Friday 15 August 2014

Lebaran Istimewa

Alhamdulillah. Syukur pada-Mu kupanjatkan beratus-ratus kali lipat untuk karunia yang kau berikan pada lebaran tahun ini. Mungkin ini adalah Lebaran paling istimewa yang pernah saya rasakan. Biasanya di lebaran yang lalu-lalu kami tak dapat merayakan Lebaran sewajarnya seperti yang dirayakan kebanyakan orang. Di saat orang-orang membeli pakaian baru dan kue lebaran, kami berkutat dengan adonan kue kering. Saat orang-orang berkeliling kota menikmati malam takbiran, beberes rumah bahkan masak rendang dan opor ayam, kami berjibaku dengan waktu melayani pelanggan yang mengambil pesanan kue lebaran mereka. Di saat hari lebaran tiba, kami tergesa-gesa beberes dan pergi ke mesjid untuk sholat, silaturahmi dan tidur sepanjang hari. Balas dendam karena kurang tidur beberapa hari sebelum Lebaran.

Kali ini, lebaran begitu istimewa buat kami. Kami bisa berkumpul sekeluarga tanpa ada gangguan dari pelanggan yang tiba-tiba muncul dan memohon-mohon untuk dibuatkan ke basah. Yap! entah dapat ide dari mana, Mama tiba-tiba mengajak kami pergi libur ke ibu kota negara. Para pelanggan diminta menjemput pesanan empat hari sebelum hari sebelum Lebaran.

Petualangan dimulai di sebuah mobil Xenia warna telur asin. Berangkat dari padang menuju ibu kota negara. Beberapa kali kami berhenti di pasar tumpah yang menjual takjil bahkan tak jarang singgah ke Mesjid-mesjid dan SPBU untuk mandi atau sekedar tidur. Kami juga sempat singgah di Linggau untuk silaturahmi ke saudara kami, Om Pendi. Om Pendi ini dulu adalah anak kos yang tinggal di rumah kami saat Mbah Kakung masih ada. Sudah berpuluh tahun mungkin ya tetapi silaturahmi tetap terjalin. Setelah sahur, kami melanjutkan perjalanan. Dan perjalanan kali ini serasa cepat sekali. Maklum, yang nyetir mobil adalah sopir lintas Sumatera berpengalaman yang tak lain dan tak bukan adalah adik mama *Piss Om.

Akhirnya sampailah ke ibu kota negara yang tumben-tumbennya sunyi senyap dan gak macet. Kami memutuskan menginap di salah satu rumah adik papa yang sedang mudik ke Magelang. Nyaman sekali rasanya menikmati waktu dan kesempatan tanpa suara mixer, tanpa deru Boss, tanpa aroma kue yang meliuk-liuk di hidung, tanpa alunan suara pelanggan yang tak sabaran, bahkan tanpa mentega yang belepotan di tangan.

Lebaran istimewa. itulah saya menamainya. Lebaran yang normal dan proposional. Malam takbiran, kami bisa beberes, buat es buah, dan masak masakan khas Lebaran. Keesokan hari, kami shalat di lapangan dalam komplek tanpa haru buru-buru beberesan. Setelah itu, tak ada lagi acara tidur balas dendam seperti tahun-tahun yang lalu. alhamdulillah. Segala puji bagi-Mu Ya Allah.

*setelah berhari-hari tak mengisi blog

0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang