Friday 21 June 2013

Rindu Jatuh Cinta

Jatuh cinta itu mungkin menyenangkan, namun terkadang pula menyakitkan. Dan aku pernah merasakan sakitnya jatuh cinta. Dia dekat dan nyata, namun aku tak mampu berkata-kata. Raga mungkin saja dekat, namun hati siapa yang tahu. Aku hanya mampu memikirkannya atau hanya sekedar memandangnya dari jarak yang tak seberapa. Setiap hari hanya berharap semoga dia punya rasa yang sama. Setiap hari hanya berangan-angan menjalin masa-masa bersamanya. Sakit bukan memendam rasa terlalu dalam dan terlalu lama?

 Ah... apalah daya. Ini salahhku jua. Aku bahkan tak punya setitik keberanian untuk mengungkapkan, apalagi sebelangga. Akhirnya, dia benar-benara pergi begitu saja. Tanpa pamit bahkan tanpa meninggalkan sepatah kata. Dan yang terjadi selanjutnya adalah aku tidak ingin merasakan cinta. Siang malam kuingkari semua rasa. Berhari-hari aku berlari meninggalkan cinta jauh di belakangku. Kututp dan kukunci rapat hati ini bak benteng perang nan kusam dan penuh aroma kematian agar tak sepotong cinta pun datang menghampiri.

Aku bebas! Aku tak akan pernah tersakiti oleh cinta! Aku bersorak riang mendeklarasikan kemerdekaanku atas jajahan cinta. Aku tak perlu lagi menangis dan meratap menahan sesak di dada. Bahkan tak ada lagi debaran jantung saat berpapasan dengan seseorang yang menawarkan cinta. Semuanya kulalui dan kutinggalkan. Aku tak mau lagi menoleh pada cinta. Untuk apa mencintai jika akhirnya harus tersakiti? Lebih baik begini. Sendiri tanpa harus tersakiti.

Namun, sang maha cinta tetap berkuasa. Ia luruhkan kebencian yang tertanam dalam ini. Dengan mudah saja bak membalikkan telapak tangan, Ia ciptakan sepotong kecil kerinduan. Kerinduan untuk jatuh cinta kembali. Ya. Rindu jatuh cinta. Benar saja! Aku merindukan debaran-debaran jantung saat aku berpapasan dengan cinta, bahkan aku mungkin merindukan rasa sakit karena harus menahan gejolak cinta yang kurasa.

Mungkin memang kini saatnya aku merobohkan benteng hatiku nan dingin dan kelam. Mungkin memang kini saatnya kubangun rumah mungil penuh cinta di lahan hatiku. Ya. Mungkin memang ini saatnya menghapus semua kebencian dan saatnya berdamai dengan cinta. Jika akhirnya tersakiti lagi, aku yakin bahwa aku siap untuk bangkit kembali dan menemukan cinta yang lainnya. Aku harus tersadar bahwa tidak semua cinta itu menyakitkan...


0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang