Monday 12 May 2014

Beruntung atau Bersungguh-sungguh?

Hi there!
Ternyata sudah masuk tengah bulan Mei dan blog ini pun semakin jarang disentuh. Entah kenapa, rasanya tak ada waktu lagi untuk menuliskan hayalan atau sekedar mencorat-coret page blog ini. Mungkin akhir-akhir ini, saya lagi senang nonton film dan menerjemahkan puisi ditambah mengurus surat-surat aplikasi S2. Akhirnya hari ini saya sempatkan mencoba menulis lagi.

Teman saya bilang, saya bukanlah orang yang beruntung. Tahun lalu, dengan segenap jiwa saya mengurus perlengkapan aplikasi beasiswa S2 yang diadakan DIKTI, namun saya tidak lulus. Hal ini berbanding terbalik dengan salah satu teman saya yang menyiapkan aplikasi seadanya dan ternyata lulus S2 dan mendapat beasiswa. Kata teman saya, saya bukanlah orang yang beruntung. Namun, saya tidak pernah menyesali dan mengutuk Tuhan karena menciptakan saya sebagai orang yang tidak beruntung. Saya yakin semua ada hikmahnya. 

Hikmah yang saya rasakan adalah kebersamaan dengan keluarga terutama papa. Bayangkan kalau tahun lalu saya lulus S2! Tampaknya saya tidak akan pernah menghabiskan waktu agak lama bersama keluarga karena selama ini, sejak menamatkan sekolah dasar hingga kini, saya selalu berkelana meninggalkan rumah. Setidaknya saya bisa berbakti pada kedua orang tua dan bertengkar dengan adik perempuan saya satu-satunya atau bermain dengan sepupu-sepupu kecil saya. Hikmah lainnya adalah saya diberi keberanian lebih untuk bermimpi melanjutkan pendidikan ke belahan bumi lainnya. Dulu, saya tidak berani untuk mencoba apply beasiswa ke luar negeri. Entah kenapa sejak mengunjungi negeri tetangga (lagi-lagi ini hikmah karena tidak lulus S2 tahun lalu), saya ingin melangkahkan kaki lebih dan lebih jauh. Salah seorang teman saya terheran-heran dan berkomentar, "Ngapain apply ke luar banyak-banyak, Nta? Palingan gak lulus," Saya hanya bisa tersenyum. Yang penting saya mencoba. Setidaknya langkah pertama telah terlewati saat kita telah mencoba.

Kembali ke topik semula. Saya lebih memilih untuk menjadi orang yang bersungguh-sungguh daripada orang yang beruntung karena manusia tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sebelum mereka merasakan kesedihan. Begitu juga dengan keberuntungan. Orang yang selalu beruntung tidak pernah merasakan nikmat hidup karena mereka tidak pernah bersungguh-sungguh mendapatkan apa yang mereka dambakan. Semua yang mereka inginkan, mereka dapatkan dengan cuma-cuma hingga pada akhirnya mereka pasti kebosanan. Jadi, saya lebih memilih untuk menjadi orang yang bersungguh-sungguh daripada beruntung. Tak masalah jika dibilang bukan orang beruntung. Saya hanya tersenyum simpul saja.

1 komentar:

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang