Tuesday 14 January 2014

Jadikan Motivasi

Sudah 10 hari tidak menulis di blog. Tiba-tiba saja, saya sudah bersibuk ria kembali mengejar mimpi dan harapan. Awal tahun kali ini, dimulai dengan kesibukkan apply beasiswa. Oleh karena beasiswa pakai surat rekomendasi dosen, jadilah saya kembali ke alam saya, alam Jogjakarta. Nggak mungkin kan minta rekomendsi lewat sms dan e-mail. Agak-agak kena homesick sih karena kelamaan pulang ke rumah kemaren. Kalau di rumah, makan dan keperluan gak usah dipikirkan. Nah kalau di sini, ya harus memikirkan sendiri cara untuk hidup. Jalannya ya bekerja lagi seperti dulu. Kerja apa saja yang penting halal demi dapat beasiswa melanjutkan studi. Ini di Jogjakarta! Jadi nggak ada kata gengsi untuk bekerja. Inilah salah satu yang saya sukai dari kota ini. Mahasiswa seterkenal apapun kampusnya tetap tidak gengsi untuk bekerja. Masyarakatnya juga tidak suka mencemooh mahasiswa yang bekerja. Mereka malah menyemangati dan memuji sehingga kami lebih bersemangat untuk mengejar mimpi. That's why I love this City very much.

Kembali lagi ke topik pertama yaitu berburu surat rekomendasi dosen. Berhubung beasiswa kali ini adalah beasiswa luar negeri, kami (saya dan Eva) memutuskan untuk meminta surat rekomendasi dari dosen-dosen yang sudah bergelar Profesor dan Doktor. Awalnya, saya agak takut dan grogi. Kalau sudah terjangkit virus grogi akut, saya bakal melakukan hal-hal ceroboh. Dari mulai menjatuhkan map hingga menabrak meja. Sebenarnya takut saja jika beliau-beliau tidak 'welcome'. Hari pertama mengadu nasib, alhamdulillah ternyata dimudahkan. Berhubung kami belum mengisi formulir, maka kami membuat janji bertemu hari Ahad pagi di rumah beliau. Ternyata di hari H, kami terlambat datang karena beliau sudah pergi menghadiri sebuah acara. Sore hari, kami datang lagi ke sana. Namun beliau sedang istirahat. Langsung saja merasa tak enak hati karena kami terlambat datang. Akhirnya hari Senin pagi, kami datang keruangan dosen yang lain. Dan ternyata beliau sedang ada rapat. Akhirnya kami menunggu hingga selesai rapat. Walhasil, setelah diberi beberapa nasehat, kami mendapatkan tanda tangan beliau. Beliau sangat berharap agar kami berhasil mendapatkan beasiswa itu.

Setelah pamit, kami kembali ke ruangan dosen yang tidak jadi kami temui kemaren. Awalnya takut dimarahi karena telat datang. Saat masuk ruangan, malah beliau yang minta maaf karena kemaren harus pergi menghadiri acara. Dan kami mendapat satu 'bonus' dosen lagi, seorang profesor dalam bidang Sastra. OMG! I'am his fans! Beliau adalah dosen yang meperkenalkan saya pada Dante, sang maestro pencipta La Divina Comedia, dalam waktu 10 menit saja. Setelah itu, beliau tidak mengajar kami karena menjadi atase pendidikan di Mesir. Seperti biasa. sebelum meminta tanda tangan, beliau berdua membuka obrolan ringan menanyakan kabar dan seputar beasiswa. Beliau-beliau tampak interested sekali saat kami mengajukan beasiswa tersebut. Sekali lagi, Beliau-beliau sangat berharap kami bisa mendapatkan beasiswa tersebut. Baiklah! Jadi ada tiga orang dosen yang sangat berharap. Saat kami melangkahkan kaki ke luar ruangan, salah seorang dari beliau berkata' "Kalau sudah sampai di sana, jangan lupa kirim e-mail ke saya, nanti saya jenguk berdua dengan Pak Syamsul". 

Cesss! Saya terharu sekaligus terbebani. Harapan mereka tampaknya besar sekali. Saya takut mengecewakan beliau bertiga. Saya takut mengecewakan alamamater saya. Namun, saya berpikir kembali. Kenapa harus terbebani. Semestinya saya menjadikan harapan ini menjadi motivasi saya. Saya harus tetap optimis. Saya harus memperbanyak usaha dan tentu saja doa saya. Baiklah. Saya akan menjadikan harapan ini sebagai motivasi bukan sebagai beban.
   

0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang