Saturday 22 June 2013

Semiotika Cinta

Cinta itu bak puisi yang harus diteliti dengan teori semiotik karena cinta disampaikan secara tidak langsung bahkan mungkin menggunakan simbol dan isyarat yang tak mudah untuk dimaknai. Cinta itu penuh penggantian arti, penciptaan arti, bahkan penyimpangan arti. Ambiguitas, metafora, alegori, metonimi, bahkan kontradiksi. Yang ada di depan mata, mungkin saja bukan cinta, namun yang ada di hati, siapa yang mengetahui. 

Cinta itu perlu kau baca seperti membaca puisi dengan bacaan heuristik atau pun hermeneutik. Bacalah secara heuristik, sesuai dengan kenyataan yang ada. Lalu lanjutkanlah dengan bacaan hermeneutik agar kau tahu kesungguhan cinta itu. Hanya cinta sesaatkah atau memang cinta sejati nan hakiki.

Carilah matriks tersembunyi dalam potongan-potongan cinta itu agar kau dapat menafsirkannya. Dalam cinta, matriks itu selalu ada. Dia nyata, namun tak kasat mata. Terkepung di antara beribu tanda-tanda. Kau perlu kejelian untuk menemukannya.

Untuk membuktikan kesungguhan cinta. Kau mungkin bisa mencari hipogramnya, alasan-alasan mengapa cinta memilihmu. Hipogram kadang tidak terkeksplisitkan dalam tindakan. Kau harus mengabstraksikan dari tanda-tanda yang ada.

Ah! Semua ini hanya teori yang mungkin belum bisa dipertanggungjawabkan. Apapun teori dan metodenya, Cinta pasti akan menemukan jalannya.




2 komentar:

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang