Thursday 16 May 2013

Kalau Jodoh, Tak Kemana

Meja kerja Razsya tampak masih berantakan. Kertas berserakan dan laptop belum dimatikan. Razsya berdiri beberapa centi dari meja kerja itu. Ia tampak termenung sambil melihat-lihat keramaian kota dari kaca jendela besar di ruangannya. Tiba-tiba pandangan Razsya terpaku pada sebuah gedung serbaguna di pojokan jalan. Di depan gedung itu berjejer beberapa banner dan spanduk yang melambai-lambai ditiup angin. Razsya kembali ke meja kerjanya untuk mengambil kacamata yang tertinggal di atas keyboard laptop yang terbuka lebar. Di sana. Di gedung serba guna itu, sedang diadakan acara book fair setiap tiga bulan sekali. Razsya tersenyum senang. Ia melirik jam tangan di balik kemejanya. Jam dua belas. Waktu yang tepat sekali. Buru-buru ia keluar dari ruangannya dan melesat masuk ke dalam elevator. Ia tak sempat menyapa kembali sekretarisnya yang tadi sempat tersenyum dan menyapanya.

Di bawah teriknya mentari, Razsya berjalan kaki menuju gedung serbaguna yang dipenuhi kerumunan manusia. Ia mempercepat langkahnya tak sabaran sambil menyiulkan lagu Accidentally in Love yang menjadi soundtrack salah satu sekuel film Shrek. Ia berharap gadis berkepang dua penjual jagung manis itu masih ada di jejeran food court acara book fair tersebut. Pertama kali, Razsya melihat gadis itu dua tahun yang lalu pada saat acara book fair seperti kali ini.

Hari itu, tanpa disengaja, pada jam istirahat kantor, Razsya pergi ke gedung itu untuk membeli beberapa buku cerita anak-anak untuk keponakannya yang akan berulang tahun. Setelah puas berbelanja, ia masuk ke  arena food court dan menemukan sebuah booth makanan yang tampak berbeda daripada booth yang lain. Ukuran booth itu tampak lebih mungil dan terselip di antara booth lain yang berukuran lebih besar Razsya mendekati booth itu. Seorang gadis manis berkepang dua menyambutnya dan menawarkan beberapa pilihan rasa. Tanpa berpikir panjang, ia langsung memesan satu cup besar jagung manis kukus rasa keju.

Dengan cekatan, gadis itu membuka tutup panci dan menyendokkan bulir-bulir jagung yang telah tanak. Secepat kilat jagung itu telah berpindah tempat ke dalam wadah plastik kecil seukuran air mineral gelas. Gadis itu memasukkan sesendok kecil margarin dan keju parut lalu menuangkan kremer. Ia mengulangi hal yang sama untuk kedua kali. Setelah itu, ia menyerahkan cup tersebut sambil mengucapkan terima kasih dan berharap agar Razsya datang kembali untuk membeli dagangannya. Dan kata-kata itu tampanya bukan hanya harapan si gadis berkepang dua. Setiap hari, selama event berlansung, Razsya selalu kembali membeli jagung manis kukus si gadis berkepang. Jika event itu belum berlangsung, ia hanya dapat menatap gedung serbaguna dari balik kaca jendela kantornya berharap event tiga bulanan itu segera diadakan kembali. Entah kenapa... mungkin Razsya jatuh hati pada gadis berkepang dua itu. Terutama senyumannya yang manis.

Setelah sampai di gedung serbaguna itu, Razsya langsung menuju arena food court. Ia lega karena booth kecil itu masih ada dan tetap terselip di antara booth yang lain. Segera ia menghampiri booth itu. Ternyata, kali ini, si penjual jagung manis bukan lagi gadis berkepang dua. Ia ingin segera membalikkan badan menyimpan rasa kecewa, tapi ia urungakan niatnya karena melihat si penjual terlanjur menyapa dan menawarkan menu padanya. Raszya memesan satu cup besar jagung manis dengan rasa keju. Ia tak berselera memperhatikan gerak-gerik tangan si penjual tersebut. Setelah menerima pesanannya, Raszya menyerahkan selembar uang lima ribu dan langsung berlalu masuk ke dalam ruang exhibition dan masuk ke dalam salah satu ruang yang dipenuhi kerumunan orang yang datang untuk hadir dalam bedah buku. Razsya membaca judul buku itu. Kalau Jodoh Tak Lari Kemana. Razsya tersenyum sinis membaca judul buku itu. Namun, ia tetap masuk ke dalam, membeli satu eksemplar buku 'Jodoh Tak Lari Kemana', dan duduk di kursi paling depan. Saat itu pula, ia melihat gadis berkepang dua duduk di podium sambil sesekali menjawab pertanyaan dari moderator. Razsya heran dan bertanya pada seorang gadis ABG yang duduk di sebelahnya. "Mas ini bagaimana sih? Itu kan mbak Nuansa Salsabila. Penulis buku yang Mas pegang itu," Jawaban gadis ABG itu menohok dirinya. Razsya hanya diam dan memandangi gadi itu dari tempat duduknya.

Sang moderator bertanya pada si gadis berkepang dua tentang inspirasi tulisan tersebut. Dengan malu-malu, gadis berkepang dua berkata,
"Saya terisnpirasi dengan seorang lelaki muda berkacamata yang selalu datang ke booth jagung manis saya setiap event book fair ini berlangsung,"
Tiba-tiba Razsya speechless....

#menulis kilat dan hasilnya ngawur plus seadanya. Selamat makan!!!!!

0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang