Wednesday 24 April 2013

Obrolan Tentang Wanita

Dan hari ini, saya tersadar bahwa sudah hampir sebulan tidak menjamah blog dan tidak juga menuangkan hayalan saya di depan layar Si Ijo. Memang agak sibuk mungkin ya. Walau sudah kuliah dan tidak bekerja formal (maksudnya masuk kantor), tapi masih banyak yang harus dikerjakan. Dari jaga lapak sweet corn, membantu teman-teman menerjemahkan naskah, ngurus penerbitan yang sedang ketar-ketir, dan juga ngurus S2. Ya. Rencananya saya mau lanjut sekolah. Mumpung masih muda dan mumpung otak masih kuat untuk dijejali ilmu-ilmu baru. Semoga saja, saya bisa lanjut kuliah. Saya ingin sekali menjadi dosen agar bisa berbagi ilmu. Semoga saja, kali ini saya bisa mendapatkan beasiswa itu. Amiin.

Diam-diam saya sudah memikirkan apa yang akan saya bahas dalam tesis saya. Saya ingin membahas pemikiran seorang penyair Arab tentang kedudukan wanita dalam pandangannya. Saya kagum dengan penyair tersebut. Apalagi dengan pemikirannya tentang perempuan. Dia memang out of the box dari stereotipe masyarakat yang berpendapat bahwa kewajiban wanita adalah mengurus anak dan rumah tangga. Padahal dia sendiri adalah seorang pria. Jarang-jarang para pria berpikir seperti itu. Ada sih tapi tidak banyak jumlahnya.

Menurut saya, mengurus rumah tangga dan merawat (mendidik dan membesarkan) anak bukanlah kewajiban pihak wanita saja. Tidak diwajibkan pun, wanita pasti punya naluri keibuan dalam dirinya. Hanya saja, sebaiknya ada kerjasama di antara dua belah pihak. Agar pihak perempuan tidak berprasangka bahwa dirinya adalah makhluk kelas dua yang notabene hanya sebagai pelengkap. Dan mungkin inilah yang menjadikan isu kesetaraan gender bangkit dan merambah ke dalam masyarakat kita.Kalau menurut saya, wanita itu harus cerdas, kuat, namun tetap penuh dengan kasih sayang. Wanita boleh saja lho sekolah tinggi-tinggi, agar nantinya ia cerdas dan mampu mendidik anak-anaknya. Bayangkan saja, kalau wanita masa kini tidak sekolah tinggi, bagaimana ia akan mendidik anak-anaknya di masa depan nanti. Tahu sendirilah! Zaman makin maju dan berkembang, begitu pun manusia pada saat itu, termasuk anak-anak kita kelak. Jadi, apapun pilihanmu, kau harus tanamkan pada dirimu bahwa wanita itu adalah makhluk mulia. Wanita itu sejatinya lebih kuat, hanya saja tertutupi dengan kelembutannya. Bangga menjadi seorang wanita!

0 komentar:

Post a Comment

 

Sate Padang Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang