmahnya adalah rasa syukur dan pembuktian atas keagungan kekuatan Allah. Jika kita ditimpa keburukan, bukan berarti kita adalah manusia yang paling malang atau yang paling sial. Akan tetapi keburukan itu akan menjadi sebuah pelajaran diri untuk masa yang akan datang dan akan menjadi sesuatu yang indah untuk dikenang.


Mungkin saat ini kita belum menemukan hikmah yang tersembunyi itu tapi suatu saat hikmah itu pasti akan kita temukan. Percayalah bahwa hidup ini indah dengan segala kebaikan dan keburukannya karena hidup akan menjadi sesuatu yang indah untuk dikenang.

Hidup seperti buah mangga mentah yang dimasukkan ke dalam tumpukan beras agar menjadi matang, pertama-tama pahit dan setelah mengalami proses yang panjang, mangga itu menjadi manis... manis sekali...






4 komentar:

  1. analisis semiotik dengan beberapa modifikasi...^o^

    Ilmu memang harus dipraktekkan yaa Uni...
    hehehe...

    ReplyDelete
  2. yup, ibu pakar semiotik haha

    ReplyDelete
  3. Bagus Informasinya gan, bikin lagi yang lebih keren.

    ReplyDelete

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang