Friday 22 March 2013

Ibu Versus Ibu

Masih ingatkah tentang seorang anak yang melaporkan ibunya ke polisi atas tuduhan pencurian pohon Bayur? Tentu saja masih. Berita ini memang masih hangat dan fresh. Tidak hanya berita di televisi, di sini, di sekitar lingkungan tempat saya tinggal, kejadian serupa tapi tak sama pun terjadi. Si anak dengan seenaknya membentak sang ibu dengan kata-kata kasar yang tidak sepantasnya digunakan pada seseorang yang lebih tua apalagi untuk ibu. Ah! Dalam benak saya, saat itu, langsung dipenuhi oleh banyak pertanyaan. 

Apakah sang anak tidak ingat saat ia masih menjadi bayi yang tidak bisa melakukan apa-apa? Apakah ia telah lupa belaian lembut sang ibu, kehangatan pelukan ibu, dan tentu saja kasih sang ibu yang luar biasa itu? Apa sih yang ada di pikirannya? Sembilan bulan sepuluh hari ibu mengandung lalu mempertaruhkan nyawa, merawat buah hati terkasihnya hingga tumbuh dewasa dan mengerti tentang dunia. Apa salah jika, sang ibu hanya menginginkan sebatang pohon Bayur untuk menyanggah rumahnya yang reyot? Pantaskah berbuat seperti itu? Hanya pohon Bayur seharga dua ratus ribu. Saya kira, itu tidak sebanding dengan harga nyawa ibu ketika mempertaruhkan nyawa ketika melahirkan seorang bayi mungil tanpa dosa. Selama tinggal di rahimnya pun, ibu tidak pernah meminta uang sewa bukan? Ia hanya menginginkan anaknya lahir dan diberi kesehatan. Ia hanya mengharapkan anaknya menjadi anak saleh dan salehah agar dapat mendoakannya ketika ia menghadap pada sang Illahi satu saat nanti.

Parahnya lagi, si anak tersebut juga merupakan seorang ibu yang tentu saja telah merasakan hal yang sama.  Bagaimanapun, mereka telah merasakan bagaimana sakitnya mempertaruhkan nyawa saat melahirkan atau bagaimana repotnya mengurus anak-anak. Bagaimana mungkin mereka tega berbuat seperti itu pada ibu? Apakah mereka tidak pernah berpikir betapa sakitnya jika anak-anak mereka berbuat seperti itu pada mereka kelak? Itu masih menjadi pertanyaan besar di benak ini. Mungkin saja mereka sedang khilaf.  Yah... namanya juga manusia. Tempatnya salah dan lupa. Semoga suatu saat mereka sadar dan semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat tersebut. Amiin

0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang