Monday 19 May 2014

Terima Kasih Untuk Kalian

Saat saya kanak-kanak, ulang tahun adalah sesuatu yang sangat istimewa. Di satu hari dalam setahun itu, saya akan mendapatkan banyak kado berupa baju, boneka, atau bahkan mobil-mobilan. Mama biasanya membuatkan saya sebuah kue tart dengan krem warna-warni dan hiasan patung badut atau puteri. Teman-teman dan sanak saudara, bahkan yang dari luar kota, datang ke acara ulang tahun saya. Bahkan Angku dan Andung, tetangga sebelah rumah, juga datang sambil meneteng boneka panda yang besar.


Saat dewasa, ulang tahun tak lagi terasa istimewa. Terkadang malah saya lupa. Lagian untuk apa berhura-hura merayakannya? Saya pikir lebih baik merenung intropeksi diri dan berdoa semoga umur yang bertambah akan lebih barokah. Itu saja cukup bagi saya. Namun, saya sangat menghargai orang-rang sekitar saya yang mengingat hari istimewa saya. Saya katakan hari istimewa karena hari itu saya diberi kesempatan untuk lahir ke dunia walau konon katanya seorang bayi sebetulnya menyesal telah dilahirkan. Namun, ini sudah jadi takdir Illahi. Setidaknya di dunia ini saya tidak sendiri. Saya bertemu dengan orang-orang yang mencintai dan menyayangi saya dari keluarga hingga sahabat-sahabat saya.

Tahun ini. Umur saya tak lagi remaja. Dua puluh enam tahun. Dan saya belum bisa menjadi seorang yang berguna bagi keluarga, sahabat, apalagi bagi nusa, bangsa, dan agama. Labih nahasnya lagi kontrak hidup saya juga berkurang setahun. Ini membuat saya risau  dan sedih. Di umur segini dengan kontrak hidup makin berkurang, saya belum bisa menjadi orang yang berguna. Namun risau saya lenyap dengan doa-doa dari keluarga dan juga sahabat-sahabat saya. Ya. Terima kasih untuk kalian yang mendoakan saya agar kedepannya saya mendapatkan apa yang saya cita-citakan dan dambakan. Saya sangat bersyukur pada Tuhan karena memiliki kalian. Sekali lagi terima kasih untuk doa dan beberapa bingkisan.


Terima kasih untuk keluarga dan krucil-krucil usil, Ulfa Adib, Chaca, dan Calysta yang menyanyikan lagu "Happy Birthday To You" saat saya duduk sendirian dalam Bus Trans Jogja tanpa cahaya yang berjalan lamban karena macet malam mingguan Terima kasih untuk teman kecil saya, Monika, dan teman-temannya yang menjadi teman saya juga, Rizal dan Mbak Kirz. Terima kasih juga buat Aishi, Eva dan Mbak Yayun. Terima kasih untuk kalian yang tak mungkin satu persatu saya sebutkan. Dan tentu saja, terima kasih untuk PARAM yang selalu gagal merencanakan pesta kejutan. Tapi tak apa, saya sangat menghargai "pengorbanan" kalian. Terima kasih tetap mengingatkan hari istimewa saya di sela kesibukan. Semoga kelak saya menjadi orang yang berguna bagi keluarga, nusa bangsa, dan yang terutama agama. Amiin.

2 komentar:

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang