Monday 2 June 2014

My Little Sister

Saya punya seorang adik perempuan saja. Anaknya manja, agak pencemburu, dan malas membersihkan kamar tidur. Selama kurang lebih 10 tahun saya merantau, ketika satu bulan saya habiskan untuk liburan di rumah, setiap itulah saya harus berteriak-teriak mengingatkannya untuk meletakkan pakaian kotornya dalam keranjang khusus kain kotor. Begitu juga dengan membersihkan kamar. Jika saya pulang liburan, adik saya bisa dua kali lipat tidak membersihkan tempat tidur. Lagi-lagi saya misuh-misuh sendiri sambil tetap merapikan kamar tidur yang kelak akan berantakan lagi saat dia kembali. Selain itu, sering kali ia menjadi amat pencemburu ketika kedua orang tua saya membelikan saya barang atau uang hingga, untuk menjaga perasaannya, sering kali saya menyembunyikan barang-barang tersebut atau menolak saat orang tua ingin membelikan saya.

Jujur, saya amat bahkan teramat jengkel dengan ulah dan sikapnya. Saat di rantau, saya harus kuliah dan bekerja untuk menambah uang jajan saya. Saat saya di rumah, saya juga tidak bisa refrshing. Tetap dengan tugas rutin saya. Dan parahnya tidak ada liburan. Padahal, setiap saya di rantau, adik dan keluarga sering kali pergi ke luar kota untuk bertamasya. Kadang kesal sendiri, tapi biarlah saya jalani saja. Toh, saya percaya bahwa bersakit-sakit dahulu baru bersenang-senang kemudian. Walau terkadang tak saya pungkiri, saya merasa jengkel dan iri.


Namun, setelah mendengar cerita teman saya yang adiknya mengancam bunuh diri karena tidak dibelikan BB, saya merasa lebih beruntung memiliki saudari seperti adik perempuan saya. Dia memang manja dan malas, namun dia bukan cabe-cabean, bahasa gaul yang akhir-akhir ini lagi ngehits. Dia tidak pernah ngumpul-ngumpul di cafe dengan mengenakan pakaian minim, dandan menor, serta nenteng-nenteng gadget paling update. Walau dia pencemburu kelas kakap, dia juga tidak pernah meminta gadget terupdate pada orang tua kami apalagi mengancam akan bunuh diri kalau tidak dibelikan. Walau dia malas membersihkan tempat tidur, namun ia tetap rajin belajar dan pintar. Untuk hal otak, saya akui adik saya jauh lebih unggul dari saya. Mungkin itulah kakak beradik. Berbeda seperti bunga dalam taman yang sama. Kakak tidak seutuhnya sempurna begitu pula si adik.

Oh Pepok! I miss you already!!

0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang