Sunday 3 February 2013

Selayang Pandang

Jika mendengar kata-kata 'film India' atau yang lebih kita kenal dengan kata Bollywood, kebanyakan masyarakat kita pasti akan mengecap film India itu kampungan dan tidak menarik. Ada juga yang mengaggap bahwa film India itu norak dan isinya menangis, menyanyi sambil muterin pohon, atau hujan-hujanan sambil ngembangin selendang. Jujur, dulu saya tidak tertarik dengan film India karena alasan di atas. Namun, seiring perjalanannya waktu, konsep film India akhir-akhir ini berubah. Film India tidak lagi tentang kisah cinta yang romantis dan terkesan cengeng. Terlepas dari itu semua, mari kita mengintip selayang pandang tentang film India. 

Dalam penggunaan bahasa, film India terbagi menjadi tiga, yaitu film berbahasa Hindi, Telugu, dan Tamil. Sebenarnya bukan semua film India itu bisa disebut Bollywood. Bollywood itu sebenarnya adalah sebutan untuk industri perfilman yang terletak di Mumbai khusus film yang menggunakan bahasa Hindi. Tapi, film India non-Bollywood tidak kalah dengan film-film Bollywood. Salah satu contohnya adalah film "Oh My Friend". Film ini adalah film India berbahasa Telugu. Tema yang diangkat segar dan tidak biasa. Film ini tentang persahabatan antara seorang lelaki dan perempuan. Yang tidak biasa adalah, si kedua tokoh tidak saling jatuh cinta seperti jalan cerita film-film yang ada saat ini. Masyarakat (termasuk kekasih-kekasih mereka) di sekitar mereka berpikir bahwa tidak akan ada persahabatan yang murni tanpa embel-embel cinta, namun dua tokoh ini jatuh bangun membuktikan bahwa persahabatan mereka murni persahabatan tanpa rasa cinta sebagai sepasang kekasih. Intinya best friend forever.

Jika dulu film India temanya hanya kisah percintaan dan terkesan cengeng, sekarang tema film India lebih beragam dan tidak mebosankan. Kisah cinta memang masih ada dalam setiap film, tapi dikemas dengan sedemikian rupa. Salah satunya film "Ghajini". Ini film favorit saya. Film ini sangat berkesan bagi saya. Mungkin, melalui film ini si sutradara ingin menyampaikan tentang definisi romantisme. Romantis itu tidak hanya ditunjukkan dengan rayuan atau sentuhan. Romantis itu ya seperti Sanjay Singhania dan Kalpana (dua tokoh dalam film Ghajini). Selain tema cinta, film India banyak mengusung tema-tema sosial. Misalkan film "My Name is Khan", "New York", dan "Kurbaan". Tiga film ini mengangkat tema tentang respon masyarakat Islam dan non-Islam atas peristiwa 11 September 2004. Selain itu, ada juga film yang mengangkat tentang pendidikan, anak-anak, dan difabel. Contohnya saja "3 Idiots", "Udhan", "Barfi!" dan "Taare Zamaan Par". Ada juga film yang mengangkat kritik sosial dan politik, contohnya film "Rangde Basanti", "English Vinglish", "Slumdog Milionaire", "Ek Tha Tiger", dan "Swades". Film tentang drama keluarganya juga bagus-bagus. Sebut saja "We are Family, "Yuvraaj", dan "Paa".

Saya pribadi tertarik menonton film India karena film-film India ini karena tema yang diangkat sangat menarik, tidak pasaran, dan tidak membosankan. Dan yang pasti, film India itu menarik untuk diteliti dengan berbagai teori kritik sastra *Coba ada lembaga yang menampung penelitian tentang sastra. Dan melalui tulisan ini, saya ingin menyampaikan bahwa jangan underestimate dulu saat mendengar kata 'film India'.

0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang